-Permata-
Aku tak menyaka semuanya akan menjadi serumit ini. Disaat aku sedang bingung dengan rasaku terhadap Dimas, Bian malah menyatakan cinta kepadaku. Apa yang harus aku lakukan, rasanya aku pusing dengan semua masalah ini.
Bian Call📲
Drt..drtKu lihat telfonku, dan ternyata Bian.
"Hallo.."
"Ta, gimana kabar lu? Gue kangen sama lu. Kita ketemuan yuk.."
"Gue baik."
"Lu marah ya sama gue? Sorry, Ta. Gue gak bermaksud waktu itu. Please maafin gue.."
"Entah, Ian. Gue masih bingung dengan semua yang terjadi.."
"Ta, sumpah gue waktu itu gak bermaksud apa-apa. Dan yang gue minta jangan menghindar dari gue. Gue gak mau kehilangan sahabat kaya lu."
Aku hanya diam, rasanya bingung apa yang harus aku lakukan. Yang bisa aku lakukan hanya menanggis dan teriak sebisa mungkin aku.
"Ta, lu masih dengerin gue kan. Gue minta maaf soal waktu itu, dan gue mohon buat lupain semua kata-kata gue.."
"Gimana gue bisa lupain, Ian. Lu ngomong seakan gue itu gak punya hati tau, gak?"
"Iya, Ta. Gue paham. Tapi gue mohon jangan menghindar dari gue apalagi jauhin gue. Lu sahabat gue dari kecil yang paling gue sayang. Dan gue waktu itu ngomong kaya gitu, cuma karna gue takut kehilangan lu."
"Yaudah, Ian. Gue maafin lu, tapi biarin gue sendiri dulu saat ini. Gue butuh nenangin diri gue dulu.."
"Iya, Ta. Gue paham.."
"Yaudah, Ian.."
"Jaga kesehatan lu ya, Ta. Kalo lu udah siap buat ngomong sama gue lagi kabarin gue, Ta. Gue kangen sama lu.."
"Iya, Ian. Gue juga kangen sama lu.."
"Yaudah lu istirahat gih. Bye.."
"Bye.."
Agak terasa lega sekarang, karna Bian telah memberiku penjelasan. Aku, hanya perlu menyakinkan semuanya jika semua akan baik-baik saja.
Aku tak menyaka bahwa Bian mencintai ku lebih dari sekedar sahabat, ya memang banyak yang bilang bahwa persahabatan antara perempuan dan laki-laki tak mungkin tak terjadi cinta, tapi aku mengira bahwa Bian selama ini hanya menganggapku sahabat dan aku pun begitu.
Pak Dimas Call 📲
hah? pak dimas menghubungi ku? ada apa ya? batin Permata.
Aku anggkat telfon dari pak Dimas.
"Hallo"
Ku sapa pak Dimas, karna sejak ku anggkat telfon dari pak Dimas hanya diam.
"Hallo, pak Dimas.. ada yang bisa saya bantu.."
dan lagi pak Dimas hanya diam tak mengeluarkan kata kata.
"Ada apa ya pak?"
"ata.." ucap pak Dimas dengan suara yang terdengar lirih.
"ada apa pak"
"Pertama.. ka..mu.. bi.. sa ban..tu sa.. ya tidak..." ucap pak dimas dengan terputus putus.
"Bapak kenapa? saya bisa bantu.. ada apa dengan bapak?.." ucapku dengan khawatir.
"Ta, to..long ke ru..mah sa..ya, sa..ya sa..kit.."
tut tut..
telfon terputus. aku panik dan khawatir takut terjadi sesuatu yang buruk kepada pak Dimas.
*****
Sekarang aku sedang di dalam taksi, aku sedang menuju kerumah pak Dimas. aku khawatir dengan pak Dimas karna pak Dimas bilang sedang sakit.
kenapa aku merasa khawatir dengannya? memang aku siapanya dan kenapa aku harus khawatir mendengarnya sakit. batin permata
Aku sudah tiba di depan rumah mewah dan besar yaitu rumah pak Dimas. tapi kenapa pak Dimas menghubungi ku? apa tidak ada orang dirumahnya, apa pak Elang sedang ada acara.
Ku langkahkan kaki ku masuk kedalam rumah. rumah yang memang tampak sepi seperti tidak ada orangnya.
Tok Tok
"assallamualikum.."
Ku ucapkan salam, namun tak ada yang menjawab salam ku. ku tunggu saja dan."Wa'alaikumusalam.."
Dan keluar wanita paruh baya dari dalam.
"permisi bu, apa ada pak Dimasnya?" tanya ku pada ibu yang tak ku tau siapa.
"Oh iya, ada neng. tapi den Dimas nya sedang sakit. sejak kemarin tidak mau makan dan keluar kamar. kalo boleh tau, neng siapa ya?"
"perkenalkan bu, saya Permata. Saya sekertarisnya pak Dimas di kantor.." ucapku memperkenalkan diriku.
"Oh, jadi eneng yang namanya Permata. silahkan masuk saja neng.." Ucap bibi mempersilahkan aku masuk ke dalam rumah.
aku masuk dalam rumah pak Dimas, terlihat sepi.
"Ayo neng, bibi anterin ke kamarnya den Dimas.."ucap bibi dengan mengantarku ke kamar pak Dimas.
aku melangkahkan kaki ke lantai dua rumah pak Dimas dimana kamar pak Dimas berada.
"Ini neng, kamar den Dimas. masuk saja langsung.."
"Bibi temankan saya ya, saya tidak enak berdua di dalam kamar hanya dengan pak Dimas.." ucapku dengan bibi.
"aduh neng, saya masih banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan. tidak apa apa neng. pintu nya di buka saja kalo gitu.."
dengan ragu aku ngetuk pintu kamar pak Dimas.
Tok Tok
"Iya masuk.."ucap dimas dari dalam kamar.
aku masih berdiam didepan kamar pak Dimas.
"Ya sudah ya neng, bibi tinggal" ucap bibi meninggalku.
ku buka pintu kamar pak Dimas. dan masuk kedalam dan..
Kenapa Harus Ada Cinta?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Ada Cinta?
RomanceKarna aku tidak ingin menyakinkan hatiku jika kau mencintai-ku karna aku tau aku hanya tempat singgah-mu bukan tempat tinggal-mu. -Permata- Aku akan menyakinkan-mu bahwa kau adalah tempat persinggahan terakhir-ku dan kau akan tinggal selamanya didal...