Liburan

15.3K 603 10
                                    

" Aaaaaaa.."

Teriak Lili histeris ketika merasakan tubuhnya didorong terlentang diatas kasur, dan mendapati sosok Hendra berada diatasnya, Sedang Menindih tubuhnya yang terbilang kecil.

Lili gugup atas perbuatan Hendra ini, apalagi sekarang lelaki itu berada diatas tubuhnya, sungguh dia tak pernah berhayal akan mendapakan adegan yang mungkin terbilang intim seperti ini bersama Hendra. Bahkan dalam pikiran terliarpun dia tak pernah. Membuat kegugupan mendera Dirinya.

Masih bingung dengan apa yang sedang terjadi , tiba tiba dia dikejutkan lagi dengan tindakan Hendra, lelaki itu memeluknya erat, menggulingkan tubuhnya sehingga kini mereka saling berpelukan dalam keadaan tidur miring.

Hendra melilitkan kaki serta tangannya ketubuh Lili menjadikan tubuh mungil itu sebagai Guling Hidup!

Wajahnya begitu dekat dengan dada Hendra lelaki itu tak memakai Baju, telanjang dada. Rona merah muncul di kedua pipi Lili namun tak ketara sebab gadis itu menyembunyikan wajahnya di dada bidang Hendra. Kinerja jantungnya kini berdetak tak beraturan gemuruh di dadanya tak bisa berhenti dia takut jika detak jantungnya ini bisa sampai di dengar oleh Indera pendengaran Hendra. Saking kerasnya debaran di dadanya.

Rasanya sangat sulit bagi Lili untuk meneguk ludahnya sendiri seolah ada buah Batu besar di tenggorokannya membuat ia susah menelan ludah, Matanya yang sipit tak dapat terpejam seakan ada sesuatu yang mengganjal di kedua matanya. Jangankan terpejam berkedip saja Ia kesusahan.

Apakah efek seorang Hendra Setiawan dapat melumpuhkan semua sayaraf dalam tubuh seorang Liliyana Natsir?

Gadis mungil itu kesulitan bergerak, sebab Tangan dan kaki Hendra meliliti tubuh Lili bak Ular Python yang ingin menghancurkan mangsanya sebelum di telan hidup hidup.

Membuatnya tak dapat berkutik sama sekali.

Dengkuran halus memecah suasana di kamar mereka, Lili mendonggakkan kepala menatap Hendra, rupanya Lelaki itu sudah terlelap.

Waah bahkan dengan mudahnya dia tertidur!

Lili mencari posisi senyaman mungkin, dia tak berani membalas pelukan Hendra, hanya menyusupkan kepalanya ke dada bidang Hendra dan berusaha tenang hingga kegelapan membawanya ke alam mimpi yang begitu Indah.

"Tak bisakah malam ini berjalan lebih lambat?, sekali saja"

***

Kecanggungan mewarnai gerak gerik dari sepasang suami istri yakni Hendra dan Lili, Terlihat dari Lili yang terbirit birit lari menuju kamar mandi. Sedangkan Hendra memilih merebahkan lagi tubuhnya kali ini tidak tidur, lelaki itu memijat pangkal hindungnya yang mancung. Seolah mencoba mengingat sesuatu.

Memorinya kembali terulang ketika ia berniat iseng ingin menjahili Lili, menakut nakuti gadis itu dalam kurungan tubuhnya. Tapi entah magnet dari mana ketika mata Indah bak malam kelam tak berbintang itu bertemu pandang dengan kedua manik coklat matanya.

Membuat ia terdiam seperti terhipnotis oleh manik gelap milik Lili tersebut. Tanpa sadar ia membawa gadis itu dalam pelukannya, Hendra merasa tubuh Lili itu terasa pas dan Cocok dalam dekapannya Hendra semakin mengeratkan pelukannya.

Bahkan kedua kaki dan tangannya sengaja meliliti tubuh mungil itu, tak peduli jika tubuh gadis itu bisa hancur akibat dari eratnya pelukan Hendra.

Hingga kegelapan benar benar mengambil alih kesadarannya.

'Apa yang terjadi denganku?' Gumam Hendra menatap nyalang keatas kamar Lili yang di dominasi warna putih dan biru.

'Kenapa aku malah memperlakukan dia dengan baik, ahh.. ini bukan seperti diriku' lanjutnya sambil mengacak-acak rambutnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan menggunakan selimut berwarna biru dengan corak kupu kupu.

Please, Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang