11.

2 0 0
                                    

-Permata-

"Jangan nangis lagi, Ta. Gue sayang sama lu.."ucap Bian

apa Bian sadar apa yang diucapkannya. Batin Ata

Aku melepas pelukkan Bian, aku menatap mata Bian. Aku melihat tak ada kebohongan dari matanya. Namun mengapa Bian menyayangiku.

"Iya gue, tau lu sayang sama gue, Ian. gue juga sayang sama lu sebagai sahabat gue.."

Bian menatapku bingung.

"Gu--e, sa-yang sama lu, lebih dari sekedar sahabat, Ta.."

"Gak, gak mungkin kan? Lu pasti bercanda.."

"Mungkin, gue bilang ini ke lu disaat yang gak kurang tepat. tapi ini rasa yang sebenarnya gue rasain ke lu selama kita sahabatan.."

Air mataku kembali jatuh mendengar ungkapan Bian. Ungkapan perasaannya kepadaku. Aku semakin merasa semua membuatku diposisi yang sangat sulit. Mana mungkin sahabatku mencintaiku.

"Sebenernya, udah lama gue suka sama lu. Tapi, gue tau lu trauma sama yang namanya cinta. Itu kenapa gue gak pernah bilang sama lu tentang perasaan gue yang sebenernya ke lu.."

"Tapi--"

"Dan disaat gue tau, Dimas yaitu sepupu gue sendiri juga cinta sama lu. Ngebuat gue takut kehilang lu. Gue takut lu jatuh cinta sama Dimas.."

Aku hanya menangis, aku bingung bagaimana caranya semua masalah ini ada.

"Tapi, Ian. Maaf-in gue, gue gak bisa.."

"Kenapa, Ta? Gue orang yang selalu ada buat lu dan lebih lama kenal sama lu, gak bisa dapet kesempatan buat lu cintai! Sedangkan Dimas. Secepat itu, Ta?.."

"Ahh.. gue bingung.."teriakku.

"Kenapa, Ta?"

"Cukup, Ian!"

Aku lari meninggalkan Bian sendirian. Aku lari sejauh mungkin dan rasanya semua kenyataan ini membuatku semakin bingung.

"Apa yang harus ku lakukan?"gumamku.


Kenapa harus ada cinta?

Kenapa Harus Ada Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang