Dimensi 24 (part 2)

171 30 0
                                    

Tempat ini bukan perkotaan atau daerah terbuka. Rasanya perumahan ini jauh dari keramaian yang sesungguhnya. Bangunannya tinggi, lebih cocok disebut sebagai benteng. Setiap aku melangkah, aku terus kembali ke posisi awal. Berputar-putar tak berujung. Kenapa aku tidak sadar, bahwa gedung-gedung yang ku lewati dari tadi sama. Entah memang aku tersesat atau semua gedung bermotif sama. Terutama dinding besar, yang entah kenapa aku tidak berani pergi ke salah satu ujung sisinya.

Seperti ada yang menahan ku agar tidak pergi terlalu jauh. Memang setiap kali aku berhenti di dekat dinding itu, sisi kanan dan kiri sangatlah gelap, padahal saat itu siang hari. Para penduduk mulai berkurang. Hah?? Berkurang itu kalimat yang sangat tidak cocok!! Habis... Mau diungkapkan dengan kalimat apa??! Mereka menghilang tanpa ku sadari. Mereka yang berada di luar gedung, dan yang tadinya sedang menjemur pakaian. Pintu rumah bagian belakang milik si wanita itu masih terbuka, dengan sebagian pakaian sudah di jemur dan sisanya masih di ember.

Lalu ke mana orangnya?

Angin berhembus menerbangkan salah satu kain yang sedang dijemur.

Dimensi 23; daerah yang asing, keamanan sangat ketat, sikap penduduknya memang lumayan kasar, tapi mereka nyata dan memang ada.

Sedangkan dimensi 24; daerah yang umum, situasi dan kondisi lebih bersahabat, tapi para penduduknya yang membuat ku bingung. Melihat kain itu terbang tertiup angin, saat itulah aku sadar bahwa tempat ini lebih tak terduga lagi. Aku kembali melangkah dengan sedikit dipercepat. Mengulur waktu sampai ada yang menghubungi ku. Terus bersikap tenang dan stabil. Jangan menimbulkan kecurigaan!! Tadi itu bukan berarti diriku yang transparan ataupun mereka yang memang tidak bisa melihat kehadiranku. Melainkan, mereka belum menyadari kehadiranku. Dan saat mereka sadar aku berada di sekitar rumah mereka, saat itu pula mereka bergegas bersembunyi, menghilangkan jejak, tanpa berpikir tentang pekerjaan yang sedang dilakukan. Entah niatnya apa, mungkin saja mereka takut aku berbuat jahat terhadap para penduduk di sana. Mereka merasa asing. Tak berani berhadapan dengan ku... Atau ada hal lain??

Jadi ketika aku mulai berpikir sambil diam berdiri di dekat dinding besar tadi, saat itulah salah seorang dari mereka PASTI ada yang memberi kode untuk pergi, bersembunyi, atau mungkin menyamarkan diri, sehingga aku tidak dapat melihat posisi mereka saat ini.

Hebat!!
Lagi-lagi keduluan!!
Dasar lengah!!!
Bukankah aku sudah memperingatkan diri ku sendiri untuk tetap fokus dan waspada??!
Tapi kenapa yang terjadi malah sebaliknya??
Efek benturan kah?

Rusuh!! Bukan saatnya untuk menyalahkan! Aku perlu berpikir jernih untuk tetap hidup. Hampir tiba di titik dinding itu lagi. Aku berhenti sejenak, berpura-pura bahwa semua baik-baik saja. Di situlah aku berpikir...

~

Maaf kalau ada salah tulis. Jika kalian menemukan text ini selain di Wattpad, berarti text tersebut telah di copy paste tanpa izin.

PORTAL (true story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang