AUTHOR
Tidak ada yang dilakukan oleh pria yang memiliki tatapan tajam itu. Ia hanya duduk dan menatap lantai yang dipijaki. Ia telah memakai piama tidurnya yang berwarna hitam. Pria ini tampaknya sangat menyenangi warna hitam. Termasuk jiwanya yang begitu gelap seperti warna hitam. Pikirannya sekarang benar-benar kacau tapi hebatnya, raut wajah datar membuatnya tak terlihat apa semuanya berjalan dengan baik atau tidak. Alisnya mulai menyatu, bibirnya ia lipat ke dalam lalu ia menghela nafasnya melalui mulut. Yang sekarang ia pikirkan adalah kekasihnya yang telah bertanya-tanya tentang diri pria ini, mengapa ia selalu menyeringai ketika ia meninju seseorang? Bukankah itu tanda-tanda dari Iblis yang menggoda manusia? Segalanya terlihat begitu asli ketika pria ini memukul seseorang. Apa yang sebenarnya pria tampan menakutkan ini rahasiakan? Sudah sebulan lebih pria ini dengan kekasihnya bersama-sama menjalani hari-hari dengan nafsu namun tidak ada kalimat "aku mencintaimu" dari keduanya. Justin, dia tentu bukanlah tipikal pria yang akan menyatakan cinta tiap hari, tiap jam, atau sebelum tidur dan ketika di pagi hari. Terlihat dari tampangnya yang bukan seorang playboy. Ia pria yang memegang kata-katanya, mengontrol semuanya, dan apa yang ia miliki akan ia jaga sebaik mungkin.
Termasuk kekasihnya. Justin memang merasakan "kebahagiaan" ketika ia bertemu dengan Faith. Apa itu adalah tanda-tanda seorang pria bahagia? Tiap ia bangun di pagi hari, seseorang yang harus ia temui adalah Faith. Setidaknya, ia harus mendengarkan suara Faith yang lembut. Tapi apakah perasaan ini akan bertahan lama? Begitu berat cobaannya ketika ia keluar dari kamarnya dan melihat mantan submisifnya yang selalu berpakaian seksi lalu menyapa Justin. Justin tentu tidak dapat menyalahkan Carla yang memang sejak dulu sering memakai pakaian seksi dan pas dengan tubuhnya. Ia merasa tidak enak jika ia harus mengusir Carla dari rumahnya dengan alasan yang tidak masuk akal. Lagipula, Carla termasuk teman dekatnya. Biasanya Justin menceritakan masalah-masalahnya pada Carla lalu Carla akan memberikan solusi yang mungkin dapat membantu Justin. Tapi sebenarnya, dari setiap pertemuan mereka, ada keinginan dari Justin untuk melepaskan satu per satu pakaian yang menempel di tubuh Carla lalu menyetubuhinya sama seperti dulu ia pernah menyetubuhi Carla. Namun, nama Faith selalu berada di otaknya. Seluruh niatannya untuk bersetubuh dengan Carla ia urungkan. Ia tidak mungkin mengkhianati Faith. Justin menggeleng-gelengkan kepalanya.
Acara televisi yang tadinya ia tonton sekarang tidak menarik bagi Justin. Karena memang pada dasarnya ia tidak begitu senang menonton film atau semacamnya. Kedatangan Faith yang membuatnya lepas dari lamunannya. Ia tersenyum pada Faith yang telah memakai pakaian yang Justin sarankan. Celana pendek berwarna hitam yang panjangnya 4 inchi dari lututnya dengan kaos berwarna putih transparan. Bra biru muda yang Faith pakai terlihat karena itu Faith melipat lengannya, ia malu akan tatapan Justin yang sepertinya akan melahap dirinya.
"Mengapa harus malu-malu padaku?" Tanya Justin ketika Faith sudah terduduk di sebelahnya. Ia langsung memeluk pundak Faith hingga kepala Faith bersandar di atas dadanya. Mereka tampak serasi saat mereka bersama-sama. Tersenyum bersama. Seperti tak ada masalah. Hanya tinggal seorang anak kecil yang berada di tengah-tengah mereka maka mereka adalah keluarga bahagia.
"Entahlah, setiap kali kau menatapku, aku selalu merinding. Bukan," –Faith menggelengkan kepala—"bukan karena kau seksi atau apa pun, tapi kau sangat menakutkan saat menatapku seperti tadi. Nah, kau juga belum menjawab pertanyaanku tadi. Di dalam mobil, kau terus diam. Jadi, mengapa?" Tanya Faith. Bibir seksi itu harus disumpal oleh bibir Justin agar Faith tetap diam dan tidak banyak bertanya. Tapi sungguh menyenangkan berbicara dengan orang seperti Faith. Wajah Faith bukanlah wajah-wajah wanita sinis, ia memiliki karakter wajah yang penuh kedamaian.
"Aku tidak tahu," Justin berucap penuh dengan ketidakpedulian. "Apakah kau sadar selama ini aku tidak pernah menyatakan cinta padamu?" Tanya Justin mengubah topik pembicaraan. Faith, gadis ini memang selalu mengikuti alur percakapan meski percakapan itu tidak sama sekali penting untuk dibicarakan. Itu sebabnya banyak lelaki yang menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Mistakes by Herren Jerk
RomanceJustin membutuhkan seorang submissive. Dia bertemu dengan seorang gadis polos bernama Faith Edwina. Sebenarnya Justin adalah seorang psikopat yang kejam. Justin meminta Faith untuk tinggal di rumahnya karena ada sesuatu hubungan antara ibu Faith den...