Aku Tidak apa-apa

15.2K 608 11
                                    

Warning 18+ di Chapter ini banyak sekali adegan serta kata kata yang tidak sopan, jadi jika readers tidak menyukai monggo di skip aja ini Chapter dan beralih ke Chapter selanjutnya.

Happy Reading

***

Brakkk

Lily terlonjak kaget dan terbangun dari tidurnya ketika ia mendengar suara gebrakan dari arah pintu depan.

Lily berdiri dan melihat jam sudah  menunjukkan pukul 03:50  pagi, tapi suaminya belum juga pulang, apakah.. apakah suara tadi berasal dari suaminya?

Apakah suaminya sudah pulang?

Lily terburu-buru menuju ruang tamu dan mendapati Hendra sedang terhuyung hampir jatuh, Lily lari dengan sigap ia menangkap tubuh Hendra sehingga tubuh suaminya tidak sampai jatuh ke lantai.
Lily Sedikit kewalahan menyangngga tubuh Hendra karena tubuh Hendra yang kelewat besar.

"Hend apa yang terjadi?" Lily memapah tubuh Hendra, dan mendudukkan di sofa. Lily mencium Aroma tubuh Hendra penuh bau alkohol.

Apa Hendra mabuk??

Lily berlari mencari air madu untuk diberikan pada Hendra, Dia hampir menangis melihat kondisi Hendra tak biasanya suaminya itu mabuk seperti ini.

Apa yang sudah terjadi?

Lily duduk mengangkat badan Hendra yang roboh disofa, dia membantu pria itu  untuk minum.

Hendra merasakan kepalanya begitu  pusing, matanya kabur sulit untuk fokus dia melihat wanita di depannya itu Lily, istrinya.

Tapi kenapa dia melihat Lily menjadi dua, ya?

Hendra memejamkan matanya mencoba untuk memfokuskan lagi  pandangannya namun yang di lihat kali ini adalah bayangan Sansan yang begitu dekat dengannya, Hendra kembali mengerjabkan kedua matanya lagi namun lagi lagi yang ia lihat adalah Sansan walaupun samar.

Kontan itu membuat amarahnya memuncak begitu saja mengingat kejadian di club tadi.

"Hendra, apa kau ada masalah, kenapa kau mabuk seperti ini" Lirih Lily  membelai wajah Hendra.

Namun tangannya ditepis oleh Hendra, lelaki itu menghempaskan tubuh Lily ke sofa dan menindihnya kemudian bibirnya mencium kasar gadis itu, Lily meronta memukul bahu Hendra.

"Mm..mmmm.. lep..mmm..ass.." ucapan Lily tertahan sebab Hendra menciumnya dengan rakus dan kasar.

Tangan Hendra merobek sisi depan baju yang di pakai Lily. Mata Lily terbelalak kaget antara takut dan sedih. Tak ada yang bisa ia lakukan Lily hanya bisa meronta dan teriak.

Plakkk..

"Diam kau Jalang.." teriak Hendra di depan muka Lily membuat tangisan gadis itu semakin menjadi. Hendra tak penah marah ataupun berteriak seperti ini, apalagi sampai melakukan tindakan pelecehan ini.

Suaminya tak pernah main tangan!

"Lepas Hend.. hentikan Hend.. " Lily memohon ketika Hendra semakin menjadi, dia mengoyak baju Lily hingga bajunya sobek hanya menyisahkan bra yang masih menempel di tubuh bagian atasnya.

Hendra menulikan pendengarannya mendengar suara tangisan Lily, dia kembali memcium bibir Lily dengan brutal membuat bibir itu sobek dan bengkak.

Hendra berdiri sambil menjambak  rambut Lily menyeretnya untuk mengikuti langkahnya. Lily memegangi rambutnya yang seperti akan copot dari kepalanya akibat jambakan Hendra.

"Sakit Hend.." tangisan Lily membuat Hendra semakin murka, dia terus berjalan menaiki tangga membuat Lily tersaruk saruk mengikuti langkahnya.

Hendra menghempaskan dengan kasar  tubuh Lily keatas di ranjang, Hendra menyeringai kejam melihat bagaimana wanita ini ketakutan.

Please, Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang