Dua Puluh Satu

5.5K 355 1
                                    

"Lepasin gak. Aku bisa jalan sendiri" tangan Pearl di gandeng oleh 2 pria berbadan besar.

Pearl masuk kesebuah ruangan yang sangat besar. Ruangan bergaya yunani kuno ala-ala film kerajaan kuno.

Di ujung-ujung terdapat tiang penyangga yang sangat tinggi.

Serasa shooting film romawi.

"Siapa namamu?" Tanya seseorang yang tampan dan duduk di kursi singgasananya.

"Kau tak sopan ya. Seharusnya kau memperkenalkan dirimu dulu. Baru tanya nama orang lain."

"Hah? Aku bukan orang."

"Ya tapi setan." Jawab Pearl sekenanya.

"Haha kamu juga setan nona muda. Baiklah namaku Vasco anak dari Victor Krum."

"Siapa Victor? Oh ya vikiran kotor kan? Haha"

Beberapa penjaga dan maid di dalam ruangan tersebut berusaha menyembunyikan tawanya.

"Jaga ucapanmu."

"Hehe , maaf. Namaku Sunrise."

"Siapa orang tuamu? Dari keluarga demon mana kamu?"

"Mau tau banget? Atau mau tau aja?" Ejek Pearl dengan nada manja.

"Aku tidak bercanda. Cepat jawab!!" Sepertinya Vasco sudah mulai emosi.

"Hmmm... papa dan mamaku sudah meninggal saat aku kecil. Hiks hiks"

"Tidak. Tidak mungkin pasti kau bohong."

"Ya udah kalau gak percaya. Udah ah aku mau pulang."

Pearl membalikan tubuhnya hendak berjalan kepintu keluar. Tapi tiba-tiba pintu tersebut menutup sendiri.

Pearl mengerutkan keningnya. Lalu berfikir.

'Buka pintunya' batin Pearl.

Dan ternyata pintu tersebut terbuka. Pearl tersenyum senang.

Dia baru tahu dia mempunyai kekuatan itu. Tapi sebaiknya dia berjalan lebih cepat.

Beberapa pria berbadan besar berdiri memutari Peal menghalangi  langkahnya.

'Singkirkan mereka dari hadapanku.' Batin Pearl.

Beberapa pria itu terpental jauh. Ada yang terbentur tembok, meja bahkan ada juga yang akan menjatuhi badan Vasco.

Tapi dengan kekuatan Vasco dia menghancurkan tubuh pria yang siap menjatuhinya itu hancur berkeping-keping.

Pearl menoleh kaget. Ternyata Vasco lebih kuat dari yang dia duga.

Jantung Pearl berdetak cepat. Dia mulai takut.

'Sial. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Pintu keluar sudah di depan mata. Kalau aku melangkah satu saka dia bisa membunuhku'

"Apa maumu Vasco? Aku tak punya waktu bermain-main denganmu."

"Apa kau yang membuat kekacauan dirumah sakit?"

"Sok tahu!!"

"Aku bertanya. Bukan menuduhmu." Kata Vasco sinis.

"Ooh." Pearl menuembunyikan rasa takutnya.

Vasco berdiri dan berjalan ke arah Pearl. Badan Pearl menegang.

Vasco menarik lengan Pearl.

"Kita mau kemana?" Pearl berjalan terseret-seret.

Vasco diam saja tak menjawab.

Vasco dan Pearl keluar dari ruangan tersebut dan menuju ruangan lainnya.

"Lepaskan aku."Pearl berusaha melepaskan tangan Vasco. Tapi tenaga  Vasco sangat kuat.

Terliat ruangan yang besar ada beberapa sofa dan tanjang berada di ujung ruangan.

Vasco mengangkat tubuh Pearl dan membantingnya diranjangnya.

"Aww. Tak bisa kah kau lembut kepada perempuan?"

"Tidak. Karena aku demon. Bukan manusia yang lemah itu."

"Tidak semua demon kasar sepertimu." Pearl mengusap pelan punggungnya.

"Apa maksudmu? Oh aku tahu. Kau sudah punya kekasih?"

'Ah mulut bodoh. Bodoh.' Pearl memukuli mulutnya sendiri.

"Ssst... jangan kau pukuli bibirmu yang cantik itu." Vasco mulai mendekatkan wajahnya ke arah.

"Mau apa kau?"

Vasco tak menjawab malah mengunci kedua tangan Pearl.

'Jangan-jangan dia akan menciumku?Deson... tolong aku...'

Be An Demon (Completed 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang