9. Undangan?

1.8K 106 0
                                    

"Yang Mulia....akhirnya anda bangun!" Ucap Himeka dengan senang ketika aku masuk ke ruang makan.

"Kenapa kau tidak membangunkanku?"

"Saya sudah membangunkan anda berkali-kali tapi anda tidak bergerak sama sekali"

"Kenapa kau tidak membangunkanku dengan air? Kalau seperti itu pasti aku akan bangun"

"Ka-kalau seperti itu,artinya aku tidak sopan terhadap anda"

"Ah...benarkah? Tapi pelayanku dulu selalu melakukannya padaku jadi aku sudah terbiasa" ucapku dengan tersenyum.

"Pelayan macam apa itu? Dia benar-benar pelayan yang aneh"

"Dia melakukannya karena diperintahkan ibuku jadi dia sudah terbiasa dengan hal itu. Dan sepertinya dia menikmatinya"

"Ha..ha...ha...." Dia tertawa kecil."Lagi pula Yang Mulia Raja yang memintaku untuk tidak terus membangunkan anda jadi saya menunggu anda sampai anda terbangun sendiri"

"Hah? Kenapa Raja menyuruhmu begitu?"

"Eh...itu karena...karena..."

"Akhirnya kau bangun" sela Sang Raja.

"Kau...."

"Baik...Siapkan sarapannya... Eh bukan..Makan siangnya...."

"Baik" Ucap Himeka kepada Raja dan dia berlari menuju dapur untuk menyiapkan makanan.

Aku dan Raja terduduk di meja makan.Dan seperti biasa...dia duduk di depanku.

"Hei..."

"Kalau kau mau bertanya kenapa aku duduk disini,aku tidak akan menjawabnya."

"Bukan itu....Kenapa kau membiarkanku tertidur? Dan apakah kau belum makan sejak tadi pagi?"

"Tentu saja aku belum makan karena aku menunggumu.Aku ini suamimu dan kita harus makan bersama.Dan membiarkanmu tidur itu karena....aku berharap kau tidak pernah bangun"

"Hah? Apa itu? Kalau kau berharap aku untuk tidak pernah bangun... kenapa kau belum makan?"

"Karena jika kau mati,aku akan berpesta nanti malam dan aku akan menikmati semuanya."

"Apa? Memangnya kalau aku mati kau bisa memanfaatkan kerajaanku dengan mudah? Bukannya kau yang bilang sendiri bahwa kau menikah denganku itu untuk memanfaatkan kerajaanku,kan? Lalu kenapa kau berharap seperti itu? Apa kau pikir jika aku mati kau dengan mudah bisa mengambil alih kerajaanku?"

"Bisa jadi seperti itu"

"Hah? Kau itu..."

"Kalau dipikir-pikir...Kenapa kerajaanmu tidak mencarimu? Padahal sudah 1 bulan sejak perang itu berlalu"

"Ah..itu...mungkin...tidak,tunggu dulu.Kenapa kau mengatakannya semudah itu? Padahal aku ini musuhmu lho!!"

"Kalau begitu...sejak pernikahan kita..."

"TIDAK!! TIDAK!! Jangan berbicara sampai sejauh itu... Kalu kau mengatakan seperti itu maka aku...aku...."

"Akan malu,kan?"

"I-iya"

"Aku tidak akan pulang sampai besok pagi"

Aku terdiam sejenak sebelum bertanya, "Kenapa...?"

"Aku akan melakukan sesuatu"

"Bukan itu maksudku.Kenapa kau mengatakannya padaku padahal kau selalu saja pergi tanpa berbicara,sejak kemarin kau bertingkah aneh....kau tidak seperti biasanya."

Wajahnya mulai memerah kembali.

"Jangan ingatkan aku tentang kemarin! Lagi pula aku melakukannya karena aku diperintah Nenek untuk minta maaf kepadamu. Sudahlah akhiri saja percakapan kita. Makanannya akan segera datang"

Dia menjadi sedikit aneh akhir-akhir ini.

***************************

Aku dan Sang Raja berada di gerbang bersama pelayan dan beberapa prajurit termasuk sang Nenek dan Himeka. Aku menunggunya berangkat ke tempat dia akan pergi tapi....kemana?

"Tuan putri aku akan pergi jadi kumohon jagalah semua orang selagi aku pergi."

"Kau benar-benar aneh!" Kataku. "Oh iya, sebenarnya kau akan pergi kemana?"

"Ke pesta."

"Pesta?"

"Ya...ada seorang raja yang mengundangku"

"Kau...mendapat undangan?"

"Y-ya..bisa dibilang seperti itu."

"Bagaimana bisa? Padahal kau kan dibenci semua kerajaan."

"Jangan berkata seperti itu! Aku dekat dengan 1 orang raja jadi aku bisa bekerja sama dengannya ketika berdagang dan juga pasti aku diundang ke pestanya,kan!?"

"Ah...benar juga. Kalau begitu...aku ikut!!"

"Hah? Kenapa kau harus ikut? Pasti menyusahkan"

"Tentu saja aku harus ikut karena aku ini istrimu....kau harus memperkenalkanku dengan raja itu,kan?"

"Tidak mau!!"

"Hah? Kenapa?"

"Karena kau itu menyusahkan!!"

"Tapi aku mau ikut!! Kumohon!!!" Pintaku, semakin ngotot.

"Tidak mau!! Kalau kau ikut maka aku akan....akan..."

"Begitu ya! Aku mengerti.Maaf jika aku terlalu memaksamu." balasku merenung

Raja itu menghela nafasnya, seolah menunjukkan rasa bersalahnya.

"Kau boleh ikut." ucapnya pelan.

"Eh? Kenapa tiba-tiba?"

"Tapi...." dia menatapku tajam. "Kau harus pergi sendiri dan bertingkahlah seperti kau tidak mengenalku. Kau juga harus memakai topeng karena ini adalah pesta topeng. Pesta itu diadakan di kerajaan Hiryuu,pesta ini sebenarnya terbuka untuk siapa saja jadi...kau bisa masuk dengan mudah."

"Benarkah kau mengizinkannya?"

"Ya...tapi jika itu benar-benar berhasil membuatmu masuk!"

Aku kemnali bersemangat, seolah aku baru saja diizinkan memelihara seekor hewan.

"Kita lihat saja!! Aku akan berdansa denganmu dan aku pasti akan jadi yang tercantik di sana. "

"Heee... kau terlalu percaya diri mengatakan itu. Lagi pula aku menjamin pasti kau tidak akan berhasil."

"Kita lihat nanti. Aku pasti akan kesana walaupun sedikit terlambat.Pasti!"

"Hm...lakukanlah sesuka hatimu"

Dia naik ke kereta dan pergi menjauh dari kastil dan aku....berlari menuju kamar da mempersiapkan segalanya.
Lihat saja Yang Mulia,aku pasti akan benar-benar masuk dan menjadi yang tercantik hingga semua orang memperhatikanku. Jangan remehkan aku yang dari kerajaan Narai ya. Aku ini seorang pembunuh,terlatih menjadi pembunuh jadi....kalau soal penampilan dan menyusup pasti mudah bagiku. KITA LIHAT SAJA!!!

Assassination a King [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang