FAITH
Musik lamban di pagi hari terdengar sangat cocok untuk suasana pagi ini. Christina Perri bernyanyi bersama dengan Jason Mraz yang berpadu menghasilkan harmoni yang indah. Musik lagu Distance mengawali pagi yang tenang menjadi terdengar lebih damai. Tanganku masih memegang pensil untuk menyangga rambut sanggul yang akan kubuat nanti tapi sebentar lagi aku akan sampai ke hotel, cepat-cepat kuapit pensil dengan dua bibirku. Kemudian aku mengambil sisir yang berada di dalam tasku dan tanganku mulai menyisir serta menyanggul rambut sebagaimana mestinya. Justin yang berada di sebelahku sesekali melirik dengan bibir yang berkedut. Entah apa yang lucu baginya, tapi yang jelas ia memiliki lelucon tersendiri yang orang lain tidak akan mengerti. Tubuhku menghadap padanya, menatap wajahnya baik-baik sampai akhirnya aku menarik pensil yang berada di mulutku dan menusukkannya pada sanggulan. Akhirnya aku bisa sepenuhnya menatap lelaki tampan di hadapanku dengan damai. Setelah malam tadi ia benar-benar memintaku untuk menjadi kekasihnya, akhirnya kami resmi menjadi sepasan kekasih. Ia bilang, ia akan mencoba hubungan ini agar tidak ada lelaki lain yang dapat menyentuhku. Cukup gentle untuk lelaki seperti Justin.
Hari ini Justin tidak banyak bicara. Ia terlihat senang namun ia sangat egois sehingga ia menyimpannya sendiri. Tadi malam aku tidak berhubungan badan dengannya, meski aku sangat tahu, ia menginginkanku. Menyelimutinya dengan kenikmatan dan ia menyelimutiku dengan kehangatan. Dan kejadian itu tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku, meski aku tahu resiko terbesarnya adalah sakit hati. Selama aku percaya pada Justin, aku tidak akan sakit hati. Pelukan Justin sangatlah hangat, tidak seperti tangannya yang menjabat tanganku terasa sangat dingin dan tak bersahabat –awalnya seperti itu—tapi ternyata dibalik tangannya yang dingin itu terdapat pelukan yang sangat hangat. Ia pemeluk yang ulung, harus kuakui.
"Mengapa kau tidak berbicara?" Tanya Justin, akhirnya. Apa aku secerewet itu? Ya ampun, berarti aku sangat cerewet baginya. Baiklah, aku memang sudah berpacaran dengan lelaki di hadapanku tapi bukan berarti aku menghilangkan kepribadianku yang asli.
"Mmm," gumamku. "Hanya mengingat kejadian tadi malam. Hari ini kau terlihat sangat bahagia, mengapa?" Kali ini aku yang bertanya pada Justin. Ia mendesah lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, dan Justin mengedikkan bahunya, tidak tahu. Mengapa? Pria tampan sialan ini selalu saja membuatku penasaran. Andai aku bisa membaca pikirannya, aku pasti sudah tahu rahasia-rahasia apa saja yang ia simpan. Tapi aku bukanlah seorang pembaca pikiran, aku hanya seorang gadis yang akhirnya mendapatkan seorang kekasih yang tidak pernah kuduga sebelumnya.
"Kau ingin membahasnya sekarang?" Tanyanya. Tentu! Demi Tuhan, aku ingin sekali menampar wajah Justin agar ia sadar bahwa aku selalu tertarik dalam segala hal tentangnya.
"Selalu, Justin," ucapku, mendesah. Justin menganggukkan kepalanya, seperti ia benar-benar ingin membuatku mati penasaran. Aku menunggu jawabannya lalu ia menyandarkan tubuhnya ke kursi mobil dan menginjak pedal lebih dalam lagi sehingga mobil yang ia bawa berlaju lebih cepat.
"Aku juga sedang memikirkan tentang tadi malam. Ini mungkin memang bukan yang pertama kalinya bagiku, tapi kau adalah pacarku yang ketiga. Tapi kau sangat berbeda, entahlah, dalam pelukan ...mengapa itu bisa terjadi?"
"Aku juga tidak percaya. Kau adalah pacarku yang kedua,"
"Mengapa dengan yang pertama?" Tanyanya, penasaran. Melihat wajah Justin yang penasaran benar-benar pemandangan yang langka, biasanya ia tidak memberikan ekspresi apa pun. Ia seorang lelaki yang tidak dapat mengekspresikan kebahagiaannya atau kesedihannya, tapi kali ini, aku bisa melihat ia penasaran. Aku mendesah, ia membuatku mengingat kejadian sialan yang sudah lama terjadi. "Faith?" Ia benar-benar ingin tahu apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Mistakes by Herren Jerk
RomanceJustin membutuhkan seorang submissive. Dia bertemu dengan seorang gadis polos bernama Faith Edwina. Sebenarnya Justin adalah seorang psikopat yang kejam. Justin meminta Faith untuk tinggal di rumahnya karena ada sesuatu hubungan antara ibu Faith den...