White Paper

27 2 0
                                    


Mungkin ini yang dinamakan Pre-Marriage Syndrome. Semua hal yang berkaitan dengan persiapan pernikahan maupun tentang kehidupan setelah pernikahan terlihat menakutkan di mata Jung Ji Yoon, sang calon pengantin perempuan yang tiga bulan lalu tersenyum lebar saat Kyuhyun berlutut di depannya dengan sebuah cincin berlian di tangannya. Tapi kini yang terlintas di otaknya justru bagaimana caranya dia membuang cincin yang sudah melingkar di jari manisnya dan berlagak inosen untuk membatalkan segala persiapan pernikahan ini tanpa membuat pihak manapun panik.

Tapi sepertinya hal yang di harapkannya tidak akan mungkin terkabul. Karena pertama, persiapan sudah sembilan puluh persen. Kedua, orang tuanya bahkan sudah pulang dari Cincinnati dan sekarang menginap di hotel tempat pernikahannya akan di gelar. Ketiga, Kyuhyun sudah mengancamnya kalau dia berani-berani kabur di hari pernikahan mereka, Kyuhyun akan dengan senang hati mencekiknya sampai mati lemas.

Iya, iya, Ji Yoon tahu kalau Kyuhyun memang sindikat pembunuh berdarah dingin!

Tapi pemikiran rencana pembatalan pernikahan benar-benar sudah tercokol kuat di otaknya. Mulai dengan rencana sakit perut tiba-tiba, minum obat tidur dua menit sebelum pernikahannya, sampai pemikiran gila dengan menabrakkan dirinya di depan mobil yang sedang melaju kencang. Apapun! Apapun yang bisa membuat pernikahan ini di undur atau malah di batalkan. Ji Yoon benar-benar tidak ingin menikah dalam keadaan tertekan seperti ini.

Ji Yoon memainkan sendok kuenya dan memotong-motong chocolate cake-nya sembarangan tanpa ada niat memakannya sedikitpun. Bagaimanapun dia benar-benar sudah berniat membatalkan penikahan ini. Kalau perlu semalam sebelum pernikahannya berlangsung, dia akan kabur sejauh mungkin.Walau dia tahu usahanya pasti akan gagal.

Kyuhyun mirip Edward Cullen yang selalu muncul tiba-tiba dan akan menemukan Ji Yoon dimanapun Ji Yoon sembunyi, dan itu menyebalkan, kau tahu? Tapi hal itu jugalah yang mampu membuat Ji Yoon jatuh hati pada lelaki jelmaan Lucifer itu. Ji Yoon selalu menganggap bahwa kemampuan Kyuhyun yang selalu tau dimana dia berada menjadi tanda kalau mereka bernar-benar berjodoh, walau Ji Yoon tahu itu terlalu kekanakan dan di luar logika.

Tapi orang jatuh cinta memang jarang memakai otak kan?

-o0o-

Ji Yoon masih sibuk rebahan di atas sofa empuknya –dengan kakinya di atas, sedangkan kepalanya bergantung di bawah-, kembali memikirkan rencana briliannya untuk membatalkan pernikahannya daripada bersiap-siap untuk fitting wedding dress-nya padahal lima menit lagi Kyuhyun akan menjemputnya. Ji Yoon bahkan tau dengan sangat apa yang akan Kyuhyun lakukan kalau dia sampai terlambat, tapi kali ini Ji Yoon tidak peduli. Bahkan dia sangat menunggu Kyuhyun yang akan membatalkan pernikahan ini karena terlalu kesal dengannya.

Walau kemungkinan itu berada di bawah nol persen.

"Kau mau mati hah?!"

Ji Yoon menatap sumber suara yang tentu saja berasal dari Kyuhyun yang sedang berkacak pinggang di depannya. Dia tampan dengan kemeja kasualnya sedangkan jas nya dia sampirkan di lengannya. Dia bahkan tetap tampan walau memakai pakaian compang-camping sekalipun.

Okay, ini berlebihan. Tapi sungguh, Kyuhyun itu sangat tampan di depan mata Ji Yoon. titik.

Errrrr, sebenarnya Lee Sungmin lebih manis :p

Ji Yoon bangun dan terduduk di kursinya. "Apa kau yakin dengan rencana ini?" tanya Ji Yoon memberanikan diri.

Kyuhyun mengernyit heran, "Jangan bilang kalau kau berpikir untuk membatalkannya, Yoon."

"Mungkin." Angguk Ji Yoon tanpa berusaha menutupi perasaannya sama sekali. "Bukannya aku tidak mencintaimu atau menganggap kau semakin jelek karena tubuhmu yang membengkak akhir-akhir ini." Ucap Ji Yoon gamblang yang berhasil mendapatkan lemparan sepatu tapi gagal mengenainya. "YA! BUKAN BERARTI KAU CALON SUAMIKU LALU AKU TIDAK MAU MEMBUNUHMU!"

FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang