Seokjin memacu kakinya dengan langkah lebar, masih terngiang jelas di kepalanya nada Shin Hye yang terdengar bingung dan sangat ketakutan.
"ia menemui ku, dia terlihat sangat kacau, bi..bisakah"
Seokjin menghentikan langkahnya tepat didepan pintu ruang rawat, telapak tangannya mengepal dengan sangat keras, pria itu mengatur napasnya.
"Seokjin-ah" sapa wanita yang tak lain adalah Park Shin Hye. Terdengar jelas masih ada nada khawatir terselip disana.
"Taehyung ?" Seokjin berusaha tenang. Saat ini bahkan Shin Hye terlihat sangat khawatir akan ekspresi datar yang Seokjin tunjukkan.
"Dokter bilang ia terlalu tertekan, aku tidak mengerti apa yang menyebabkannya seperti itu" namun Seokjin mengetahuinya dan ia belum ingin membaginya kepada siapapun.
Tangan Seokjin terulur untuk merapikan surai halus yang berada di wajah Taehyung. Seokjin merasakan dekapan pada pinggangnya.
"Taehyung akan baik - baik saja, kau tidak usah khawatir" itu Seokjin, bukankah seharusnya sekarang Shin Hye yang menenangkannya saat ini ?
Manik mata Seokjin masih menatap intens wajah adik kandungnya itu, bahkan di dalam tidurnya Taehyung masih terlihat tidak tenang.
Seokjin memutar tubuhnya menatap Shin Hye, ditangkupnya wajah wanita itu dengan lembut.
"aku menemui dokter sebentar, tolong jaga Taehyung untuk ku sekali lagi eum?" Shin Hye mengangguk, lalu melihat punggung Seokjin yang menghilang.
Seokjin selalu seperti itu, sosok pria tenang dengan segala pertimbangan dan perhitungan matang, tipikal seorang kakak yang sangat baik dan juga pria sejati. Kadang Shin Hye merasa takut jika suatu saat mungkin Seokjin akan kacau karena menyimpan semua masalah di balik ketenangannya.
Shin Hye duduk perlahan pada kursi yang tak jauh dari tempat Taehyung berbaring, dipandangnya kembali wajah pemuda itu, otaknya pun memutar kejadian dimana Taehyung menemuinya dengan kondisi tidak mengenakan alas kaki dan masih dengan seragam sekolah yang terlihat sudah tidak beraturan.
Lamunan Shin Hye pun terhenti tak kala mendengar suara ketukan pelan pada pintu ruang rawat Taehyung, kepala Namjoon menyembul dengan senyum tipis.
"Terimakasih telah menjaganya Shin Hye -ssi" ucap Namjoon sambil meletakkan kantung plastik berukuran lumayan besar.
"Ah ini untuk mu dan Jin hyung, sepertinya hyung akan lupa untuk mengisi perutnya"Namjoon benar, bahkan Shin Hye lupa akan hal itu.
"Tapi sepertinya makanan itu terlalu banyak Namjoon -ssi" Namjoon menggeleng dan tersenyum dan saat itu juga Shin Hye menyadari bahwa kedua kakak beradik itu memiliki ketenangan yang nyaris sama, namun aura kedewasaan seorang Kim Seokjin yang juga adalah kakak tertua jauh lebih besar.
"Setelah hyung kembali, ia pasti tidak akan meninggalkan kursi ini, jadi makanan ini akan cukup sampai besok" Shin Hye mengerutkan keningnya, ia merasa mengenal Seokjin namun sungguh sama sekali tak mengenal keluarga pria yang dicintainya itu.
Perkataan Namjoon sungguh membuatnya bertanya - tanya, apakah kondisi seperti ini sering terjadi ? Kebingungan itu pun dengan mudah di tangkap oleh Namjoon.
"Self harm syndrome" Shin Hye merasa tercekat dengan jawaban singkat Namjoon. Perhatian Namjoon dan Shin Hye teralih saat mendengar suara knop pintu yang terbuka dan menunjukkan presensi Seokjin disana.
"Bagaimana jika malam ini aku yang berjaga hyung?" Tawar Namjoon, Seokjin berjalan tenang mendekat pada Shin Hye lalu merangkul pinggul wanitanya lembut.
"Ayolah, ini rumah sakit Kim Seokjin" sindir Namjoon, Seokjin menoleh lalu tersenyum ringan.
"Baiklah, malam ini jaga Taehyung untuk ku"Namjoon pun mengangguk mantap.
"Jika terjadi apapun tolong segera..."
"Aku tau hyung, pulang lah, kau mengganggu ku dan Taehyung" Shin Hye mengusap pelan lengan Seokjin.
"Terimakasih Namjoon -ssi" ucap Shin Hye lalu menarik pelan lengan Seokjin untuk mengikuti langkahnya.
Seokjin dan Shin Hye melangkah beriringan, namun tak berapa lama Seokjin menghentikan langkahnya dan membuka jas yang ia kenakan.
Shin Hye tersenyum saat Seokjin menutupi tubuh Shin Hye dengan jas miliknya.
"Terimakasih" ucap Shin Hye.
"My pleasure" balas Seokjin.
Seokjin maupun Shin Hye terdiam selama perjalanan menuju apartment Seokjin, tak ada satupun yang berniat membuka suara, sampai akhirnya Seokjin memarkirkan mobil mewah nya tepat pada basement gedung apartment.
"Bagaimana jika makan ramyeon malam ini?" Shin Hye adalah yang pertama membuka suara saat mereka berdua memasukki pintu apartment Seokjin.
"Ide yang bagus" jawab Seokjin masih dengan senyum simpul nya.
"Baiklah bersihkan tubuh mu dan ku tunggu di meja makan setelahnya ok ?" Seokjin hanya mengangguk dan meninggalkan Shin Hye.
Dalam tiga puluh menit Seokjin dan Shin Hye selesai dengan urusan mereka membersihkan diri, Shin Hye melihat Seokjin yang tengah duduk bersandar pada sofa, rambut pria itu masih sedikit basah, penampilan Seokjin sudah lebih santai dengan celana pendek dan kaus polos berwarna putih. Refleks Shin Hye tersenyum melihat wajah polos Seokjin dengan mata yang terpejam.
Gurat lelah terlihat pada wajah tampan nya, Seokjin tak dapat menutupi wajah gundah nya saat ia tengah terlelap. Jemari Shin Hye menyentuh pipi Seokjin dengan lembut.
Manik mata seokjin dengan perlahan pun terbuka, kembali Seokjin seakan tak pernah lelah menunjukan senyum menawannya pada Shin Hye.
Seokjin menggenggam jemari Shin Hye yang sebelumnya mengusap pipi kirinya. Dengan perlahan Seokjin menarin lengan Shin Hye dan membawa wanita itu untuk duduk disampinya.
Seokjin menghela napasnya perlahan, Shin Hye bahkan dapat merasakan berat saat Seokjin mencoba untuk mengirup napasnya.
"Self harm syndrome" ada jeda saat itu, Shin Hye mengerti, mungkin ini tak mudah untuk Seokjin.
"Sudah satu tahun belakangan ia mencoba untuk tak kembali melakukannya" Shin Hye mengelus punggung tangan Seokjin, berharap itu dapat memberikan sedikit kekuatan untuk pria yang ia cintai.
"Kami di didik dengan keras untuk menjadi manusia yang tak mengenal kata gagal dan Taehyung tak dapat menanggung nya" Seokjin menundukan pandangannya.
"Sungguh aku bersedia menukar apapun demi kehidupan bebas Taehyung dan Namjoon, namun mereka pun rela menukar apapun demi kebebasan ku" Shin Hye pernah bertemu dengan ibu Seokjin namun sampai detik ini ia bahkan tak mengerti apa yang sebenarnya ingin di capai oleh wanita itu dengan membuat seluruh anaknya menjadi anak yang tunduk akan perintah.
"Kadang ini terasa sulit, namun aku tak bisa..tidak..aku tidak boleh menyerah" Seokjin menatap Shin Hye lembut.
"Menyerah kepada hidup kami dan juga dirimu"
Bersambung....
Ok gaesss panjang kan ya ? Lumayan lah buat cerita berdebu...masih inget ga ceritanya ?
Mamak nya babang Kim bersaudara kejam ga ?
Kasian anak bungsu ya ? Tapi tenang dia punya dua kakak super yg bisa jagain kok
KAMU SEDANG MEMBACA
House of Cards
FanfictionLike there's no tomorrow, Like there's no next time.. Everything that you've done in front of my eyes it's a complete darkness, Say it like you mean it.. In the end, we can't make it.. Even so, I keep hoping.. Even if you say it's a useless dream, j...