Dimensi 22

652 49 6
                                    

Beberapa saat kemudian, aku berhasil menemukan ujung dari lorong Ring tersebut. Tapi langsung terjatuh. Terhempas di tanah yang bercampur bebatuan. Ternyata, ujung lorong itu berada di sekitar langit. Langit yang cukup jauh di atas sana. Kurang lebih berjarak 5 meter dari tempat ku terjatuh.

 Kurang lebih berjarak 5 meter dari tempat ku terjatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puncak bukit kah?

Tinggi banget... Beberapa meter di depan ku adalah ujung dari tempat ini, semacam tebing lah. Dan di bawahnya kurang jelas terlihat, karena tertutupi oleh kabut dan awan. Tanahnya berwarna cokelat muda. Lokasinya sedikit miring. Di sebelah kanan ku terdapat sebuah pohon cukup tinggi. Jika menghadap ke selatan, dapat dilihat di sisi bagian bawah. Di sana ada pedesaan. Rumah-rumah penduduk, mereka sedang beraktifitas.

Tidak lama kemudian datang dari arah desa, sebuah ular yang besar. Panjangnya dapat melingkari desa tersebut, dan kepalanya mengarah pada ku. Tanpa pikir panjang, aku langsung memanjat pohon di sampingku. Bersembunyi di sana ketika ular itu tiba. Jenisnya aku tidak tau. Tapi warnanya biru gelap, dan terdapat dua taring yang menjulur dari mulutnya. Dia terlihat sangar. Predator ganas yang siap memangsa manusia lemah seperti ku. Ku harap dia tidak melihatku dari bawah sana. Semoga di pohon ini cukup aman. Dia seperti memata-mataiku, dan berada di sana untuk beberapa waktu. Mungkin saat ia berada di desa, ia melihat diriku berada di puncak tebing ini, dan dia mengira aku adalah ancaman sehingga dia datang dan merasa heran kenapa aku tiba-tiba tidak ada di sini. Jadi, dia terus menunggu seraya menantangku untuk keluar dari tempat persembunyian.

Bodoh!! Tidak akan aku lakukan!! Itu sama saja bunuh diri!! Aku tidak tau apa aku bisa menggunakan kemampuan khusus di tempat seperti ini. Jika aku keluar dan kenyataannya tidak bisa, akan jadi apa aku nanti??

Payah!! Dia tidak mau pergi. Kaki ini mulai gemetar, dan tangan ini sudah pegal. Perlahan aku mulai memahami situasinya. Mungkin aku ditugaskan untuk melihat keadaan dan situasi dari setiap tempat. Dan ada berapa tempat yang akan aku kunjungi, itu masih tanda tanya. Baiklah, aku sudah tau apa yang harus aku lakukan setiap tiba di tempat baru.

Sekarang ini yang terpenting adalah, kapan ular itu pergi?? Waktu ku terbatas. Inginkan segera pulang...

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya ular itu kembali ke pedesaan. Segera aku turun dari pohon dan tetap bersembunyi di baliknya. Karena, jika dari pedesaan dia pasti dapat melihatku di atas pohon ini.

"Oke. Ke mana aku sekarang? Para penduduk itu mungkin baik, tapi aku tidak bisa berpaling dari kesigapan ular tadi. Responnya sangat cepat. Dia tau aku ini pendatang. Jadi aku rasa, aku tidak bisa ke desa untuk bertanya jalan pulang," ucap ku sambil gemetaran.

Seketika ular itu kembali datang. Melalui jalur yang sama. Aku terkejut melihat kepalanya tiba-tiba berada di ujung tebing. Langsung saja aku bergeser sedikit ke sisi lainnya, agar ular itu tidak dapat menemukanku. Kami seperti Tom and Jerry. Bermain petak umpet, dan yang gagal bersembunyi akan mati. Hingga ia sempat melingkari pohon itu demi menemukanku. Aku juga otomatis bergeser, hingga hampir saja menginjak sedikit bagian tubuhnya. Aku terus mengatur nafas ku agar tetap bisa berfikir jernih. Lalu ia kembali ke posisi semula. Dan dengan perlahan meninggalkanku. Namun ekornya masih di sini. Tidak lama setelah itu, Ring kembali muncul. Aku langsung berlari dan ular itu melihat ku. Ia kembali bergerak ke arah ku sambil membuka mulutnya yang penuh dengan gigi tajam. Aku masuk ke dalam Ring sebelum ular itu melahap ku.

***


Maaf kalau ada salah tulis. Jika kalian menemukan text ini selain di Wattpad, berarti text tersebut telah di copy paste tanpa izin.

PORTAL (true story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang