-Dimas-
Sudah 3 hari Ata tidak masuk kantor. Ata mengambil cuti, karna urusan keluarganya. Tapi, aku merasa ada hal yang aneh. Sepertinya Ata menghindariku. Entah kenapa aku merasa hal itu, apa aku salah jika mempunyai rasa kepada Ata.
Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu Ata hingga Ata merasa takut dengan suatu hubungan.
Tapi, aku yakin aku bisa membuat Ata mencintai ku dan aku bisa membuat Ata bahagia dengan ku.
Tok..tok..
"Iya masuk.."
aku melihat sosok yang sudah 3 hari ini tak ku lihat. Iya, itu adalah Ata.
"Ata.."
"Iya, pak. Maaf saya baru bisa masuk kerja sekarang. Karna kemarin ada urusan keluarga yang tidak bisa saya tinggal."
"Urusan keluarga apa?"
"Maaf, bapak tak perlu tau.."ucapnya tegas
"Oh, maaf.."
Ata hanya diam dan menjawab lagi. Rasanya aku ingin sekali memeluknya. Aku sangat merindukannya, sangat.
"Ini pak, ada beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani.."ucap Ata beri berkas
Ya, walaupun Ata tidak masuk. Ata tetap mengirimkan email tentang pekerjaan, tapi tetap saja aku ingin Ata ada dan hadir di hadapanku. Aku merindukan Ata.
"Baik pak, terima kasih. Saya permisi dulu.."
Ata berajak dan berbalik keluar ruang.
"Ata.."
"Iya, ada apa pak?"
"Saya merindukan kamu.."ucap ku dengan menatap matanya
Ata tidak menjawab, Ata langsung bergegas keluar ruangan dan membiarkan ku sendiri, mematung.
*****
-Permata-
Rasanya aneh sekali, biasa aku betah sekali dikantor, tapi sekarang aku merasa tidak betah dikantor. Ya, mungkin karna bosku mencintaiku. Aku ingin berkerja dengan prefesional, bukan karna perasaan. Aneh, tapi semua ini nyata. Entah apa yang harus aku lakukan.
Drt..drt..
Bian
Ta, makan siang bareng yuk..Aku melihat hpku ternyata Bian.
Permata
Tumben pake nanya dulu. Biasa juga langsung ketemu dikantin kantor.Tak lama Bian membalas pesanku dengan cepat.
Bian
Gue mau ngajak lu, makan diluar.Permata
Makan dimana?Bian
Ada deh. Sekalian ada yang mau gue ceritain sama lu.Permata
Cerita apaan?
Lu mau cerita kalo, lu udah punya pacar ya? Ciee.. akhirnya, sahabat gue gak jomblo lagi.Bian
Dih! bukan, Ta. Pokok nanti gue bakal ceritain deh sama lu.Permata
Iyaa deh. Nanti gue tunggu dilobby kantor.Bian
OkeApa yang sebenarnya mau diceritakan Bian olehku. Entahlah.
*****
Aku sampai dicafe, Bian tadi memberi tahu ku jika harus meeting sebentar dengan klien. Aku sedang duduk didekat jendela yang menampakkan pemandangan luar.
"Hei, sorry lama.."ucap Bian yang baru saja datang.
"Iya, gapapa kok.."
"Udah pesen?"
"Baru pesen minum doang.."
"Yaudah kita makan dulu ya? Gue laper banget.."
"Yaudah.."
Akhirnya kita memesan makanan. Dan tidak ada obrolan saat kita sedang makan.
Makanpun akhirnya selesai, dan aku telah menghabiskan makananku begitu juga Bian.
"Jadi lu mau cerita apa?"ucapku membuka pembicaraan
"Gue mau cerita tentang hubungan gue sama Dimas.."
"Lah, maksudnya gimana? Gue gak ngerti.."
"Jadi, sebenernya Dimas itu sepupu gue dari nyokap gue. Kenapa lu baru tau sekarang, karna Dimas tinggal diluar negri. Sebenernya juga kaget banget pas tau Dimas balik ke Indonesia."
Aku tak menyaka apa yang dikata oleh Bian. Sudah lama aku bersahabat oleh Bian, dan baru sekarang aku tau jika Dimas adalah sepupu Bian.
"Tapi, kenapa lu sama Dimas kaya kurang akur gitu. Malah kaya musuhan gitu.."
"Ceritanya panjang, ya intinnya dulu kita itu pernah akur. Tapi, karna suatu kejadian yang bikin kita jadi merenggang gitu.."
"Oh gitu. Terus kenapa lu ceritain ini ke gue?"
"Karna gue tau Dimas cinta sama lu!"
Aku kaget, Bian tau dari mana jika Dimas mencintaiku. Apa gosip dikantor secepat itu menyebar.
"Lu ta-tau dari mana?"
"Dimas sendiri yang bilang sama gue.."
Aku hanya diam, tak tau harus bagaimana lagi. Aku bingung dengan semua ini. Semua yang terkesan mendadak dan mengngetkan untukku.
"So? Perasaan lu ke Dimas gimana?"tanya Bian dengan wajah serius.
"Gu-gue gak tau, Ian. Gue bingung, gue gak tau harus apa?"ucapku dan tak diduga air mataku menetes.
Bian yang melihat aku menangis, Bian langsung memeluk diriku.
"Udah jangan nangis. Iya gue paham.."ucap Bian sambil mengelus punggungku.
"Gu-gue ta-kut.."
"Jangan takut, Ta. Ada gue disini. Nanti coba gue bilang sama Dimas buat gak maksa lu buat cinta sama dia."
"Dimas gak maksa gue kok, Ian. Tapi, gue nya aja yang ngindarin Dimas.."
Bian hanya diam dan tak menbalas ucapanku.
"Jangan nangis lagi, Ta. Gue sayang sama lu.."ucap Bian tanpa sadar.
Aku terdiam dengan ucapan Bian. Apa gak salah yang Bian ucapkan.
Aahhh, mengapa semua menjadi terasa sulit bagiku!batin Ata.
Kenapa harus ada cinta?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Ada Cinta?
RomanceKarna aku tidak ingin menyakinkan hatiku jika kau mencintai-ku karna aku tau aku hanya tempat singgah-mu bukan tempat tinggal-mu. -Permata- Aku akan menyakinkan-mu bahwa kau adalah tempat persinggahan terakhir-ku dan kau akan tinggal selamanya didal...