Blame on Me!

1.1K 124 8
                                    

Aku hanya berharap kau menghilang tanpa jejak
Kau sirna entah bagaimana.
Tidakkah kau sanggup untuk musnah saja?
Menyatu dengan air atau angin dan melarut bersamanya?



Normal's POV

"Kamsahamnida Uisa-nim" Jungkook membungkuk sopan kepada sang dokter dan diikuti oleh kedua orang tuanya.

"Ne Jungkook-sii, minum obatmu yang teratur dan ingat pesanku 'aktifitas berpikir terlalu keras masih belum bagus untukmu'. Lekas sembuh, ne?" Dokter Lee mengusak lembut rambut Jungkook.

"Saya akan mengingatnya, Uisa-nim" Jungkook kembali membungkuk sopan.

"Terima kasih banyak Lee Sungyeol-sii sudah merawat anakku" Tuan Jeon mengulurkan tangan hendak menjabat tangan Dokter tersebut.

"Jangan sungkan Jeon Wonwoo-sii, suatu kesenangan melihat sahabat lama mempercayaiku begini" Lee Sungyeol menjabat hangat tangan tersebut. Sontak tawa mereka terdengar diruangan itu.

SKIP

"Kalian berkumpul menyambutku?" Pekik Jungkook mendapati rumahnya penuh dengan sahabat-sahabatnya.

"Haha, kau pikir sesudah kami tidak bisa menjengukmu disana maka kami tidak akan menyambutmu?" ucap Namjoon.

"Jadi Jungkook, kau mengingat kami kan?" Tanya Suga was-was. Seketika semua yang hadir terdiam dan membenarkan pertanyaan Suga dalam hati masing-masing.

"Aiih Min Yoongi-hyung! Pertanyaan macam apa itu barusan?" Sontak mereka semua melepaskan napas yang sedari tadi meraka tahan. 'lega' batin mereka.

"Jadi benar kata Hoseok? Hanya Jimin?" Kini giliran Jungkook yang membatu mendengar penuturan Namjoon. Seokjin yang menyadari perubahann ekspresi Jungkook menyikut pelan pinggang sang kekasih.

Ruangan jadi canggung seketika sampai suara Taehyung menyelamatkan mereka

"Aiih Kookie, apa kau tak berniat mengambilkan kami minum? Tuan rumah macam apa." Jungkook tertawa melihat tingkah teman aliennya satu itu.

"Baiklah, akan aku ambilkan Tuan Alien" goda Jungkook puas.

"Yak, kau hamster nakal!" semua kini tertawa,berhasil sudah canggung diantara mereka lenyap.

Kini hanya canda tawa yang terdengar, sesekali menertawakan pasanagan Namjin yang tak tahu tempat untuk bermesraan ataupun Hoseok yang berupaya merayu Taehyung.

Jungkook menitikkan air mata ditengah bahagia teman-temannya. Perasaan pilu kembali membuat matanya berair entah untuk apa. Tentu tidak ada yang menyadari apa arti air mata Jungkook disela tawanya yang menggema.

-

-

-

'apa maksudnya hujan di hari cerah begini?'

Jungkook mamaku pandangannya pada hujan yang begitu lebatnya dari kamar.

"Kau tutup jendelanya, apa kau mau masuk angin? Merepotkan merawat orang sakit sepertimu"

Jungkook merengut masam kepada sepupu 'tak berotak'nya itu.

"bagaimana kalau aku lebih dulu jantungan sebelum masuk angin? Ketuklah pintu sebelum kau masuk hyung!" rutuk Jungkook. Sudah kebiasaan bagi Jungkook mendapati sepupunya itu ngeloyor seenaknya kekamarnya.

"Aihh, kau mendramatisir keadaan. Apa lagi yang kau lamunkan?" Kini Hoseok sudah duduk dikasur Jungkook memperhatikan Jungkook yang masih setia menapat hujan.

Hyung, Im Broken Inside!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang