Sembilan Belas

6.2K 374 1
                                    

"Telah terjadi pingsan masal di sebuah rumah sakit jiwa. Penyebab pingsan pasien belum dipastikan. Tapi dari informasi yang kami dapat, 98 pasien pingsan dalam waktu hampir bersamaan. Kejadian ini terjadi mulai pukul 07.10 pagi hingga 07.30. Semua pasien sedang menikmati sarapan dan beberapa suster pun dikabarkan pingsan pi.."

Belum selesai repoter berita itu menyampaikan informasi Deson sudah mematikan televisinya.

"Ini sudah satu hari Pearl menghilang. Apa ini ulahnya ya?"

"Deson, kita harus cepat menemukan Pearl sebelum Vasco menangkapnya."

"Kalau sampai Vasco mengetahui kabar ini Pearl pasti dalam bahaya."

Deson Dan Jeson masuk kedalam mobilnya masing masing dan berpencar mencari Pearl.

"Aku akan mengirimkan foto seorang gadis. Kalian cari dia secepatnya. Dan hati-hati jangan sampai dia menyakitimu dan kamu menyakitinya. Kalau dia lecet sedikit saja kalian mati." Deson menutup teleponnya dan mengirim foto Pearl pada semua anak buahnya.

"Kamu ada dimana sayang. Tunggu aku ya. Aku pasti datang menemuimu."

Deson mengemudikan mobilnya cepat sambil menoleh ke kanan ke kiri.

Penglihatan Deson sangat tajam. Lebih tajam dari mata Elang.

Itu kelebihannya sebagai demon. Dulu wujud demon sangat menyeramkan. Tapi dari masa ke masa demon berevolusi dan berbentuk seperti manusia hanya saja memiliki beberapa kelebihan dan berbeda makanannya.

Drtt drrt handphone Deson bergetar.

"Halo."

"Bos kami sudah menemukan gadis yang sama dengan foto yang bos kirim. Dia ada di Fresh cafe."

"Oke thanks."

Deson memutar balik arah danmempercepat mobilnya tak butuh lama Deson sampai di depan cafe.

"Pearl.."

Pearl kaget dan menoleh kebelakang.

"Deson..jangan marah. Aku hanya..  aku." Deson berlari memeluk Pearl.

"Apa kau tidak tahu betapa aku mengkhawatirkanmu? Sudah aku bilang jangan pergi meninggalkanku? Apa kamu bahagia membuat aku seperti orang gila huh?"

"Ma...maaf."

Deson membelai rambut Deson.

"Aku khawatir kamu akan pergi meninggalkannku selamanya. Aku takut kamu di tangkap Vasco. Aku tak mau dia menyakitimu."

"Vasco siapa dia?"

Badan Deson mengaku. Dia tak seharusnya mengucapkan nama Vasco.

"Kamu itu nakal sekali ya. Dulu di disneyland kamu menghilang sekarang juga."

Pearl melepaskan pelukan Deson.

"Siapa Vasco?"

Deson diam saja. Dia tidak tahu harus memberi tahu tentang Vasco atau tidak.

"Deson.. jawab aku siapa vasco?"

"Vasco itu...."

Braaak terdengar suara pintu cafe terjatuh.

"Pearl..jangan menoleh kebelakang."

"Ada... ada apa Deson."

Deson tak menjawab dan melepas jaketnya dan menutupi kepala Pearl.

"Apa pun yang terjadi kamu jangan menoleh kebelakang. Dan sekarang kamu pergi dari sini. Dan jangan buka penutup kepalamu. Ingat jangan tahan nafasmu."

Braaak... terdengar meja jatuh.

Segerimbolan orang menggunakan jubah hitam masuk ke dalam cafe.

"Sekarang kamu pergi kearah dapur oke. Cepat."

Orang-orang dalam cafe berdiri kaget.

Gerombolan itu berpencar dan mencari Pearl.

Pearl jalan mengendap-endap menuju dapur.

Setiap gerombolan itu lewat meja disampingnya melayang dan jatuh.

Barang-barang seperti gelas piring vas bunga dan tas tamu jatuh menyebabkan ssuara keributan.

Orang-orang berhamburan berlari kesana kemari untuk mencari pintu keluar.

Gerombolan itu dengan santainya menarik leher orang yang menurut mereka mencurigakan.

"Lepaskan aku. Lepaskan aku."

Kata seseorang yang tubuhnya sekarang melayang.

Tanpa ba bi bu tubuh seseorang itu bercahaya merah dan daaar...

Tubuhnya hancur... darah dan anggota tubuhnya jatuh berceceran di dalam cafe.

Orang-orang berteriak histeris.

Salah satu orang berjubah hitam itu berjalan ke arah Deson.

Tapi Deson meminum teh milik tamu dengan santai seperti tak terjadi apa-apa.

"Sedang apa kamu disini?"

"Aku sedang menikmati tehku. Apa yang kalian lakukan? Sedang bosan? Ingin bermain-main dengan manusia?"

"Jangan pura-pura bodoh. Pasti kau sudah tahu beritanya."

"Lalu kenapa?"

"Apa kau tahu siapa dia? Dia menyebabkan manusia tahu keberadaan kaum kita."

"Apa kau bodoh? Kalian sendiri sekarang yang memberitahu identitas kita." Deson menunjuk gerombolan yang membuat ulah dalam cafe.

Orang itu mencentikan jari . Seketika gerembolan yang membuat ulah berhenti.

"Master, kita sudah mendapatkannya. Dia seorang gadis."

"Bagus. Bawa dia ketempat Vasco."

'Oh tidak Pearl.. bagaimana bisa.'

Gerombolan itu keluar dari cafe.

"Pearl aku akan membebaskanmu. Tunggu aku sayang."

Be An Demon (Completed 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang