Sakit yang tiada akhir

17.5K 687 19
                                    

Derap suara langkah menggema memenuhi koridor rumah sakit. Terlihat wanita bertubuh mungil berpenampilan aneh itu sedang berlari menyusuri koridor rumah sakit ini dengan langkah lebar , dia tak menghitung sudah berapa orang yang sudah bertabrakan dengannya membuat umpatan demi umpatan tertuju padanya, yap.. Lily.

Lily merasakan tubuhnya serasa terbang keudara karena kecepatan berlarinya. Lily bahkan lupa bahwa dia sedang mengandung sekarang.

Yang ada dipikirannnya hanya 'Hendra'. Dia ingin melihat keadaan suaminya ketika mertuanya memberitahukan bahwa Hendra mengalami kecelakaan mobil.

Lily yang dalam keadaan kacau akibat perkataan Hendra tentang perceraian mereka, langsung buru-buru pergi kerumah sakit, tak mempedulikan penampilannya yang berantakan akibat menangis.

Lily melihat keluarganya serta Mama mertuanya sudah berkumpul di depan ruang rawat Hendra.

Lily menghampiri Mamanya dan menangis histeris dalam dekapan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.
"Mama..Hendra Ma.."Isak Lily histeris membuat Olly-Mama Lily-semakin mengeratkan pelukannya pada sang puteri untuk menenangkannya.

"Iya sayang, kamu yang sabar ya nak, dokter masih menangani Hendra kita doakan semoga dia baik-baik saja ya, jangan menangis lagi" Olly mengusap rambut Lily pelan.

"Aku takut, Mama.. aku takut tak bisa melihat dia lagi"bisik Lily disela isak tangisnya.

"Sayang, kau tak boleh bicara begitu, Hendra pasti baik-baik saja kita bordo'a pada tuhan semoga Hendra bisa cepat sembuh dan berkumpul lagi bersama kita" Nasehat Olly membuat Lily mengangguk dalam dekapan Mamanya.

Lily menatap pintu putih itu dengan cemas, dia Sudah menunggu tiga jam lebih tapi belum ada tanda-tanda dokter atau siapapun yang keluar dari sana, Lily meremas kedua jemarinya gelisah nafasnya tersengal akibat menangis hebat tadi, membuat Mama mertuanya mengusap lengan Lily mencoba menenangkan menantunya.

Tak lama kemudian dokter keluar semua orang mengerubungi dokter muda itu mencoba meminta penjelasan tentang kondisi Hendra.

"Dokter bagaimana kondisi suami saya" Lily menggengam tangan dokter yang mempunyai tag name Muhammad Ahsan itu dengan erat membuat lagi lagi mama Hendra mengusap lengannya untuk tenang walaupun Lily tahu bahwa mertuanya itu juga sedang sedih dan panik.

Dokter Ahsan mendesah berat.

"pasien sudah melewati masa kritisnya"Ujar dokter Ahsan, membuat semuanya mendesah lega.
"Tapi..." sang dokter menggatungkan ucapannya dengan ekpresi menyedihkan membuat semuanya kembali was-was.

"Tapi apa dokter, apa yang terjadi dengan suami Saya?" Lily panik.

"Kecelakaan itu telah membuat Pasien mengalami luka yang cukup para pada kepala dan matanya karena ada serpihan kaca yang menancap di kedua bola mata pasian membuat kami harus menganggkat kedua bola mata pasien. dan itu... menyebabkan pasien akan mengalami kebutaan permanent" Terang dokter Ahsan tak nyaman dan merasa perihatin.

Mama Hendra Langsung pingsan saat mendengar putranya buta. Untung ada beberapa perawat yang Lewat sehingga Mama Hendra langsung mendapat pertolongan.

Lily mundur selangkah melepaskan genggaman tangannya pada lengan dokter rian.

"Buta?" Bisik Lily "Bolehkah aku melihatnya, Ku mohon aku ingin melihatnya dokter, aku ingin melihat suamiku" isak Lily.

"Baiklah, anda harus tenang nona, pasien butuh istirahat, juga anda harus menunggu pasien di pindahkan ke ruang ICU terlebih dahulu" Bujuknya dan diangukki oleh Lily "Baiklah kalau begitu saya permisi" ujar Dokter Ahsan.

Please, Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang