Bertepuk Sebelah Tangan

16.1K 668 11
                                    

Kau mau kemana Wi" Tanya Lily melihat Owi naik ke anak tangga.

"Mau ke tempat Hendra, mau ngebangunin manusia Es itu Lily" Jawab Owi nyengir berusaha memberi lelucon, namun itu tak serta merta membuat Lily tersenyum sedikitpun. wanita itu malah terlihat khawatir.

"Tapi Hendra akan marah kalau dibangunin paksa" gusar Lily.

"Dia tak kan marah padaku, percayalah Lily" Ujar Owi tersenyum menenangkan dan kembali melangkahkan kakinya ke atas. Lily tak melihat Ada kilat kemarahan dalam sorot mata Owi ketika lelaki itu berbalik tadi.

Owi menyeringai!

Bukan Hendra yang akan marah padanya malah sebaliknya ia yang akan memarahi Hendra habis-habisan. 

Owi Hendak mengangkat kaki kanannya ke anak tangga ketika suara Lily kembali mengintruksinya. Owi terdiam ketika mendengar permintaan Lily selanjutnya.

"Owi.. Jangan marahin Hendra, ya.."

Owi bergeming tak segera menjawab keinginan Lily, Satu satunya wanita yang telah merebut sebagian hatinya.

Kenapa? 

Kenapa Lily begitu perhatian pada  Hendra yang sudah jelas-jelas sering menyakitinya?

Lily juga tak pernah marah pada Hendra meskipun pria yang bersetatus menjadi suaminya itu selalu membuatnya menangis setiap hari.

Dia selalu tersenyum membuat topeng pada orang-orang agar semua tidak tahu akan luka yang ada dalam dirinya.

Apa karena Cinta?

Apa Cinta membuat seseorang menjadi buta? Ah.. benar pepatah juga ada yang bilang seperti itu.

Owi iri pada Hendra, Owi merasa sahabatnya itu begitu beruntung dicintai wanita sebaik Lily, hanya saja Owi tak habis pikir bagaimana mungkin Hendra tak bisa sedikitpun membuka hatinya untuk Lily.

Sahabatnya itu tak bisa melihat bahwa didepannya ada seseorang yang sangat tulus mencintainya, Owi hanya khawatir suatu saat Hendra akan menyesali perbuatannya ketika seseorang itu telah lelah dan memilih pergi menjauh dari hidup Hendra, disaat Pria itu mulai menyadari akan cintanya.

Owi menghela nafas, mengerjabkan kedua mata ketika entah bagaimana kedua kelopak matanya mendadak berkaca-kaca.

"Ya.." Jawab Owi seraya menolehkan kepalanya ke belakang tempat dimana Lily berada.

Mendengar jawaban Owi Lily tersenyum lega.

'Tapi aku tidak janji untuk tidak melayangkan satu pukulan untuk suamimu, Lily' Lanjutnya dalam hati.

Owi kembali melangkahkan kakinya dengan lesu, pikirannya berkecamuk memikirkan sesuatu.

Mengapa?

mengapa disaat dia mulai menaruh hatinya pada seseorang, orang yang dicintainya itu tak dapat membalas cintanya dan harus rela menelan kepahitan dengan Cinta bertepuk sebelah tangan?

Apa ini karma untuknya yang sering menyakiti dan mempermainkan hati ribuan wanita di luar sana?

Mungkinkah kini Tuhan tengah membalasnya, dengan menaruh Cinta yang tak terbalas?

Oh God! Apa ini tak terlalu kejam untuknya?

Klekk

Owi membuka pintu dan mendapati Hendra tengah duduk diatas ranjang. Lelaki itu memijat pangkal hidungnya yang mancung.

Sepertinya pria itu baru bangun tidur.

Owi masuk dan mendekati Hendra yang  tengah telanjang dada dengan selimut  menutupi pinggang hingga ujung kakinya, Owi berani bertaruh jika di balik selimut itu Hendra sedang tak memakai sehelai benang pun.

Please, Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang