Deal?

37 2 0
                                    


Ji Yoon meneguk orange juice nya sembari melihat kepadatan lalulintas di sekitar Gangnam di jam makan siang seperti ini. Sebenarnya tidak ada yang menarik karena hanya di penuhi oleh mobil dan bus yang berlalu lalang dengan cepat, atau orang-orang yang berjalan cepat masuk ke café-café yang memang banyak tersebar di daerah pusat bisnis seperti ini. Tapi paling tidak, pemadangan di luar jendela café ini masih jauh lebih menarik dari pada dia harus memandang wajah lelaki tampan yang duduk di depannya dan sedang menatapnya penuh tuntutan karena celetukan Ji Yoon tempo hari.

"Jadi kau sama sekali tidak mau minta maaf? Jung Ji Yoon-sshi?" tuntut Kyuhyun.

"Untuk?" tanya Ji Yoon tanpa mengalihkan pandangannya, membuat Kyuhyun seperti bicara pada tembok.

"Setelah tempo hari kau bilang kalau aku ini anak manja!"

"Memangnya kau merasa seperti itu?" tanya Ji Yoon asal. "Kalau kau tidak merasa seperti itu, seharusnya kau tidak usah marah kan?"

"YA! pandang lawan bicaramu! Kau selalu saja membuat aku bicara dengan benda mati!"

Ji Yoon dengan malas-malasan memandang wajah Kyuhyun yang kini sedang menatap lurus dengan ekspresi marah ke arahnya. "Dan aku selalu bosan mendengarkan keluhanmu dan kadang kesombonganmu tentang betapa sempurnanya kau ini!"

"Karena itu kenyataannya! Dan hal itu juga yang seharusnya membuatmu sadar, aku ini layak untuk di cintai. Bukan hanya sebagai benda pajangan yang bisa kau lihat dan kau bawa kemanapun tapi kau tidak pernah benar-benar mengharapkannya!"

"Aku menikmati setiap saat bersamamu Cho Kyuhyun-sshi." Ji Yoon duduk menyender dan melipat kedua tangannya, menikmati pemandangan lelaki tampan yang kini sedang merajuk ke arahnya. "Dan kau pun tahu persis bagaimana aku memujamu kan? Bahkan aku yang mengutarakan kalau aku suka padamu, baru setelahnya kau sadar bahwa ada karyawan magang bernama Jung Ji Yoon di divisimu. Iya kan? Kalau pun ada orang yang seharusnya merajuk itu aku bukan kau. Karena aku yang terlalu lama menanti celah bisa mengenal bos ku yang tampan ini."

Pipi Kyuhyun sedikit memerah setiap kali Ji Yoon mengatakan hal itu. Ini bahkan bukan pertama kali Ji Yoon mengucapkan kalau dia menyukai Kyuhyun, tapi entah kenapa pipi Kyuhyun selalu saja memerah kalau dia mendengar perkataan itu langsung dari Ji Yoon. "Dan kau juga yang selalu membuatku seperti seorang mama-boy."

"Karena itu kenyataannya." Ucap Ji Yoon mengangguk-angguk menyetujui perkataan Kyuhyun.

"Aku tidak seperti itu!"

"Tapi itu lah kau Cho Kyuhyun-sshi. Kau terlalu dilenakan dengan segala fasilitas yang tersedia. Tidak seperti pelayan yang ada di ujung sana." Ji Yoon mengendikkan dahunya ke arah seorang pelayan lelaki yang sedang membereskan meja di pojok ruangan. "Dia orang yang mandiri dan yeah, dia tipe idealku."

"Pelayan? Rendah sekali!" Ucap Kyuhyun meremehkan.

"Bukan profesi pelayannya!" Ji Yoon melempar remasan tissue ke arah Kyuhyun. "Tapi sifat mandirinya yang tidak tergantung orang lain. Kau harusnya belajar dari orang seperti dia, bagaimana dia harus meraih semuanya dari bawah dan tidak mengandalkan uluran tangan orang lain, mengerti?"

"Lalu salahku karena aku yang terlalu sempurna dan Tuhan terlalu baik memberikan ini semua padaku eh?"

"Tidak juga." Ji Yoon menyesap orange juice nya. "Mungkin Tuhan memang terlalu berlebihan memberikan semua hal ini padamu, tapi paling tidak kau jangan terlalu terlenakan semua hal ini, jadi kau hanya stuck dan berlindung pada zona nyamanmu. Zona dimana kau menjadi seorang Cho Kyuhyun, direktur muda dari perusahaan pertambangan milik orang tuanya. Apa kau tidak pernah malu menyandang nama itu?"

FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang