Saat ini kota seoul tampak begitu indah mempesona. Cahaya matahari yang menyinari kota membuat panasnya yang terik terasa hangat pada musim dingin bulan November ini. Kedua manik mata hani tak lepas menjelajahi wajah seokjin yang terlihat memandang lurus kearah jalan.
"Apa kau akan terus seperti itu ?" Ucap seokjin memecah keheningan, dipandangnya sekilas wanita yang masih memandanginya kemudian pria itu menunjukan senyum nya.
Seokjin memutar kemudinya menuju pada sebuah lobby apartment yang terlihat sangat megah. Dengan mulus pria itu menghentikan mobil mewahnya lalu memiringkan tubuhnya memandang hani.
"Bersiaplah, aku memberimu waktu 20 menit" hani menghela napasnya lalu tanpa kata meninggalkan seokjin.
Sesekali hani tersenyum kepada beberapa pegawai yang menegurnya, hani melangkahkan kaki jenjangnya memasuki lift lalu menekan tombol 25 menuju unitnya.
Tak membutuhkan waktu lama hani pun telah tiba didalam unitnya, apartment mewah itu memang memiliki lift khusus untuk seorang pemilik unit istimewa seperti Ahn Hani.
Dengan langkah santai wanita itu mulai membuka satu persatu pakaian nya lalu memilah pakaian yang akan ia kenakan untuk melewati hari ini, unit nya terasa sepi dan tenang sampai akhirnya ketenangan itu terusik dengan bunyi telephone.
"Maaf nona, saya ingin memberitahukan jadwal anda" hani melirik jam dinding yang tak jauh dari jangkauan mata indahnya.
"Hari ini anda akan bertemu dengan perwakilan dari beberapa pemilik saham Daehan Corp. untuk mrmbahas pergantian nama dan perkenalan..." hani menganggukan kepalanya tanpa kata.
" Tapi sebelumnya saya akan memperkenalkan anda dengan perwakilan SOHO Corporation untuk..."
"Jam berapa ?" Potong hani.
"Sekitar 30 menit dari sekarang nona" hani menghela napas berat, air mukanya berubah seketika.
"Bisa batalkan pertemuan itu ?"
"Jadwal ini sudah kita sepakati sekitar satu minggu yang lalu nona jadi..."
"Batalkan sekarang juga" hani memutus sambungan telephone itu secara sepihak, jemarinya meremas kuat telephone yang berada didalam genggamannya.
***
Shin Hye menghirup harum kopi yang saat ini masih mengepulkan asap, entah sejak kapan kopi dengan taburan kayu manis seakan menjadi candu baginya.
"Kopi mu sepertinya terlalu manis shin hye-sshi" ledek pria yang duduk dihadapannya.
"Kayu manis tidak merubah rasa min ho-sshi" jawab shin hye sekenanya. Tak berapa lama lawan bicara shin hye menautkan alisnya dan merogoh saku celananya.
"Ah ya sekertaris Min ?"
"Maaf sepertinya pertemuan ini harus dibatalkan"
"O...tapi kenapa ?" Tanya min ho bingung.
"Maaf kami ada hal yang lebih mendesak, bisa kita reschedule kembali dilain waktu ?"
"Ah begitu kah ? Baiklah hubungi kami saja kalau begitu"
"Terimakasih banyak atas pengertiannya"
"Ya, kami menunggu jadwal selanjutnya, selamat bekerja sekertaris Min" min ho menatap shin hye dengan pandangan lesu.
"Ayo kita kembali ke kantor" shin hye membulatkan bola matanya.
"Ah jadi dibatalkan ?" Tanya shin hye sambil menyandarkan dirinya pada kursi yang tengah ia duduki.
"Begutulah, setiap pemimpin bisa melakukan apapun seenaknya bukan ?" Shin hye mengedikkan bahunya lalu mulai memperhatikan sekitarnya.
"Paling tidak kita masih bisa bersantai disini sampai pesanan kita habis" min ho tersenyum mendengar perkataan shin hye.
***
Seokjin mengetukkan jemarinya pada kemudi mobil mengikuti alunan lagu yang entah siapa penyanyinya.
Tak beberapa lama pintu mobilnya pun terbuka menunjukan sosok hani yang dengan santai duduk pada kursi depan penumpang.
Seokjin melirik sekilas jam tangannya.
"Lima menit nona Ahn" hani memutar bola matanya, ia sungguh hapal jika seokjin tidak suka dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterlambatan dan kelalaian.
"Ada sedikit masalah yang harus aku urus, jadi bisa kita pergi sekarang tuan Kim ?" Seokjin menunjukan smirk nya lalu mengangguk dan mulai menginjak pedal gas nya.
Hani mengerutkan dahi nya lalu dengan cepat jemarinya menekan tombol off pada tape yang berada didalam mobil seokjin.
"Wah kau sungguh tidak sopan nona Ahn" hani melipat kedua tangannya.
"Sejak kapan kau menyukain girlband atau apalah itu ?" Seokjin manautkan alisnya seolah tengah berpikir keras.
"Sudah cukup lama, apa ada yang salah dengan selera ku ?" Ucap seokjin lalu melirik sekilas reaksi hani pada pertanyaan yang ia lontarkan.
"Oh my god, are you kidding me Kim Seokjin ?" Hani menoleh, pandangannya seakan terkunci sesaat setelah kedua manik matanya menangkap senyum yang tergambar di bibir seokjin.
"Cah, kita sampai" hani pun tersadar namun manik matanya tak henti melihat setiap pergerakan seokjin, pria itu keluar dan berjalan dengan santai sambil mengangguk kepada seorang penjaga yang bersiap ingin membuka pintu mobilnya untuk hani mengisyaratkan bahwa seokjin akan melakukannya.
Seokjin membuka pintu mobilnya untuk hani, pria itu membungkuk, jarak antara muka mreka pun begitu dekat, pandangan mereka pun bertemu, seokjin kembali mengunci mata hani dengan senyumnya.
"Salahkan posisi kantor mu yang terlalu dekat nona Ahn" bisik seokjin, hani menghela napasnya ringan lalu bangkit dari posisinya.
"Apa kau akan langsung pulang ?" Tanya hani.
"Sepertinya begitu, ah tolong gunakan pakaian yang cocok untuk musim dingin Ahn Hani" ucap seokjin dengan mengedipkan sebelah matanya. Dengan langkah pasti pria itu kembali pada kursi kemudinya. Dan meninggalkan lobby kantor hani dengan mobil nya.
Seokjin kembali menepikan mobilnya tepat pada sebuah cafe yang tak terlalu jauh dari kantor hani. Jemarinya menyentuh angka 3 pada ponselnya.
"Ingin sesuatu ?" Ucap seokjin sambil mematikan mesin lalu membuka pintu mobilnya.
"Apa saja hyung" seokjin menekan kunco mobilnya lalu memutar tubuhnya. Seketika kedua mata itu pun bertemu pandang dengan manik mata indah yang sudah sangat lama tak ia temui.
"Baiklah, jangan buat onar Kim Taehyung" ucap seokjin masih dengan pandangan yang sekitpun tak beralih.
"Pargi"
"Setelah itu apa ?" Ucap seokjin dengan mengepalkan kedua tangannya.
"Setelah itu aku akan bahagia" seokjin tersenyum meremehkan ketika mendengar perkataan yang ia tahu sepenuhnya bohong.
"Ada lagi ?" Tanya seokjin datar.
"Jangan pernah muncul dan berusaha mencari ku" seokjin berdecak, ia memalingkan wajahnya sejenak lalu kembali menatap lawan bicaranya.
"Aku berani berjanji untuk mu tentang apa yang kau inginkan, jadi dengarkan apa yang aku inginkan..." Seokjin melangkahkan kakinya, deru napas mereka pun beradu, napas seokjin yang teratur dengan wanita itu yang tengah mengatur napas nya yang terengah karena terisak.
"...jika suatu saat nanti kita bertemu aku tidak akan pernah kembali sebelum kau memintanya"
Seokjin memiringkan kepalanya masih dengan tatapan yang sulit diartikan, objek yang ia pandangi pun seakan terkunci pergerakannya.
Still missing you and I can’t see the end of this, just wanna feel your kiss against my lips and now all this time is passing by I still can’t seem to tell you why it, hurts me every time I see you realize how much I need you. [PSH]
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
House of Cards
FanfictionLike there's no tomorrow, Like there's no next time.. Everything that you've done in front of my eyes it's a complete darkness, Say it like you mean it.. In the end, we can't make it.. Even so, I keep hoping.. Even if you say it's a useless dream, j...