Hurt

251 60 9
                                    

Langit tak lagi bersedih hari ini. Sang surya memancarkan sinar ultravioletnya. Aneka macam binatang nokturnal sudah kembali ke sarang untuk tidur.

Hana mengerang kecil karena merasa sesuatu mengganggu tidurnya. Ponselnya tak berhenti berdering sejak tadi. Dengan mengumpulkan seluruh nyawanya, Hana meraba nakas. Mengangkat telepon tanpa melihat nama penelepon terlebih dahulu.

Sebelum ia sempat mengumpat, bibirnya telah lebih dulu terkunci oleh sebuah suara bariton.

"Selamat pagi,putri tidur!" Katanya dengan nada ceria.

Tubuh Hana bagai disengat listrik berkekuatan 200 Volt. Ia langsung mengubah posisinya yang tadi telentang menjadi duduk tegak.

Hana masih terdiam. Jantungnya berpacu cepat bagai burung Peregrine Falcon.

"Hey, kau masih disana?" Suara itu mengagetkannyaㅡlagi. Tapi kali ini diliputi rasa cemas.

"O-oh,ya sunbae. Hehehehe." Hana mengangkat tujuhbelas syaraf di pipinya membentuk kurva lengkung. Taehyung sunbae meneleponnya!

Helaan nafas berat dari seberang memenuhi rongga pendengaran Hana. "Syukurlah,kau pergi sekolah dengan siapa hari ini Hana?" Tanya Taehyung.

"S-sendiri s-sunbae". Hana masih gugup.

"Hari ini biarkan aku yang mengantarmu. Aku ingin bertemu calon mertua. Hehehe" Taehyung menggoda Hana.

Hana kembali menegang mendengar penuturan Taehyung. "T-tidak usah sunbae. Aku tidak ingin menyusahkan sunbae." Hana menjawab dengan pipi semerah tomat.

"Aku tidak menerima penolakan. Pokoknya setengah jam lagi aku sampai. Aku tutup ya, Hana-ku."

Deg! Jantungnya berdegup lebih kencang lagi. Mungkin jika ia punya riwayat penyakit jantung,  penyakitnya sudah sampai stadium 4.

Taehyung memutuskan sambungan teleponnya sepihak. Hana terpaku. Ia menyandarkan vertebranya ke bedpost sambil memegang dada kirinya.Ia lalu beranjak ke kamar mandi sambil tersenyum-senyum sendiri.

Setelah berpakaian, ia menuju meja makan. Hanya ada sepotong roti. Ia mendesah kecewa tapi tetap memakan roti itu. Lumayan daripada tidak makan apa-apa.

Tidak lama kemudian, ia mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia melangkahkan tungkainya menuju pintu dan menemukan Taehyung dengan tampilan yang baru. Rambut cokelat! Hana lebih suka rambut sang senior yang sekarang. Terlihat lebih tampan.

"Ey, kau terpesona padaku ya? Hahaha" Taehyung menyombongkan diri.

Hana salah tingkah. Pipinya merona lagi. Semenjak bertemu Taehyung ia jadi sering merona.

Taehyung tersenyum seraya bertanya,"Dimana ibumu Hana-ya"?

"Umm, ibu sudah berangkat kerja sunbae." Jawab Hana sopan. Menutupi rasa gugupnya.

"Oh,yasudah. Apa kau sudah siap? Ayo kita berangkat!"

"Baiklah,sunbae."

Tiba-tiba Hana merasa metakarpalnya digenggam seseorang. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Kim Taehyung. Hana mendongak seperti bertanya apa ini? Taehyung hanya menunjukkan senyum kotaknya dan melenggang pergi dengan tautan mereka yang belum terlepas. Alhasil, Hana pun ikut tertarik sebelum ia sempat menetralkan jantungnya.

Mereka berjalan beriringan menuju sekolah. Di perjalanan, Taehyung banyak bercerita pada Hana. Ternyata ia orang yang supel! pikir Hana. Tidak terasa,mereka sudah sampai di sekolah. Murid-murid perempuan menatap horor tangan Hana yang bertautan dengan pujaan kaum hawa itu. Ia berusaha melepaskan tangannya tapi si pemuda menahannya. Ia pun pasrah sambil berjalan menundukkan kepalanya. Ia yakin setelah ini namanya akan ada di mading sekolah dengan judul 'Perempuan Gila yang Merebut Taehyung oppa' atau 'Handsome and the Beast'. Lalu akan jadi trending topic selama sebulan. Bulu kuduknya meremang. Selama ini ia hanyalah siswa biasa dan namanya tak pernah sekalipun ada di mading.

"Hana-ya" sebuah suara mengintrupsinya. Ia tersadar dari lamunannya. "Kau sudah sampai di depan kelasmu. Aku ke kelasku dulu ya. Bye, Hana" kata Taehyung ceria.

Hana tersenyum. Ia bahagia bisa dekat dengan pangeran sekolah.

Baru saja menginjakkan kaki di lantai keramik warna putih itu, sahabatnya berseru. "Hana-ya,kau tadi pergi bersama Taehyung oppa?"

"Iya,Seyeon" jawab Hana enteng.

"Kau berhutang penjelasan padaku ya Min Hana" kata Seyeon sambil megerucutkan bibirnya lucu.

Hana terkikik dan mencubit pipi gembul sahabat kesayangannya itu. "Baikalh Seyeon-ah,tapi nanti saja ya,aku belum mengerjakan tugas. Aku lihat punyamu ya. Hehhe" Hana memelas.

"Huft,baiklah. Ayo duduk dulu."

Seyeon adalah sahabat terbaik Hana. Mereka bersahabat sejak SMP. Sebenarnya ada satu lagi sahabat Hana. Tapi entah kemana ia sekarang.

Sedang sibuk berpikir, tiba-tiba teman laki-lakinya berseru "Hey, Jungkook dan Krystal berciuman di taman belakang!"

Seketika Hana lemas. Ia tidak tahu kenapa. Tapi ia tidak suka jika nama sahabatnya itu disebut berbarengan dengan nenek lampir.

Air matanya menggenang di pelupuk mata. Dadanya sakit. Ia ingin menyusul teman-teman lain yang sudah berlari ke taman demi mengabadikan momen langka itu. Tapi ia terpaku. Tidak tahu harus berbuat apa.

Somebody To You /j.j.kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang