Chapter 8

10.1K 332 1
                                    

AUTHOR

Mata Faith tertutup dengan penutup mata berwarna hitam. Kamar itu tampak remang-remang dengan lampu yang sengaja tidak dinyalakan. Hanya dua lampu yang terdapat di lemari kecil di kedua sisi tempat tidur yang memiliki empat tiang itu. Dua kaki Faith terikat dengan dua tiang di bawah kakinya, tangannya diikat dengan tali namun sebisa mungkin masternya tidak membuatnya kesakitan. Nafasnya teratur, namun angin yang menerpa selangkangan membuat tubuhnya bergetar. Faith menggigit bibir bawahnya berusaha untuk tidak menggerakkan kakinya. Master Justin memintanya untuk tidak menggerakkan tubuhnya sama sekali. Hanya deru suara AC dan nafasnya yang saling bersahut dalam ruangan itu. Faith tidak sama sekali memakai pakaian sekarang, hanya saja buah dadanya ditutupi oleh sebuah kain. Hukuman ini cukup membuatnya gugup. Apa yang akan Master Justin lakukan padanya? Ada sensasi yang berbeda dari hubungan badannya yang pertama dengan yang sekarang. Apa ia akan dicambuk? Namun ia sudah membicarakan segala titik kelemahannya dalam hubungan BDSM ini. Dan ia percaya, Master Justin tidak akan membuatnya kesakitan.

Pintu kamar itu terbuka. Seorang lelaki bertubuh tegap dan tinggi itu muncul dengan sebuah cambuk di tangannya. Bukan cambuk tali, hanya sebuah batangan yang tidak begitu tipis dan tebal yang diujung berbentuk daun dan berwarna hitam. Jari-jari panjangnya itu mendorong pintu itu kembali dan menguncinya baik-baik. Kakinya melangkah mendekati Faith yang memiringkan kepala ke arahnya.

"Tetap di posisimu, Faith," suara sang dominan benar-benar mengintimidasi Faith. "Kau terlihat sangat seksi. Kau sangat terbuka,"

"Apa yang akan kaulakukan padaku?"

"Kau tahu apa yang akan kulakukan, Faith," ucap Master Justin, menganggukkan kepalanya. Ia berjalan menuju salah satu lemari yang memiliki beberapa laci. Tangan Justin menarik laci paling atas dan mengambil salah satu alat untuk menghukum Faith. Sebuah cambuk tali yang memiliki banyak cabang berwarna hitam. Faith memiringkan kepalanya kembali, ia benar-benar ingin tahu apa yang Masternya akan lakukan padanya. Ia cukup gugup sekarang.

"Ap-apa yang akan kaulakukan?"

"Kau tahu apa yang akan kulakukan, Faith," Master Justin kembali mengucapkan kalimat itu lagi dengan nada menggoda. Justin tidak memakai apa pun di bagian atas tubuhnya, ia hanya memakai celana panjang kerjanya yang berwarna hitam itu dan ia berjalan tanpa alas kaki. Tubuhnya yang atletis tampak sangat seksi jika Faith membuka penutup matanya. Dan mungkin saja, Faith akan meleleh seketika jika ia melihat tubuh Justin.

"Menghukumku?" Tanya Faith mengangkat kepalanya. Apa pun yang Faith lakukan tidak akan ada gunanya. Kedua tangannya sudah terikat sempurna di balik punggungnya, kedua kakinyapun sudah terikat di kedua tiang tempat tidurnya. Dan matanya juga tertutup, ia tidak dapat melihat apa pun selain mendengar apa yang Masternya lakukan di dekatnya. "Master?"

"Kau sudah tahu jawabannya, Faith," ucap Justin. Namun ia tidak ingin Faith penasaran, ia cukup kasihan dengan gadis mungil di hadapannya yang tidak dapat melakukan apa pun itu. "Kau akan kuhukum dengan ini, sayang," bisik Justin. Cambuk bercabang itu terjatuh ke atas perut Faith yang rata –tulang-tulangnya tak terlihat—yang membuat Faith terkesiap begitu saja. Nafasnya tercekat, perutnya mengejang, dan kedua kakinya tertarik ke atas. Justin menyeringai melihat reaksi Faith. Anak baru, bisik Justin dalam hati. Ia sangat menikmati permainannya. Tangan Justin menarik cambuk itu dari perut hingga menyentuh selangkangan Faith yang membuat Faith tergelitik.

"Diam, Faith," perintah Justin tidak ingin Faith semakin menyakiti dirinya karena kakinya dari tadi menarik tali yang mengikatnya. "Lemaskan tubuhmu," perintah Justin kembali. Faith menurunkan perutnya yang mengejang itu bersama dengan kakinya. Cambuk itu menggesek-gesek selangkangan bagian luar Faith yang benar-benar membuat tubuh Faith menggelinjang kegelian. Nafas Faith memburu, kedua alisnya bersatu, ia benar-benar bingung dengan apa yang terjadi sekarang. Apa yang Masternya lakukan padanya?

Right Mistakes by Herren JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang