Chalenge

1.7K 226 37
                                    

©A Story Present by Fazira©

Warning: Don't Like! Don't Read!! GS! OOC! OC! Drama! Hurt! Sad! Typo! Alur nge-slow! Ngebosenin!

Ps. Wah, pada baper ya sepertinya. Saya juga yang ngetik ikutan kesal juga sebenarnya liat itu keluarga Tao. Kenapa mereka terlalu menyayangi Luhan gitu. Padahal Tao juga keluarga mereka. Tao aja nganggap mereka dan ngehormati mereka, layaknya sodara yang harus disayangi bkan dimusuhi. Ckck. Yasudahlah.

.
.
©KrisTaoLuhanSehun©
.
.
.
Jika kau yang menjadi Raja-nya...

Maka aku yang akan menjadi Ratu-nya...

Bisakah?

.
.
.
©Story Present©
.
.
___________________________________

Tao terdiam saat sambungan telpon terputus sepihak oleh sang nenek. Ia belum bisa mencerna perkataan neneknya yang menyuruhkan untuk cepat pulang dan membawa piala miliknya. Tak sampai sedetik Tao paham. Mungkin sang nenek ingin melihat pialanya dan memberi dirinya sebuah pujian atau sebuah pelukan. Ah, pujian saja sudah cukup membuatnya senang.

Siwon yang dari tadi hanya diam memperhatikan Tao menghentikan acara makannya, menyerngitkan dahi bingung. Pasalnya tadi Tao menerima panggilan dari Sora, ibunya. Apakah ada hal yang penting?

"Ada apa sayang?"

Siwon menyadarkan Tao dari lamunannya sesaat. Tao tersenyum melihat raut khawatir sang papa.

"Tadi, grand-ma menelponku, dan menyuruhku untuk segera pulang, pa."

Kini Siwon benar-benar menghentikan kegiatan makannya. Meletakkan sendok sup diatas piring dan mendorong pelan piring itu kedepan. Sena ahjumma yang paham bahwa majikannya menyudahi makanannya pun mengambil piring tersebut, beserta piring Tao yang juga menyudahi makannya.

"Papa, aku akan pulang. Aku tidak jadi menginap disini."

Tao bangkit dari duduknya dan berjalan menuju teras depan. Siwon mengikuti putrinya dibelakang.

"Ck. Padahal papa ingin membawamu jalan-jalan besok. "

Tao tersenyum mendengar ucapan papanya. Ia juga ingin menghabiskan waktu liburannya bersama sang papa.

"Oh, iya. Aku lupa. Papa, dimana pialaku tadi?"

Tao sempat lupa bahwa ia diminta pulang membawa pialanya. Dan saat bangun tadi pialanya tak ada dikamarnya. Mungkin papanya menyimpannya disuatu tempat.

"Kenapa? Pialamu papa letakkan bersama kumpulan mendali milik mama mu" Siwon menatap bingung kearah Tao.

"Aku ingin membawanya, pa. Tadi, grand-ma menyuruhku pulang membawa pialaku. Kurasa grand-ma akan memberikanku sebuah pujian dan sebuah pelukan." ucap Tao dengan binar bahagia yang kentara sekali dimatanya. Mau tak mau membuat Siwon ikut tersenyum melihat putri kesanyangannya ini.

"Baiklah, sebentar. Papa akan mengambilkannya."

Siwon pergi untuk mengampil piala milik Tao dan tak lama kembali, lalu menyerahkan piala tersebut pada Tao. Tao tersenyum mengambil piala itu.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang