Enam Belas

6.5K 433 0
                                    

Tok tok tok

Terdengar ketukan pintu.

Deson melepaskan tangannya dari pinggang Pearl.

"Sebentar ya." Kata Deson pelan pada Pearl.

Deson membuka pintunya terlihat seorang maid yang sedang ketakutan.

"Ada apa? Kau mengganggu saja."

"Maaf tuan muda. Tuan Robert datang berkunjung dan ingin bertemu anda."

"Apa dad ada disini. Tolong bilang aku akan segera menemuinya."

"Ma..maaf sekali lagi tuan tapi tuan Robert juga ingin bertemu dengan nona Pearl."

"Gawat. Sudah kau boleh pergi." Deson bingung apa yang akan dia lakukan.

"Apa sebaiknya aku menyembunyikan Pearl. Tapi tidak mungkin pasti dad akan mengetahuinya."

"Ada siapa Deson?"

Pearl datang dan memeluk Deson dari belakang.

Badan Deson menegang. Ada angin apa Pearl memeluknya.

Tangan Pearl mengusap usap bahu Deson sambil jari lentiknya menari di leher dan belakang telinga Deson.

Deson membalikan badannya dan menangkup kedua pipi Pearl.

Deson mendekatkan wajahnya ke arah Pearl dan mencium bibir pink Pearl.

Bibir Pearl terasa manis, tanpa melepas ciumannya, Deson memundurkan badan Pearl dan duduk di atas sofa.

Tangan Deson membelai rambut halus Pearl.

Mereka larut dalam permainan mereka. Deson mengangkat pinggang Pearl dan mendudukan Pearl di pangkuannya.

Sampai seseorang datang dan membuka pintu kamar Deson.

"Ehem." Terdengar deheman seorang pria dewasa.

Pearl yang kaget langsung berdiri dari pangkuan Deson.

Pearl melihat kearah pria itu dan terlihat cahaya biru tua yang kuat keluar dari tubuhnya.

Pearl mengejap-ngejapkan matanya dan cahaya itu menghilang.

"Dad, aku akan turun. Kita bicara dibawah saja."

"Kenapa? Dad kesini untuk menemui tunanganmu."

Robert mendekat ke arah Pea dan mengulurkan tangannya.

"Robert wiliam." Pearl menjabat tangan Robert. " Pearl Sunrise."

Terlihat cahaya merah saat tangan mereka berjabatan.

"Dad." Deson mendekat tapi tangan Robert satunya memberi simbol untuk berhenti jangan mendekat.

Mata Pearl berubah menjadi merah.

Urat Pearl terlihat dari kulit putihnya.

Badan Pearl mengeluarkan cahaya. Awalnya berwarna putih perlahan putih kebiruan , biru tua, berubah lagi biru kemerahan dan akhirnya berhenti menjadi warna ungu.

Pearl merasakan kakinya lemas seperti jelly. Dengan sigap Deson menangkap Pearl.

"Pearl kau tak apa? Mana yang sakit." Robert melihat ke khawatiran dalam mata anaknya.

"Baringkan saja dia diranjang. Kalau memang dia gadis yang kuat 3 hari lagi mungkin dia sudah bisa beraktivitas seperti biasanya." Kata Robert santai.

"3 hari Dad, itu waktu yang lama."

"Itu pun kalau dia gadis yang kuat. Kalau dia hanya gadis yang lemah mungkin 1 tahun lagi. Atau mungkin dia akan mati."

"Dad!!"

"Haha dad hanya bercanda. Have fun son." Robert berjalan keluar kamar dan menutup pintunya.

"Dia gadis yang sangat kuat. Bagus untuk Deson. Aku harus melatihnya." Robert tersenyum dan keluar dari mansion.

Be An Demon (Completed 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang