Reasons

1.2K 122 18
                                    

NORMAL's POV

Ini sudah seminggu sejak Jungkook menginap dirumah sakit, dan dokter mengatakan dia sudah boleh pulang esok siang.

Entah mengapa dia masih sibuk memikirkan Jimin, kenyataan bahwa Jimin sama sekali belum berkunjung membuat hatinya seperti menahan pedih yang tak mampu diproses otaknya.

Perlahan Jungkook merapatkan lututnya kedada, memeluknya erat dan tanpa sadar air mata kini lolos dr sudut matanya.

"Jungkook-ah " Hoseok yang telah kembali dari bagian apotik terkejut melihat sepupunya meringkuk rapuh diatas kasur.

"Hyung, aku merasa sakit" Jungkook membenamkan tangisnya diantara lututnya

"Dimana yang sakit ?" posisinya kini Hoseok tengah memeluk Jungkook, memeriksa bagian kepala Jungkook berharap bisa mengurangi sakit sepupunya. matanya perih melihat Jungkook melemah begini.

"Entahlah, hatiku sakit hyung. Aku tidak tahu tapi aku sakit, hiks"

"Tenanglah, apa ingatanmu kembali? apa kau mengingat Jimin?" Hoseok mengelus cemas pucuk kepala Jungkook.

"Apa dia ada artinya bagiku hyung ?"
Hoseok tahu betul apa artinya Jimin bagi Jungkook begitupun sebaliknya.

"Kau jangan memaksa Kookie, kau ingat kata Uisa-nim? ini hanya sementara tapi kau tidak bisa memaksanya" lirih Hoseok.

"Aku tidak memaksa, aku hanya tersiksa. kenapa hanya dia? kenapa aku ingat kalian semua?"

"Ssstth, tenanglah. Kau harus minum obat ini dan segeralah tertidur Kookie. Ingatanmu akan kembali" Hoseok melepaskan pelukannya perlahan, menghapus sebagian sisa air mata dipipi sepupunya.

"Ne, hyung" hanya itu jawaban terakhir Jungkook sebelum Hoseok meninggalkan ruangan.

Hoseok tak kuat lama-lama diruangan itu, batinnya masih tak terima melihat sepupunya yang biasanya selalu bersikap sinis terlihat sangat rapuh.

~

~

~

"Apa dia meminum obatnya? apa dia sudah tertidur?" Taehyung yang sedari tadi menunggu diluar kamar rawat Jungkook sedikit kawatir melihat Hoseok yang berjalan sambil tertunduk.

"Hmm"

"Mengapa kau seperti ini? apa Jungkook baik-baik saja?" Taehyung mengguncang panik bahu Hoseok.

"Hyung!!" Dia mulai panik melihat Hoseok yang tak menggubrisnya sedikitpun

"Tae-ah, apa Jimin tersinggung dengan sikapku sehingga dia tak lagi berkunjung?" Hoseok meletakkan kepalanya kebahu Taehyung, perasaan bersalah tentang hari dimana ia membentak Jimin sungguh mengganggunya.

"Aku tahu kau sangat panik waktu itu, mungkin juga Jimin sedang sibuk disekolah" Taehyung mengelus halus tengkuk Hoseok.

"Masuklah sekolah mulai besok, kau tak bisa libur terlalu lama"

"Tidak Tae-ah, kau pikir siapa yang akan menjaga Kookie? orang tuanya sedang diluar kota, aku tak bisa melihatnya sendiri. Kau tahu aku"

Benar, hubungan mereka lebih dari sekedar sepupu. Layaknya seperti saudara satu rahim, Hoseok menganggap Jungkook bagai adik kandungnya. walaupun perdebatan tak jarang dihindarkan, saudara memang seperti itu, bukan?

"Ya, aku paham sekali" Taehyung masih setia mengusap kepala Hoseok.

"Sepulang sekolah besok ajaklah jimin kemari, aku yakin sedikit banyak itu mampu mempengaruhi Kookie" Ya, Hoseok yakin itu.

Hyung, Im Broken Inside!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang