Dimensi 26 (part 2)

93 28 0
                                    

Saat situasi mulai mendesak. Aku naik ke balcon, lupa lantai berapa. Terusss??? Terjun bebas gitu?
Ya kalee!!
Tiba-tiba ada seseorang yang bersiul. Kayak preman pasar gitu deh 'siul-siulan'. Sewaktu aku lihat, dia ada di posisi yang lebih tinggi dari ku, di daratan bebas. Weehhh??? Terbang? Mustahill!! Tapi itulah kenyataannya. Dia mengajak ku untuk mengikutinya. Tapi apa bisa, yang ada malah bunuh diri. Sakit tau kelau terjun bebas tuh! Tubuh seperti mati rasa, tapi belum mati... ehh??

"Kalau tetap di sana, kau akan mati!" serunya, perempuan berambut pendek dengan pakaian feminim.

"Kalau aku ngikutin kamu, aku juga akan mati!!" seru ku.

"Kau pilih yang mana, mati karena terjun bebas, atau mati terpenggal olehnya? Sama-sama bunuh diri!!" katanya.

Ini yang namanya pilihan?? Terpenggal atau terjun??
Gak mau lagi deh ngerasain golok menyayat leher... Ihhh... ngiluuu

"Aku pilih hidup!!"

"Berikan bayinya, maka akan ku biarkan kau tetap hidup," kata laki-laki itu.

Payah!! Dasar payah!! Apa mereka ini malaikat maut? Kenapa keduanya mengarahkan ku pada kematian? Haduhh...

"Sudah ku bilang, aku tidak membawa bayi mu itu!" tegas ku.

"Jadi kau ingin mati??!"

"Aku ke sini tidak untuk bertengkar. Tapi kalau kau memaksa, aku akan memperjuangkan hidup ku!!"

"Keras kepala!!! Kau akan mati bersimbah darah!" kata perempuan itu.

"Apa peduli mu? Kau juga ingin aku mati??"

Dengan sebatang kayu sisa, aku mencoba menghadapi laki-laki egois itu. Bertahan sambil memutar posisi, agar dia menyingkir dari tangga supaya aku bisa melarikan diri secepatnya. Huh... Baru menerima serangan satu kali, tubuh ku sudah merinding. Kayu yang ku pegang perlahan-lahan habis ditebasnya. Dan kembali, aku terpojok lagi.

"Ayolah!! Sudah ku bilang. Terjun itu tidak semengerikan tebasan golok!!"

"Memang kau pernah merasakannya?" ujarku.

"I-iya... belum sih..."

Sementara itu, aku langsung terjun ke bawah. Fokus ku adalah kaki yang harus mendarat lebih dulu!

"Heii!" serunya yang terkejut, "Kenapa kau tidak bilang kalau mau terjun?" dia memegang kedua lengan ku.

"Bukannya kamu yang nyuruh??"

"Ya gak gitu juga kali. Haduh, tubuh mu berat tau!! Banyak dosa ya gini nih."

"Kurang ajaarrr."

"Aku akan membunuh mu sampai kau berikan bayi ku!" Dia tidak membiarkan ku lolos.

"Eh? Dia masih menginginkan bayinya?!"

Tiba-tiba, dari lantai paling atas, "Muzi! Tangkap!!"

Segeralah aku menangkapnya. Hal bodoh! Kenapa bayinya malah di serahkan padaku? Dengan cara dilempar lagi.

"Apa ini bayi yang di maksud?"

"Iya. Dia menginginkan ini!"

"Kalau begitu selamatkan bayinya. Pria egois ini biar aku yang urus!" seketika ia melepas cengkramannya.

Haduh duh, aku ikutan-ikutan di lempar nih ceritanya? Untung pendaratannya sempurna. Langsunglah aku berlari menuju bangunan lain yang terlihat dan tak terurus itu.

~

Maaf kalau ada salah tulis. Jika kalian menemukan text ini selain di Wattpad, berarti text tersebut telah di copy paste tanpa izin.

PORTAL (true story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang