Dua Puluh Delapan

5.3K 330 0
                                    

"Huuuuaaaa..." Pearl melihat seorang Vampir tapi badannya sangat besar.

Badan Pearl gemetar. Tidak ini pasti hanya mimpi tidak.

Vampir itu mengejar Pearl.

Pearl lari hingga dia terjatuh.

Lututnya mengeluarkan darah yang lebih banyak dari sebelumnya.

"Ah jangan lagi. Cukup di labirin saja."

Lalu Pearl ingat isi dalam surat yang dia baca.

Pearl memejamkan matanya agar tenang.

"Ini semua tidak nyata. Ingat Pearl. Ingat. " setelah Pearl merasa lebih tenang dia membuka matanya .

Dia berjalan ke arah vampir itu dengan sedikit takut dan..

Tembus... ternyata vampir itu hanya hologram.

"Horee... aku berhasil melawan rasa takutku." Dia melompat-lompat senang sambil tangannya dinaikan keatas.

Pearl berjalan dengan percaya diri.

Pearl melihat kesekeliling. Ternyata tempatnya sama saja seperti hutan tadi hanya saja pohon disini tidak benar-benar hidup dan tidak mempunyai mata.

Didalam sini suasanya sangat asri. Terdengar kicauan burung yang merdu.

Perlahan terlihat sinar matahari. Hutan yang tadi gelap sekarang terlihat lebih bercahaya.

Pearl tersenyum melihat kupu-kupu berwarna warni terbang disekelilingnya dan ada juga bunga-bunga yang sangat indah. Pearl tergoda untuk menyentuh bunga tersebut.

Saat Pearl menyentuh kelopak bunga itu "aww.." tangan Pearl terasa sangat perih. Seperti tergores silet.

Reflek Pearl menghisap darah yang keluar dari jarinya.

Pearl merasakan darahnya sendiri. Jika saat dia menjadi manusia darahnya berasa asin.

Tapi sekarang berbeda. Selain berbeda warna,ternyata rasanya juga berbeda.

"Wow ternyata manis sekali darahku." Pearl menghisap darahnya lagi.

Terasa sesuatu yang hangat dalam tenggorokannnya.

Pearl menghisap darahnya lagi dan lagi sambil berjalan menyusuri hutan dengan bunga itu.

Seperti orang yang meminum minuman berakohol, darah Pearl membuatnya ketagihan dan memabukan.

Mabuk dengan kenikmatan darahnya dan melupakan dia dimana sekarang.

Pearl melompat lompat dan menari nari. Seakan hilang akal dia tertawa dan asyik dengan imajinasinya sendiri.

Kupu-kupu terbang disekitar Pearl. Siulan burung yang sangat merdu seperti alunan sebuah lagu yang sangat indah semakin membuat Pearl hilang arah.

Dia hanya berputar-putar ditempat yang sama dari tadi. Dia melupakan semua tujuannya kesini.

Hingga tiba-tiba dia membentur sesuatu.

Pearl jatuh terlentang ditanah.

Sambil tertawa .. air mata Pearl keluar.

"Hahaha... hiks hiks. Tuhan kenapa nasipku seperti ini" teriak Pearl.

"Kenapa kau memisahkanku dengan semua orang yang aku sayang. Kenapa Tuhan? Apa dosaku."

"Ah ya. Aku sekarang kan demon. Apa aku masih bagian dari umatmu Tuhan. Tolong jawab aku Tuhan. Hiks hiks... "

Pearl menangis dan berteriak sekencang-kencangnya.

Pearl mencium sesuatu aroma yang sangat dia kenal. Dia merindukan bau parfum ini.

"Ini parfum Deson. Yah aku yakin ini pasti Deson." Pearl berusaha untuk berdiri.

Meskipun dengan kepala yang masih pusing Pearl berjalan  secepat dia bisa mengarah ke harum parfum tersebut.

"Aku merasa seperti anjing sekarang hahaha."

Pearl mencium bau parfum tersebut.

"Sepertinya aku sudah dekat."

Pearl berlari. Dia tak memperdulikan darah yang keluar dari kaki dan jarinya lagi.

Sampai didepannya dia melihat punggung seorang pria.

Pearl sangat bahagia hingga tanpa sadar dia memeluk pria itu dari belakang.

Dia mengelus-elus punggung pria itu.

"Deson. Aku merindukanmu."

Saat pria itu berbalik.

Pearl kecewa.

"Kamu.... "

Akan ku bunuh kau. Aku membencimu.

Be An Demon (Completed 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang