-Permata-
Suara burung mulai terdengar dan matahari telah menunjukan dirinya. Aku membuka mataku dengan payah, aku semalam baru tidur sekitar jam 3 dini hari. Karna aku harus mengerjakan laporan kantor.
Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Aku tinggal bersama ayahku. Aku bekerja menjadi sekertaris disebuah perusahan ternama di Jakarta.
Aku melirik jam dinding kamarku, jam menujukkan 06.15 WIB aku sudah selesai sarapan dan lansung bergegas menuju kantor.
Saat aku melangkah keluar, aku melihat ayahku sedang membaca koran.
"Pagi ayah.."ucapku sambil mencium pipi ayah.
"Pagi sayangnya ayah. Mau berangkat ke kantor ya?"
"Iya yah."
"Mau ayah antar atau mau bawa mobil sendiri?"
"Gak usah, yah. Ata dijemput sama Bian."
Bian adalah sahabatku sejak kecil, ayah sangat mengenal Bian dan semua keluarganya dan begitu juga aku terhadap keluarga Bian. Dan kamipun satu kantor yang sama.
Tin..tin..
"Yah, kaya Bian udah didepan deh. Ata berangkat kerja dulu, ayah jangan sampai telat makannya.."
"Iya sayangnya ayah.."
"Dah ayah.."ucapku sambil mencium tangan ayah.
Aku melihat mobil berwarna hitam didepan rumahku, itu adalah mobil Bian. Aku membuka pintu dan langsung masuk kedalam mobil.
"Pagi Bian, sahabat gue yang paling ganteng.."ucapku sambil tersenyum
"Apaan sih, Ta? Aneh banget.."
"Gue bilang ganteng malah marah, aneh lu!"
Dan dalam berjalanan menuju kantorpun hening.
Gak biasanya si Bian diem gini. Bantin Ata.
"Ian.."
"Apa?"
"Lu kenapa sih? Kok tumben lu aneh banget.."
"Gue gapapa, Ta."
"Serius gue, Ian.."
"Nanti juga lu tau kok.."
Ucapan terakhir Bian yang bikin aku makin gak paham. Emang nanti kenapa?batin Ata.
*****
Setibanya aku dikantor banyak karyawan yang sedang berkerumun dan membicara, tapi entah apa yang membuat mereka terlihat sangat heboh.Bian yang ada disampingku hanya diam. Dan memencet tombol lift. didalam lift juga banyak karyawan yang dengan membicara dan terlihat saat aneh.
"Ian, ada apaan sih? Kok pada heboh gitu.."
"Nanti juga lu tau.."
"Lu tuh, dari tadi cuma bilang 'nanti juga lu tau' bete tau gue sama lu.."ucapku lalu keluar dari lift dan berpisah dengan Bian.
Aku melihat bosku belum datang dan aku langsung menuju mejaku. Aku sedang menyiapkan beberapa bahan untuk prensentasi dan jadwal untuk bosku.
Aku melihat sosok bosku dan dengan seorang laki-laki yang tidak aku kenal.
"Pagi pak.."sapaku ke Pak Elang
"Pagi Ata.."ucapnya langsung masuk dalam ruangannya dan diikuti laki-laki yang bersamaannya tadi.
Siapa ya laki-laki itu?batin Ata.
Aku kembali lagi dengan pekerjaanku. Dan tiba-tiba suara intercom berbunyi.
"Iya pak.."
"Keruangan saya sekarang.."
"Baik pak.."
Bosku memanggilku keruangnya. Dan aku langsung menuju keruangannya.
Aku masuk dan melihat laki-laki yang bersama bosku tadi sedang duduk didepannya dengan wajah kangkuhnya.
"Ada apa, pak?"tanyaku ke pak Elang
"Ata. kenalkan dia adalah anak saya, Dimas.."ucap pak Elang sambil melihat laki-laki itu.
Akupun dengan sopan menyodorkan tangan untuk memperkenalkan diriku.
"Permata.."ucapku
Laki-laki itu diam dan tidak membalas salamku. Dihanya melirikku.
"Dimas.."ucapnya dengan tatapan sinis.
"Dimas! Yang sopan kamu. Ata ini mulai sekarang sekertaris kamu. Jadi perlakukan dia yang baik."ucap pak Elang yang membuatku bingung.
"Maaf pak, maksud bapak tadi apa?"
"Ata, Mulai sekarang Dimas yang akan mengantikan saya sebagai CEO perusahaan ini. Dan kamu akan menjadi sekertarisnya."
Ucapan pak Elang seketika membuatku seperti tersambar petir di siang bolong.
Aku melirik ke arah laki-laki itu dan melirikku juga dengan tatapan yang aneh.
"Baik, Ata saya percaya kamu bisa membantu Dimas dalam pekerjaannya. Dan kamu Dimas, dady harap kamu bisa menjaga kepercayaan yang sudah dady kasih.."ucap pak Elang
"Iya.."jawabnya singkat.
Pak Elang keluar dari ruang dan meninggalku dengan kebingungan ini. Aku melihat laki-laki itu berdiri dan menatapku.
"Ayo sayang kita mulai semua permainan ini.."ucapnya ditelingaku.
Apa yang akan terjadi dengan hidupku kedepannya Ya Allah. Jerit hati Ata.
Kenapa harus ada cinta?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Ada Cinta?
RomanceKarna aku tidak ingin menyakinkan hatiku jika kau mencintai-ku karna aku tau aku hanya tempat singgah-mu bukan tempat tinggal-mu. -Permata- Aku akan menyakinkan-mu bahwa kau adalah tempat persinggahan terakhir-ku dan kau akan tinggal selamanya didal...