Tiga

11.1K 608 0
                                    

Aku terbangun dan kulihat beberapa maid berdiri berjejer di tembok dekat pintu kamar.

Aku mulai duduk di ranjang.

Salah satu maid mengangkat sebuah gaun hitam panjang yang sangat indah dengan belahan disampingnya hingga beberapa cm di atas lutut.

Dan maid yang lain mengangkat sepatu hak tinggi di tambah aksesoris lainnya.

Aku tak mengerti apa maksud mereka.

"Sedang apa kalian disini?"

"Maaf kan kami nona, tuan William menyuruh kami memakaikan gaun ini kepada nona."

"Untuk apa aku memakai gaun itu?aku tak mau."

"Maaf nona tolong mengerti lah kalau nona tak mau nyawa kami yang jadi taruhannya."

"Kenapa bisa begitu. Apa yang Deson katakan pada kalian?"

"Maaf nona kami tidak bisa memberitahu nona. Mohon nona mengerti dan mau memakai gaun ini."

Sebenarnya aku tak mau memakainya. Gaun itu indah tapi terlalu terbuka aku tak mau bagian tubuhku dilihat orang banyak.

Aku melihat kedua kakiku sudah tak terikat dengan rantai.

Ini kesempatanku untuk kabur.

"Oke aku akan memakainya. Tapi bisakah kalian keluar terlebih dahulu aku ingin mandi dan berganti baju."

"Baiklah nona. Jika anda sudah selesai silahkan panggil kami. Kami berdiri di depan kamar anda. Permisi."

Mereka pun pergi.

Aku pergi ke kamar mandi dan melihat apakah ada jendela.

Ternyata ada.

Aku pun menarik kursi di depan cermin dan menaikinya.

Ah kenapa badanku pendek sekali.

Menyesal aku dulu benci minum susu.

Aku pun berhasil mengintip keluar jendela.

Huaa..  kamar ini dilantai berapa? Kenapa tinggi sekali. Pasti aku mati jika melompat dari sini.

Rencana a gagal. Oke aku pakai rencana b.

Aku pun mandi dan memakai dress yang maid bawa tadi.

Wah ternyata pas.

Aku melihat pantulan diriku di depan cermin.

Cantik juga. Haha. Sekali-sekali memuji diri sendiri gak apa-apa kan?

Aku memakai make up tipis yang disediakan di meja depan cermin dan ku lepas ikatan awut-awutanku . Dan wala rambutku bagian bawahnya sedikit curly.

Haha cara hemat biaya supaya rambut cantik tanpa kesalon.

Aku pun keluar dari kamar.

Terlihat Deson sudah menungguku. Dia semakin tampan memakai toxedo hitam dan rambutnya terlihat lebih rapi.

"Cantik." Katanya sambil tersenyum.

What dia tersenyum? Senyumannya beda. Terlihat tulus dari hatinya.

Dia menggandengku turun tangga.. tapi ada yang aneh kenapa rasanya seperti turun hanya satu lantai ya. Padahal tadi aku lihat dicendela kamar mandi tempat ini tinggi sekali.

Dia membukakan pintu dan menyuruhku masuk.

Setelah dia masuk aku pun bertanya "kita mau kemana?"

"Ketempat rekan bisnis ayahku."

"Kau ingin menjualku Deson? Kau tak akan berhasil. Tak akan ada yang mau denganku. Aku penyakitan. Kulitku gatal-gatal. Nanti mereka pasti ketularan. Turunkan saja aku."

Be An Demon (Completed 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang