Maaf

15.1K 636 9
                                    

warning 18+

***

Mobil Hendra memasuki kawasan elite kota Jakarta dimana letak apartemen Sansan berada.

Selesai memarkir mobil, mereka berjalan dan memasuki apartemen milik Sansan. Selama diperjalanan wanita itu terus saja mengoceh tentang hal-hal yang tak terlalu di gubris oleh Hendra. Lelaki itu hanya sesekali menjawab jika itu merasa penting untuk ia jawab.

Mereka memasuki kamar, saksi dimana tempat mereka biasa menghabiskan malam malam panas seperti sebelum sebelumnya.

Sepertinya mereka akan melakukan Itu  lagi.

Sansan yang terlebih dulu bertindak, wanita berambut panjang itu segera mencium bibir Hendra, melumat menghisap dan sesekali menggigit bibir bawah Hendra membuat satu erangan keluar dari mulut pria itu.

Sansan tersenyum di sela sela ciuman mereka, dia memang paling jago untuk memuaskan para pria, termasuk Hendra.

Oh Bitch!

Merasa terangsang akhirnya Hendra terbawah oleh permainan Sansan,  Hendra membalas ciuman itu dengan lebih agresif penuh tuntutan untuk meminta lebih, ketika Sansan membuka mulutnya tak disia-siakan lagi ia segera menelusupkan lidahnya mengupas habis mulut Sansan, mengabsen deretan gigi milik sansan serta mencari titik sensitifnya. lidah keduanya tak henti hentinya saling bergulat di dalam sana.

Tak ambil diam tangan Sansan dengan cekatan membuka seluruh kancing kemeja Hendra hingga terlepas, memperlihatkan tubuh kekar itu terekspos sempurna. Tak lama kemudian celana Hendra juga ikut terlepas, hanya menyisahkan boxer yang masih melekat di tubuh Hendra.

Hendra menghempaskan tubuh Sansan kearah ranjang matanya berkabuat penuh gairah melihat Sansan di bawahnya. Sudah hampir satu Bulan ia tak bercinta dengan kekasihnya membuat gairahnya menyala ingin segera menghabisi Sansan dalam kenikmatan dunia.

Hendra kembali menyapu bibir Sansan dengan bibirnya, melumatnya dengan rakus, bibirnya beralih ke leher menciptakan jejak panas disana tak lupa dia memberikan tanda merah disana seakan memberi tanda kempemilikan.

Bibirnya turun mencari buah dada yang masih terbungkus dengan kain, dengan tergesa Hendra segera melepas gaun yang masih melekat ditubuh sansan. tak lupa melepas bra hitam milik kekasihnya seolah-olah dia sudah hafal betul akan kegiatan tersebut.

Kini Sansan hanya memakai celana dalam saja sama halnya dengan Hendra. melihat pemandangan di bawahnya gairah Hendra kembali meluap dua kali lipat melihat sansan terbaring telanjang.

Tak ingin membuang waktu Hendra kembali melumat bibir sansan seakan itu yang menjadi kebutuhannya sekarang, bibirnya berpindah menyusuri leher jenjang milik Sansan. Setelah seselsai bermain disana bibirnya kembali turun ke dada tempat favoritnya berada.

Segera di lumatnya dengan rakus puting sansan dengan mulutnya, tak ingin ketinggalan tangan kanannya juga ikut serta meremas dada satunya. Sedangkan tangan kiri Hendra berkutat melepas celana dalam yang masih menempel pada tubuh sansan. 

Bibir Hendra kembali turun ia mengecup lembut pusar sansan,  turun lagi dan menemukan pusat milik kekasihnya. Hendra melebarkan paha sansan. Kepala Hendra turun ke arah selangkangan kekasihnya.

"Ahhhh... Honey..." desah sansan tak kuat menerima cumbuan Hendra pada miliknya.

"Tenang Baby, nikmati pembunuhan ini" Ucap Hendra, dia kembali bermain lagi pada pusat milik sansan.

Sansan tak tahan tangannya menekan kepala Hendra agar lebih dalam lagi. Bibir Sansan tak henti hentinya meracau ,mengerang menikmati sentuhan Hendra.

Please, Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang