Sherr

21 1 0
                                    


Yi Xing menghela nafas frustasi. Ini bukan karena proposal tugas akhirnya di tolak professor karena ternyata temanya sama dengan Luhan. Bukan juga karena uang bulanannya sudah hampir habis karena dia belanjakan kertas dan tinta printer. Bukan juga tentang celana jeansnya yang sudah di pinjam Baekhyun dari sebulan yang lalu dan sampai sekarang belum di kembalikan.

Tapi ini karena seorang gadis yang tidak terlalu manis, tidak terlalu pintar dan tidak terlalu tinggi yang sukses membuatnya jatuh hati. Gadis China-Canada yang sebulan lalu terdampar di kampusnya sebagai salah satu mahasiswa pertukaran. Namanya Sherr. Entah kepanjangannya Sherlock Holmes atau malah Sheraton. Yang jelas dia hanya di panggil Sherr, with double 'r'.

Dan sampai saat ini Yi Xing bingung bagaimana menyapanya padahal mereka berasal dari negara yang sama. Tapi entah kenapa, bibirnya kelu hanya untuk mengucapkan sapaan 'Hallo'.

"Kalau aku yang mengalaminya, masih bisa di maklumi karena aku tidak terlalu fasih dengan bahasa mandarin. Tapi kalian berdua kan berasal dari negara yang sama." Ucap Minseok heran.

Yi Xing menghela nafas, "Itulah. Aku juga tidak tahu."

"Dia juga tidak menakutkan. Imut malah seperti anak anjing." Tambah Kris yang semakin membuat Yi Xing menghela nafas bingung.

"Entahlah. Di depannya membuatku seperti orang gagu."

-o0o-

Yi Xing berjalan di sepanjang koridor menuju kantin kampus. Perutnya sudah berontak minta diisi karena dari semalam Yi Xing tidak makan apapun saking penuh pikirannya akan gadis bernama Sherr -yang juga membuatnya bangun kesiangan. Bahkan kasus di tolaknya -lagi- proposal tugas akhirnya bukan menjadi prioritas sekarang. Karena yang ada di kepalanya hanya makanan dan bagaimana berbicara dengan Sherr.

Yi Xing mengambil 2 potong sandwich dan sebotol air mineral dan berkeliling mencari kursi kosong yang mungkin ada di sekitar area cafeteria kampus. Dan pilihannya jatuh pada kursi yang terletak di pojok, berdekatan dengan jendela besar yang mengarah langsung ke taman di bawahnya.

Di bukanya plastik pembungkus sandwich sembari membuka-buka lagi proposalnya yang kini di corat-coret oleh profesornya -yang sekarang terkesan seperti sampah tak layak baca.

"Aku boleh duduk disini?"

Yi Xing mendongak -sembari masih menggigiti sandwichnya- dan terbengong begitu melihat siapa yang kini ada di depannya.

"Bangkunya memang masih banyak yang kosong, tapi aku ingin duduk disini. Boleh?" ucapnya lagi.

Yi Xing mengerjapkan matanya dan menelan sandwichnya -yang berasa seperti sebongkah batu- susah payah. "Tentu." Ucapnya gugup.

Dia Sherr. Apa perlu Yi Xing berteriak dan berkeliling yang berada di depannya sekarang adalah seorang gadis yang sudah dengan kurang ajarnya mengisi mimpi dan hari-hari-nya yang di penuhi dengan imaginasi liar -bagaimana kalau Yi Xing mencium bibir Sherr di bawah temaram lampu kota- dan atau keinginan absurdnya untuk menggandeng Sherr dan dipamerkan sang gadis pujaan pada Baekhyun, Luhan, Kris dan Xiumin sebagai kekasihnya.

Yi Xing kembali -sok- berkonsentrasi dengan proposal dan sandwichnya -yang kini rasanya seperti batu bata- dari pada dia akan mati terkena serangan jantung melihat senyum Sherr yang entah kenapa jauh lebih manis dari biasanya.

"Dimana temanmu yang lain?" tanya Sherr demi membuka percakapan karena dia bosan dengan wajah gugup tapi sok sibuk Yi Xing.

"Maksudmu Baekhyun? Kris? Luhan? atau Xiumin?" tanya Yi Xing gugup.

"Semuanya. Tumben kau sendirian."

"Oh." Yi Xing meraih botol minumnya dan meminum beberapa teguk yang entah kenapa sulit sekali tertelan. "Mereka sedang ada kepentingan, katanya...." Omongan Yi Xing tertahan saat Sherr menyerahkan setumpuk notes yang dia letakkan dalam satu kardus berwarna pink.

"Kenapa kau harus menyuruh mereka dan bukan kau sendiri yang mengucapkannya?"

Yi Xing mulai membaca-baca notes yang kebanyakan di tulis dengan post-note warna pink. Mulai dari kata-kata cheesy seperti 'kau cantik hari ini', 'aku menyukaimu', 'kau berpotensi membuatku serangan jantung', 'senyummu benar-benar menarik perhatianku' dan banyak lagi.

"Bukan aku yang..., tapi ini."

"Kris, Baekhyun dan Xiumin sudah mengatakan padaku kalau kau kemungkinan besar tidak akan mengakuinya karena kau sangat pemalu. Iya, aku tahu. Dan aku terpaksa mencari tahu tentang kau. Dan kenapa lagi proposalmu di tolak Profesor Han?"

"Itu karena..."

"Kau tidak tidur semalam kan? Bagaimana bisa kau tidak mengerjakan proposalmu dengan baik?"

"Eh itu.... Bagaimana kau tahu?"

"Baekhyun yang mengatakannya padaku." Sherr menghela nafasnya. "Apa aku begitu menakutkan bagimu?"

"Bukan... bukan seperti itu." Ucap Yi Xing buru-buru. "Aku hanya gugup. Kau tahu kan?"

Sherr tersenyum manis. "Iya aku tahu. Mereka bilang kau tidak akan mau berteman denganku." Ucap Sherr .

"Eh? Aku tidak bilang seperti itu. Aku...."

"Mereka bilang kau hanya ingin jadi kekasihku."

Eh?

Yi Xing membuka matanya lebar-lebar saat dia mendapati senyum manis Sherr didepannya. "Lalu?" pancingnya. "Apa mereka benar?"

Yi Xing terkekeh geli. "Entahlah aku bingung, apa aku harusnya menghukum mereka atau malah memberikan mereka hadiah. Tapi memang begitu adanya. Jadi, apa kau jadi kekasihku?"

"Tentu."

-o0o-

pUUtQs

FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang