3.0

7.3K 429 10
                                    

Happy Reading!

Author POV

Al sudah berhenti dari dunia modeling yang melambungkan namanya serta membuat hidupnya berantakan, sekaligus kehilangan Nila yang sejak dulu ada didekatnya menemaninya.

Namun, kini Al benar-benar menepati janjinya. Ia menjaga Clara dan buah hati mereka yang dikandung Clara dengan baik. Meskipun Al belum menikahi Clara tapi kini mereka memutuskan tinggal bersama di Apartemen Clara.

Tidak ada kesibukan, Al sering kali membuat lagu menggunakan gitar miliknya. Ia bisa memainkan alat musik karena sejak ia kecil Andreas sudah mengajarinya.

Satu buah lagu tentang permintaan maaf yang ia tulis untuk Nila sudah selesai dibuatnya. Ia pun akan menyanyikan lagu itu berduet dengan sahabatnya yang merupakan seorang penyanyi terkenal.

"Al makan dulu" ucap Clara yang membawakan sepiring nasi goreng dengan telur setengah matang kesukaan Al.

"Makasih sayang" Al tersenyum menerimanya lalu menyantapnya "Kamu mau?" Tawar Al yang hanya dijawab gelengan dari Clara.

Al mengernyit, ia melihat sesuatu yang disembunyikan dari Clara. Ia meletakkan piringnya lalu menarik lembut Clara untuk duduk dalam pangkuannya "Kamu kenapa?"

"Engga papa kok. Aku lagi bosen aja di apartemen terus" ucap Clara memajukan bibirnya.

Al terkekeh pelan ia mengecup bibir Clara sekilas "Yaudah. Gimana kalo kita jalan-jalan?" Ucapnya membuat Clara berbinar.

"Ayok" jawab Clara semangat. Al menyantap habis makanan buatan Clara sedangkan wanita itu bersiap mengganti pakaiannya.

Disisi lain sang adik Megan baru saja menyelesaikan sekolahnya dengan hasil baik. Namun Megan tak berniat melanjutkan ke sekolah yang lebi tinggi lagi karena ia sudah mendapat tawaran untuk memerankan tokoh disatu film.

Hal itu tentu saja membuatnya dan keluarganya bangga pada Megan. Perlahan Megan mulai melupakan Remon dan mengikhlas kan dia bahagia dengan Nila.

Nila POV

Bau aroma tubuh yang sangat aku kenali menyeruak masuk kedalam indera penciumanku.

Kubuka mataku perlahan. Dada bidang pria dengan perut sobek-sobeknya ini  memang menjadi makanan sehari-hariku beberapa hari ini.

"Sudah bangun hm?" Suara serak khas bangun tidurnya terdengar sexy.

Aku tak menjawab kutenggelamkan wajahku didadanya semakin dalam. Ku dengar Remon terkekeh pelan sembari membelai lembut rambutku "Jangan bangunkan adik kecilku" bisiknya lembut.

Malam tadi yang merupakan malam terakhir bagi aku dan Remon kami habiskan untuk bergulat dikasur.

Kami melakukan dengan penuh cinta dan nafsu serta kemauan dari diri kami tanpa paksaan. Memang sebelumnya Remon menolak karena ia berkata ingin menyentuhku saat kita sudah menikah.

Namun dengan segala jurus rayuanku akhirnya dia mau menurutinya. Terdengar seperti jalang memang tapi jujur aku tak bisa menahan lagi saat aku melihat tubuh Remon yang ku tau dia pun tak bisa menahan dan sering ku dengar dia mengerang di kamar mandi.

Aku merangkak naik keatasnya. Ku tatap matanya serta kubelai rambutnya yang berantakan akibat ulahku semalam. Tatapan tajam mata abu-abunya memang membuat siapa saja terpana dibuatnya.

Aku dan Remon memang tak memakai apapun kini. Hanya selimut tipis yang menutupi tubuh kami berdua saat ini. Sesuatu mengganjal dibawah sana sangat terasa.

Remon membalik tubuhku hingga kini aku berada dibawahnya "Kamu sudah membangunkan dia, kamu harus tanggung jawab" ucapnya menyeringai dengan tatapan nakalnya.

About UsWhere stories live. Discover now