31. Dalang

1.2K 70 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku dan langsung melihat sekeliling. Aku tak melihat Sang Raja disana. Aku hanya melihat Hotaru yang tergeletak dibawah dengan darah yangs angat banyak.

Tak berfikir panjang lagi aku berlari keluar untuk mencari bantuan dari orang - orang yang berada di kastil. Aku tidak peduli Ibu akan membunuhku atau tidak. Aku ingin menyelamatkan Hotaru,semua orang yang ada disini dan juga Raja itu. Percaya atau tidak aku akan menjelaskan apa yang telah aku lalui disini.

******

Aku masuk ke ruangan yang dipenuhi orang luar dan juga beberapa orang sandera. Aku juga melihat Ibuku tergelatak pingsan di pangkuan Ayah. Aku langsung berlari mendekati Ayahku dan melihat Ibuku. Dia benar -benar pingsan. Dia tak sadarkan diri.

"Ada apa dengan Ibu, Ayah?" Tanyaku cemas.

"Dia tiba - tiba pingsan tadi. Aku tak mengerti kenapa dia tiba - tiba pingsan." Jelas Ayah.

"Mungkin dia kelelahan." Ucaoa salah seorang tamu disini dengan senang. "Dia sudah memikiran banya hal untuk mengalahkan Raja ini. Dia pasti akan baik - baik saja. Yang penting sekarang kita bisa menang dari Raja ini! Kemenangandi tangan kita!"

Aku hanya tertunduk murung mendengar semua orang bersorak gembira dan mengoceh tentang kemenangan yang telah didapat mereka. Kemenangan yang sangat menyakitkan untuk yang kalah. Aku tidak kuat mendengar mereka. Aku berteriak di ruangan itu sehingga semua orang terdiam.

"Hentikan!" Teriakku. "Kemenangan apa yang kalian dapatkan? Kalian telah menghancurkan sebuah kerajaan yang didalamnya terdapat orang - orang yang sangat baik kepada siapapun. Siapa yang sebenarnya kalian sebut penjahat?"

"Apa maksud anda Tuan Putri?" Tanya tamu tadi. "Bukankah Raja itu oenjahat yang ingin menguasai dunia? Dia adalah Raja kegelapan yang sangat jahat. Dia telah membunuh orang - orang di sekitar kita!" Jelasnya sedikit kesal.

"Apa yang meyakinkan kalian kalau Raja ini telah membunuh orang - orang kita? Karena seorang saksi? Saksi bisa saja berbohong atau salah melihat karena mereka tetap seorang manusia! Aku juga tidak akan dipercaya oleh kalian walaupun aku sudah lama bersama dengannya! Bukankah begitu? Jadi hentikan ocehan kalian yang tidak tahu apa - apa tentangnya!"

"Kaulah yang diam!" Teriak Himeka dengan mata yang melotot karena marah. "Apa yang kau tahu tentang Raja kami? Kau hanyalah gadis yang berperan sebagai umpan untuk memancing mangsanya! Kau hanyalah umpan! Apapun yang kau lakukan itu semua adalah kebohongan! Aku mengenalnya sejak kecil kau belum tahu apa - apa tentangnya. Apa yang kau harapkan darinya? Dia sudah memperlakukanmu sangat baik. Yang kau tahu dia hanyalah Raja yang sangat baik hati dan mudah dibodohi!" Himeka mulai menangis dan memelankan suaranya. "Kau tidak tahu apa yang sudah dialaminya. Kau tidak tahu apa - apa tentangnya. Kau hanya tahu sebagian dari dirinya. Kau tidak mengerti apa - apa tentangnya. Ku tidak tahu bagaimana perasaannya."

"Iya...aku tidak tahu bagaimana perasaannya." Jelasku. "Karena aku tidak mengalami hal yang sama dengannya. Iya...aku tidak tahu benar bagaimana masa lalunya tapi aku tahu betapa dia menahan rasa sakit dari hinaan,cacian dan kebencian dari orang - orang luar. Aku tahu itu pasti sangat sakit...benar - benar sangat sakit. Bahkan dirimu yang sudah lama berteman dengannya pun tak tahu bagaimana perasaannya!" Teriakku hingga seisi ruangan terdiam.

"Dia sangat dibenci semua orang. Dia sangat menderita. Dia selalu sendiri." Aku memelankan suaraku kembali. "Aku memang sudah menipunya. Aku sudah berbohong padanya dan juga semua orang. Tapi kumohon...percayalah. Aku tak berniat untuk membunuhnya."

Assassination a King [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang