Dua Puluh Empat

5.4K 339 0
                                    

Tunggu.... parfum ini... dia bukan Deson.

Badanku menegang aku berusaha berpura-pura tidak mengetahuinya bahwa dia bukan Deson.

"Kamu sudah kenyang?" Tanyanya.

"Ah iya... hmm Deson aku ada urusan. Aku pergi dulu ya." Kataku sambil mundur perlahan.

Dia menarik pelan tanganku.

"Kenapa terburu-buru. Katanya kau merindukan ku?" Katanya pelan.

"Maaf aku harus pergi." Aku berusaha melepaskan genggaman tangannya.

Dia semakin menarik tanganku hingga membentur dadanya.

"Tapi maaf aku tak ingin kau pergi."

Braaak

Semua menggelap.

-----

A

ku membuka mata.

Aku melihat kesekitar ruangan.

Sial tidak lagi.

Aku melihat tangan dan kaki terantai.

Sudah berapa jam mereka membiarkanku tidur sambil berdiri.

Sungguh teganya.

Tidak ber pri ke-demon-an.

Aahh siaal kaki dan tanganku pegal sekali.

Pasti jika mereka melepaskan rantai ini tubuhku langsung jatuh.

Dug dug dug

Terdengar suara orang turun melewati tangga.

Aku harus berpura-pura tidur.

"Kau tidak tahu betapa cantiknya dia."

"Ah sayang dia sudah menjadi milik Deson."

"Ha? Bukan kah dia milik Vasco?"

"Bukan. Deson yang telah mengubahnya. Aku di beri tahu anak buah Vasco. Deson mengamuk di mansion Vasco."

Tunggu. Jika mereka bukan anak buah Deson maupim Vasco. Lalu siapa bos mereka?

Sial kenapa harus aku. Dan kenapa aku harus di culik lagi dan lagi.

Oh ya aku harus memakai kekuatanku untuk keluar dari sini.

Aku ingin me..

Byur...

Sial cairan apa ini... hueek baunya tidak enak.

"Bangun nona cantik."

Perlahan aku membuka mata.

"Hey cairan apa ini yang kalian siramkan ke tubuhku?" Tanyaku ketus.

"Haha tenang itu hanya darah babi."

"What? Kurang ajar. Kau pikir aku apa?apa tak ada air atau apa gitu. Haruskah pakai darah babi?"

"Haha bos kami tidak bodoh seperti Vasco nona. Dia tahu kemampuanmu."

"Siapa bos kalian?"

"Nanti kau akan tahu."

Mereka mulai melepaskan rantai di tangan dan kakiku.

Otomatis aku langsung terjatuh.

Tuh kan apa yang ku bilang. Gak kuat jalan kan.

Diseret diseret dah.

Loh lah beneran kan mereka menyeretku.

Sudah lah aku pasrah. Oh ya kekuatanku.

Buat aku kuat berdiri.

Aku mencoba berdiri . Sial kenapa tidak bisa.

Buat mereka terjatuh.

Aku menunggu. Tapi kenapa tak ada reaksi.

Apa gara-gara darah babi itu kekuatanku menghilang?

Ah sial sial sial...

Tuhan kenapa harus aku... kenapa???

Be An Demon (Completed 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang