9.

3 0 0
                                    

-Permata-

Aku memutuskan pulang kerumah. Aku bukan sok jual mahal dengan Dimas, siapa yang tidak ingin dicintai oleh seorang Dimas. Aku tak tau, sejak kejadian orangtuaku bercerai aku sangat takut sekali untuk berkomitmen dengan seseorang.

Aku tidak ingin menyakinkan diriku sendiri bahwa Dimas mencintaiku. Karna aku tahu, bahwa aku hanya tempat singgahnya bukan tempat tinggalnya.

Banyak sekali wanita yang menggagumin Dimas. Aku juga bingung kenapa Dimas bisa mempunyai perasaan kepadaku.

Sebenar ini masih jam kantor, jika aku pulang pasti ayah menanyakan aku kenapa pulang saat masih jam kantor. Aku masih ditaxi menuju rumah.

Aku juga berpikir ingin memenangkan pikiranku dulu. Aku butuh sendiri. Aku sms bagi hrd untuk meminta cuti tahunanku.

081256764xxxx

Maaf pak. Saya izin untuk cuti. Saya ada urusan keluarga yang sangat mendadak. Maaf, dan terima kasih.

Aku mengirim pesan kebagian HRD. Aku sangat lelah rasanya. Lelah dengan semua ini, tidak seharusnya Dimas menaruh rasa kepadaku. Harusnya Dimas tau, jika aku tak akan bisa membalas perasaannya.

Tok..tok

"Ata.."ucap ayah.

Pasti ayah khawatir denganku. Karna sejak pulang kantor aku langsung masuk ke kamar dan tidak keluar saat makan malam.

"Ata. Permatanya ayah, ayo makan dulu. Jangan mengurung dirimu seperti ini, Ata."ucap ayah masih didepan pintu kamarku

Rasanya engan sekali aku keluar karna aku memang tidak lapar dan tidak nafsu untuk makan.

"Iya, Yah.."ucapku membuka pintu kamar

"Ayo, Permatanya ayah makan.."

"Ata, gak lapar ayah. Ata masih kenyang banget.."

"Yaudah kalo gitu.."

"Iya ayah, nanti Ata akan makan kalo Ata udah lapar.."

"Ada yang ingin ayah katakan padamu, Ata.."ucap ayah serius.

"Iya, ayah.."

Aku mengikuti ayah keruang tamu.

"Apa yang ayah ingin katakan pada, Ata?"

"Ata, ayah tau sekali apa yang terjadi dengan dirimu saat ini. Ayah sebagai orang tua, hanya ingin memberikan saran kepada untuk kamu agar kelak tidak ada penyesal"ucap ayah dengan serius.

"Maksud, ayah? Ata gak ngerti.."

"Ayah sudah tau, Ata. Ayah tau bos kamu dikantor menyukaimu.."

Aku hanya terdiam dengan ucapan ayah.

"Jangan karna perpisahan ayah dan bundamu, membuat kamu takut untuk berkomitmen dengan seseorang. Karna kamu berhak bahagia, Ata. Bahagia dengan orang yang mencintai kamu.."

"Ata, gak mau yakinin diri Ata kalo Dimas beneran cinta sama Ata. Karna Dimas itu orang kaya dan juga tampan, pasti banyak wanita yang suka dengan Dimas. Dan juga pasti lebih baik dari, Ata.."

"Ata, jangan pernah menganggap diri kamu gak lebih baik dari orang lain. Kamu belum memcobanyakan. Kamu juga belum banyak mengenal Dimas. Jangan pernah menilai orang sebelum kamu tau sebenarnya. Ayah bicara seperti ini, bukan karna ayah ingin mengatur hidup kamu atau apa, tapi ayah ingin kamu tidak menutup diri kamu.."

Aku hanya memikirkan apa yang dikatakan oleh ayah. Tapi hatiku berkata lain dengan semuanya. Rasanya aku belum bisa membuka hatiku untuk siapapun.

"Iya, ayah. Makasih udah mau ingetin Ata."

"Sama-sama, Ata. Ata kan Permatanya Ayah.."

Akupu memeluk ayah. Aku merasa apa yang ayah katakan memang benar, tapi semua tak semudah itu.

Apa yang harus aku lakukan? Batin Ata.

*****
Aku tak menduga, kenapa Dimas bisa mencintaiku dengan waktu yang sangat singkat. Entah, aku sebenarnya juga tidak memungkiri bahwa jika di dekat Dimas ada rasa yang aneh dalam diriku. Apa aku harus memberi kesepatan untuk Dimas? apa aku siap dengan semuanya? Apa.. aku.. bisa?batin Ata

Drt..drt..

Bian calling 📲

"Hallo.."

"Ta, lu dimana? Gue udah diloby nih.."

"Sorry, Ian. Gue udah dirumah.."

"Hah! Lu kenapa?  Lu sakit, kenapa lu gak bilang gue.. terus lu pulang sama siapa? Lu gapapa kan?..

"Aduh! Bawelnya kumat.."

"Gue khawatir, Ta.."

"Gue gapapa, Ian. Cuma lagi gak enak badan aja. Tadi gue pulang naik taksi.."

"Yaudah. Gue kerumah ya? Tung-"

"Gak usah, Ian. Besok aja.."

"Yaudah deh.. istirahat gih, jangan lupa makan yang banyak.."

"Iya, Bian.."

"Oke, bye.."

"Bye.."

Akhirnya, Bian gak banyak nanya. Aku gak mau Bian lihat aku sedih, ya walaupun Bian adalah sabahatku tetap saja aku tidak ingin membebanin dirinya dengan masalahku.

Apa aku siap untuk mencintai seseorang(Dimas). Batin Ata






Kenapa harus ada cinta?

Kenapa Harus Ada Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang