So Not Love At the First Sight

65 3 0
                                    


"Aku tidak butuh cinta pada pandangan pertama!"

Aku menghentikan sepedaku dan melihatnya yang berhenti di depanku dengan nafas terengah –sepertinya dia berlari cukup kencang untuk mengejar sepedaku- dan dia mencoba keras tersenyum di tengah-tengah usahanya mengirup oksigen sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan paru-parunya.

"Aku bukan tipe orang picisan yang percaya ada cinta pada pandangan pertama.... Tapi aku mengakui kalau aku mencintaimu setelah kau yang selalu memandangku dengan tatapan hangatmu."

"Begitu?" tanyaku tenang, sama sekali tidak turun dari sepedaku atau berusaha menghampirinya yang berdiri dua meter di depanku.

"Siapa yang butuh cinta di pandangan pertama yang menggebu kalau pada akhirnya harus menyakitkan?"

"Apa kau yakin, cinta yang kau punya untukku tidak akan menyakitiku suatu saat nanti?"

Dia termenung, terdiam sesaat, berusaha mencerna perkataanku dan mencari jawaban yang pas agar tidak menjerumuskannya atau berkesan membohongiku. "Bohong bila aku bilang aku tidak akan menyakitimu, tapi bisa kau memberiku sedikit kesempatan untuk membuktikan kalau aku benar-benar menyimpan perasaan cinta ini hanya untukmu sampai akhir?"

Ada sedikit rasa kecewa saat dia lagi-lagi menjawab pertanyaanku dengan penuh logika. Terkadang aku mengharapnya sedikit menggombal atau berbohong untuk sekedar menyenangkanku, tapi sayangnya dia bukan tipe seperti itu.

Dan hari ini, akar dari segala permasalahan yang membuatku harus mengayuh sepedaku menjauh darinya adalah karena dia mempermasalahkanku yang memakai dress berwarna pink tapi dia benar-benar bilang kalau aku tidak pantas memakainya, dan dia tidak suka penampilanku yang feminine seperti ini. Di titik itulah untuk pertama kalinya aku merasa marah padanya karena sebenarnya aku ingin menunjukkan padanya kalau akupun bisa semenarik perempuan lain yang cantik dan berkaki jenjang dengan berpakaian sedikit feminine. Tapi nyatanya usahaku gagal total.

"Kau tidak perlu merubah dirimu." Dia berjalan mendekat sembari tersenyum manis, senyum yang selalu aku favorite-kan selama satu tahun belakangan ini. "Aku tidak akan pernah komplain kalau kau mau berbuat seenak hatimu sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain, karena aku tahu, kau bukan sesosok gadis yang mau di atur sembarangan. Tapi tolong, jangan pernah merubah apapun dalam dirimu."

"Kenapa?"

"Karena aku suka sosok kau yang apa adanya." Ucapnya lembut.

Mataku membulat saat dia tiba-tiba mengecup keningku dan mengelus pipiku pelan. "Tapi aku..."

"Bukan gadis dengan make up, mini dress, atau gadis yang selalu mengedepankan penampilan yang aku mau." Lagi-lagi dia mengenggam tanganku erat dan hal itu cukup membuat jantungku bekerja terlalu keras. Ugh! "Tapi gadis yang selalu menunjukkan bagaimana diri sebenarnya di hadapanku."

"Dan gadis itu?"

Dia tersenyum lembut dan mengecup bibirku sekilas. "Kau."

Ck! Apa pernah aku bilang kalau kau selalu berhasil membuatku jatuh cinta berulang-ulang, Cho Kyuhyun?

t

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang