5.

6 0 0
                                    

-Dimas-

Aku entah kenapa rasanya kesal sekali setelah tau bahwa Bian adalah bersahabat dengan Ata. Rasanya aku kesal sekali dengan Bian. Aku tidak ingin milikku disentuh oleh orang lain.

Brak!

"Maksud lu apa! Bikin tangan Ata sampe terluka kaya gitu?"ucap Bian dengan emosi dan masuk keruangku dengan tidak sopan.

"Emang apa urusan lu?"

"Ata itu sahabat gue! Gue gak suka ada orang lain nyakitin Ata dan termasuk lu!"

"Gue gak sengaja lakuin itu. Dan gue gak ada maksud buat ngelukain Ata!"

"Apa lu bilang!"ucap Bian dengan satu pukulan mendarat di sudut bibirku. "Gue peringatin ya sama lu, jangan deket-deket sama Ata! Kalo lu cuma mau nyakitin Ata doang. Inget!" Ucap Bian dan pergi meninggalkan ku.

Aku memegang bibirku yang sedikit mengeluarkan darah. Rasanya memang sakit, tapi aku semakin merasa ingin sekali memiliki Ata. Aku akan menjadikannya dia menjadi miliki untuk selama-lamanya.Batin Dimas.

Apapun dan bagaimanapun caranya aku akan mendapatkannya. Rasanya Ata lain dengan wanita yang sering aku temui.

Aku keluar dan menuju meja Ata. Aku ingin mengajak Ata kesuatu tempat.

"Ata.."

Aku melihat Ata sedang sibuk dengan beberapa berkas.

"Iya, pak.."

"Ikut saya.."

"Maaf, kemana ya pak?"tanyanya bingung.

"Udah kamu ikut aja.."

Akhirnya Atapun mengikutiku dan sedang mengambil barang-barangnya.

Rasanya senang sekali akhirnya Ata menuruti apa mau ku.

*****

Aku sekarang sedang dalam perjalan yang masih aku rahasiakan dari Ata.

Tidak ada pembicaraan antara aku dan Ata. Kita masih diam dalam keheningan kita masing-masing.

"Pak, sebenernya kita mau kemana sih?"

"Kamu ya, udah aku bilang jangan panggil aku bapak masih aja manggil itu. Kita kan udah gak dikantor,  jadi gak usah manggil bapak."

"Gak sopan pak.."

"Aku rasa umur kita sama. Jadi, panggil nama aja. Panggil Dimas atau gak sayang gitu, gapapa kok malah aku seneng"

"In your dreams.."

"Iya mimpi aku kan, bisa miliki kamu.."

"Ternyata bapak jago gombal juga ya. Tapi wajar sih, secara bapak kan pacarnya banyak.."

"Maksud kamu, aku playboy gitu?"

"Menurut bapak?"

"Aku gak punya pacar. Dan aku cuma mau kamu!"

Ucapan aku membuat Ata aga sedikit kaget dan terlihat kesal.

"Hahaha.."tawa renyah Ata.

"Kok kamu malah ketawa?"

"Saya gak nyangka kalo bapak, bener-bener aneh.."

"Aneh gimana?"

"Aneh aja. Masa ada bos suka sama bawahannya.."

Aku meminggirkan mobilku. Setelah meminggirkan mobil, aku menatap mata Ata.

"Ata, aku tuh serius beneran cinta sama kamu. Cinta pada pandangan pertama aku ke kamu. Jadi aku mohon aku sempatan buat kenal kamu lebih dekat. Dan bisa buat kamu yakin kalo aku bisa dan pantas buat kamu.."ucapku dengan mengegam tangan Ata.

Ata hanya diam dan tidak merespon perkataanku. Dan Ata lebih memilih tidak menatapku dan berbalik menatap luar.

Aku hanya menghelas nafas. Rasanya sangat susah sekali untuk membuat Ata yakin kepadaku.

Akupun menlanjutkan perjalan ketempat yang aku sangat ingin tunjukan kepada Ata. Semoga disama aku bisa mendapat jawaban dari pertanyaanku.

*****

Akhirnya aku sudah sampai ditempat yang aku tuju. Aku membawa Ata ke tempat masa kecil di sebuah danau yang terdapat diatas bukit dan ada rumah pohon yang dulu dady buat untuk aku bermain disana.

"Gimana, kamu suka tempatnya?"tanyaku ke Ata yang sejak tadi hanya diam.

"Suka.."ucap Ata datar dan tanpa melihat ke arahku. Ata masih melihat pemandangan sekeliling danau.

"Ini dulu tempat masa kecil aku, Ta. Aku seneng banget kalo main disini sama dady dan mami"

Ata hanya diam. Rasanya aku merasa bersalah, apa karna ucapan aku tadi tentang ungkapan perasaanku.

"Ata.."

"Iya.."

"Maaf ya, kalo aku bikin kamu gak nyaman.."

"Gak kok pak.."

"Ata, aku boleh gak minta sesuatu sama kamu?"

"Apa?"tanya Ata dengan menatap mataku.

"Jangan panggil dengan sebutan bapak kalo kita lagi berdua. Panggil Dimas aja. Dan bisa gak, kita berteman?"

Kening Ata mengerut mendengar ucapanku.

"Iya, Di-mas."ucapnya dengan gugup namun sudah membuatku senang.

Setidaknya berteman denganmu dan selalu ada untukmu sudah membuatku bahagia. Aku akan berjuang menyakinkan hatimu bahwa kamu adalah persinggahan terakhirku. Batin Dimas



Kenapa harus ada cinta?

Kenapa Harus Ada Cinta? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang