Siapa?

21K 884 55
                                    

Lima Bulan kemudian!

Pria itu berjalan memasuki gedung Setiawan group dengan angkuh, semua karyawan yang berpapasan dengannya pada saling menunduk dan mengucapkan sapaan selamat datang walaupun mereka tahu tak kan ada balasan balik untuk mereka.

Lelaki angkuh itu memasuki Lift khusus disana ditemani lelaki muda yang Setia mengikutinya di belakang.

Tak ada satu senyuman pun yang tersunging di bibir merah alami pria itu, kedua iris warna hitamnya yang begitu pekat  terus menatap tajam pada semua yang di lihatnya.

Itu Hendra Setiawan.

Pria yang kini di juluki Iblis berwajah bak malaikat bagi sebagian orang karena sikap dinginnya yang seolah tak bisa tersentuh oleh siapapun.

"Frans apa jadwalku hari ini?" Tanya Hendra pada- Frans-sekertaris baru-Hendra yang sedari tadi mengikutinya di belakang,Hendra sengaja memecat Firda asistennya yang dulu dengan alasan yang tidak masuk akal dan menggantinya dengan Frans Kurniawan.

"Jadwal anda hari ini, jam sebelas siang nanti anda akan mengadakan pertemuan dengan Klien baru kita dari Jepang yang kemarin mengajukan kerja sama dengan perusahaan kita, dan jam dua sore nanti anda akan menghadiri meeting besar dengan para perusahaan besar yang telah lama bekerjasama dengan kita termasuk perusahaan Ahmad Company juga akan turut hadir disana" Tutur Frans menjelaskan jadwal Hendra Hari ini.

Hendra sempat tercengang beberapa saat ketika mendengar Frans berkata Ahmad Company berarti dia akan bertemu dengan Owi, sahabatnya yang kini menjabat menjadi seorang CEO di perusahaan keluarganya Ahmad Company  menggantikan sang ayah.

Awalnya Hendra sempat tak mengerti mengapa Owi Tiba-tiba memilih mengundurkan diri menjadi manager di perusahannya dan mau menerima tawaran ayah Owi untuk menjadi CEO di perusahaan Ahmad Company, karena Hendra sangat tahu jika sahabatnya itu takkan mau menerima jabatan itu sebelum usianya mencapai umur tiga puluh sedangkan sekarang umur Owi baru menginjak umur dua puluh tujuh tahun.

Hendra juga merasa kini Owi seperti sedang menghindarinya dan itu berlangsung sejak Matanya kembali bisa melihat lagi berkat seorang berhati malaikat yang rela mendonorkan mata untuknya. Walaupun sampai saat ini dia belum tahu siapa gerangan yang telah rela mendonorkan mata untuknya itu, semua orang tidak memberitahunya mereka hanya berkata jika itu adalah pendonor dari orang mati. padahal Hendra ingin sekali mengetahui asal usul pendonor itu atau mungkin paling tidak dia tahu dimana kuburannya.

Terdengar bunyi Ting dan Lift terbuka membuat lamunannya buyar seketika, Hendra dan Frans keluar dari Lift yang mengarah pada ruangan mereka, keduanya berjalan  dan segera memasuki ruangan mereka masing-masing.

Hendra memasuki ruangannya dan segera duduk di kursi kebesarannya. Melepas jas hitamnya dan meletakkannya pada gantungan khusus. Dia mengeluarkan dokumen-dokumen yang bertumpuk di meja kerjanya dan segera menenggelamkan seluruh perhatiannya disana.

Itulah yang selalu ia lakukan akhir-akhir ini menenggelamkan seluruh perhatiannya serta tubuhnya pada Pekerjaan, tak ada Lagi nama wanita yang selalu menemani. Sebab kini bagi Hendra wanita bagai ular yang begitu picik dan menjijikkan mereka hanya mendekat jika seseorang yang mereka incar itu sempurna tapi ketika seorang itu menderita semuanya berangsur-angsur menjauh bagai ditelan bumi.

Termasuk~istrinya.

***

Owi menuruni tangga pria itu terlihat berkarisma dengan Jas mahal yang kini melekat di tubuh kekarnya. Menjadi Seorang CEO menjadikannya harus memakai pakaian mahal setiap hari.

Manik hitam Owi menatap keseluruhan rumanya guna mencari seorang wanita mungil yang biasanya berkliaran disana, lama Owi mencari kemudian matanya menangkap bayangan seorang wanita  tengah duduk manis diteras menatap aneka tanaman hias maupun asli yang tersebar di halaman rumah baru yang selama lima Bulan terakhir ini baru di belinya.

Please, Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang