Sorry for typo(s)
blah blahEnjoy
❤
Langit mendung menggambarkan bagaimana suasana hati Eun Soo.
Setelah hari itu, hari kematian Yonghwa, Eun Soo menjadi murung.
Sudah dua hari sejak kepulangannya ke Korea. Kini Eun Soo merasa lelah dengan segalanya. Ia masih berkabung dan upacara pembakaran Yonghwa akan dilakukan sebentar lagi.Langit-langit kamar Eun Soo menjadi saksi bagaimana pedihnya perasaan gadis itu.
Eun Soo bukan sedih karena ayahnya meninggal. Tidak! Baginya kematian adalah hal yang paling pasti di dunia ini.
Eun Soo hanya berang karena ayahnya rela mengorbankan nyawa demi robot tak berguna itu
Bodoh
Dedaunan mulai rontok di awal bulan September. Bukannya masih terlalu dini untuk memulai musim gugur? Atau alam hanya ikut serta untuk merasakan kesedihan Eun Soo.
Eun Soo membuka jendela kamarnya. Membiarkan angin berhembus dan menerpa wajahnya yang menjadi kusam karena terlalu banyak menangis akhir-akhir ini.
"Eun Soo, kau tak ikut kremasi?" Tanya seseorang
Eun Soo menoleh sebentar dan kembali kearah luar jendela kamarnya. Ia mendesah penat dengan segalanya. "Haruskah?" Ucapnya bertanya pada orang yang kini berada di sampingnya. Menikmati hal yang sam dengan yang ia nikmati saat ini.
"Sebaiknya begitu. Tapi, aku tak memaksamu." Jawab orang itu dengan nada rendah.
Eun Soo menatap dedaunan yang entah kenapa menjadi gugur seperti itu. Eun Soo benci musim gugur.
"Kenapa harus ada musim gugur?" Ucapnya pada angin yang berlalu
Taehyung-Pria disampingnya tersenyum dan mengelus pundak Eun Soo. "Karena tidak ada yang abadi di dunia ini." Jawabnya pasti
Eun Soo menoleh pada Taehyung dengan muka datar. "Apa kau bisa membangunkan jiwa yang telah dipanggil?"
Taehyung menatapnya seolah tak percaya dengan pertanyaan Eun Soo. "Seperti daun yang telah gugur, apakah ada yang bisa menyambungkannya kembali?" Jawab pria itu dengan melemparkan kembali pertanyaannya untuk Eun Soo
Eun Soo tersenyum sekilas dan menggelengkan kepalanya
"Seperti itu pula hidup ini. Daripada memaksa hal yang diluar batas sebaiknya kita terus menjadi manfaat di dimensi apapun kita berada." Taehyung menarik nafasnya. "Kau lihat dedaunan itu?" Tunjuk Taehyung pada daun-daun yang sudah berguguran mencapai tanah. "Dia memang telah mati. Tapi, dia akan tetap ada untuk generasi yang berikutnya. Dia akan berubah menjadi kompos dan menjadi sumber kehidupan untuk generasinya." Lanjut Taehyung.
"Kau tau Soo-ya, bagaimanapun kita hidup memang hanya sekali. Dan kau tidak boleh menyesalinya. Ketika kau hidup kau hanya harus melakukan yang terbaik." Jeda Taehyung
"Kau tidak bisa memaksakan apapun meski kau mencintai orang yang meninggalkanmu. Lagipula seonsaengnim juga telah meninggalkan sejuta manfaat untuk kita." Ujar Taehyung ssmbil menatap langit
Eun Soo mendesah mendengarkan kalimat langka dari Taehyung. Jika saja ia dalam keadaan yang bahagia saat ini, pasti dia sudah mengelu-elukan nama Taehyung karena kalimat wownya.
Taehyung memegang bahu Eun Soo, menyalurkan energi yang bisa ia kirim untuk Eun Soo. Tidak! Taehyung hanya berharap ia memiliki kekuatan seperti itu.
"Soo, aku akan pergi untuk upacara." Ujar Taehyung melangkah keluar dari kamar Eun Soo
"Oppa, aku ikut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyber Heart
أدب الهواةTentang hati rancangan yang bisa merasakan indahnya segala perasaan. Tentang hati yang diharuskan untuk memilih