Sunbae

353 74 15
                                    

       Ia mengusap kasar air mata yang menganak sungai di pipinya.

"Hana"?

Sebuah suara bariton mengagetkannya. Ia mendongak dan mendapati seorang Kim Taehyung,senior tampan pujaan kaum hawa di sekolahnya.

"Eoh,sunbae" lirih Hana.

"Kau bisa sakit jika pulang dengan keadaan seperti ini" Taehyung sedikit berteriak,menandingi suaranya dengan suara hujan.

Hana menetralkan nafasnya yang masih sesenggukan akibat menangisi seorang Jeon Jungkook. Ia bersyukur rintik hujan dapat mengaburkan air matanya.

" Aku tidak akan sakit sunbae. Aku perempuan kuat. " Ia mencoba tersenyum dan berbicara normal walaupun suaranya gemetar.

"Lihat, suaramu sudah seperti itu. Ayo kuantar pulang." Kata Taehyung sambil menarik tubuh Hana agar lebih dekat dengannya. Ia membagi setengah payung bergambar tokoh kartun kesukaannyaㅡNick pada Hana,agar gadis itu tak lagi mendapat serangan dari hujan yang semakin deras.

       Hana gugup saat tangan sang  senior memeluk pinggang rampingnya. Ia merasakan gelenyar aneh di dadanya. Perutnya seakan digelitik. Pipinya menciptakan semburat merah.
Jujur saja, Hana tidak pernah diperlakukan semanis ini kecuali oleh ayahnya dan Jungkook. Kira-kira,apa yang sedang Jungkook lakukan sekarang? Apakah ia masih berpelukan dengan perempuan itu atau mengantar Krystal pulang? Hana tersenyum miris. Biasanya saat hujan seperti ini, Jungkook akan melakukan persis seperti yang Taehyung lakukan sekarang. Memeluknya erat seakan Hana adalah mainan Iron Man kesayangannya dirumah. Mengantarkan Hana sampai ke depan rumah dan menunggunya sampai benar-benar masuk ke rumahnya. Tapi, lihatlah sekarang,Jungkook sudah tidak peduli lagi padanya. Ia lebih mementingkan si nenek sihir itu daripada dirinya. Air mata Hana hampir jatuh kalau ia tidak cepat-cepat menghapusnya. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Taehyung.

      Tidak terasa, mereka sudah sampai di rumah Hana. Hujannya sudah mulai reda.

"Terima kasih sudah mengantarku sunbae." Kata Hana.

"Sama-sama Hana. Oh ya,apa kau menangis? Matamu merah" Taehyung berkata.

"Oh,ti-tidak sunbae. Aku tadi kelilipan. Hehehe" Ia menyengir.

"Yasudah,kalau begitu sekarang masuk ya. Aku takut perempuan cantik di depanku ini sakit karena kedinginan." Air muka Taehyung menunjukkan kekhawatiran.

Pipi Hana kembali memerah. "Ba-baik sunbae" Sial! Kenapa aku terdengar gugup seperti ini? Batinnya. "Oh,ya sunbae,apa kau mau masuk dulu untuk minum coklat panas? Hitung-hitung sebagai rasa terima kasih karena sudah mengantarku" kata Hana mencoba berbasa-basi. Kapan lagi ia bisa berbicara empat  mata dengan lelaki yang selalu menjadi pusat perhatian di sekolah ini?

"Aku tidak butuh coklat panas. Memelukmu seperti tadi saja sudah membuatku merasa hangat." Ceplos Taehyung.

"A-apa sunbae?" Hana terkejut dengan ucapan Taehyung.

Menyadari ucapannya Taehyung langsung salah tingkah. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. "A-ah,aku hanya bercanda. Hahahah" ucap Taehyung canggung. "Hana,bolehkah aku minta nomor teleponmu?" Tanya Taehyung malu-malu.

Hana berpikir sebentar lalu memberikan ponselnya .

"Tentu, sunbae". Kata Hana menutupi kegugupannya. Taehyung tersenyum menerima ponsel Hana dan mengetikkan beberapa angka. Setelah itu,Hana mendengar dering ponsel lain. Tak berapa lama,ponsel Hana sudah kembali kepadanya.

"Jika kau butuh apa-apa telpon aku ya" kata Taehyung dengan senyum manis. Hana tertegun. Kenapa baru sekarang ia menyadari manisnya senyum si pangeran sekolah ini? Dulu saat pertama Hana melihatnya,ia biasa-biasa saja. "Aku pulang dulu ya,cantik" goda Taehyung sambil mengacak surai kecoklatan Hana.

Tubuh Hana menegang. Ia berdiri pada posisinya sambil melongo. Entah kenapa sekarang ia merasakan gelenyar aneh itu lagi pada dirinya.

Somebody To You /j.j.kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang