The Days

190 14 4
                                    

Aku berlari dan terus berlari berada di lorong tak berujung. Diiringi dengan suara-suara menakutkan dari belakang.

"T-tolong! Tolong!!!"

Akupun berusaha berusaha berteriak. Tapi sia-sia,mulutku tertutup seperti ada sesuatu yang menahannya.

Kakiku mulai terasa lelah setelah lama berlari. Kemudian akupun terjatuh dan diam dengan pasrah. Sebelum akhirnya suara itu mendekat dan semuanya menjadi gelap....
.
.
.
.
Dengan keringat dingin aku membuka mata. Melihat sekeliling,mencari 'sesosok' yang sedang aku harapkan untuk muncul.

"D-dori! Dori!"

Tapi ternyata itu hanyalah tindakan bodoh yang tidak berarti apa-apa. Sosok gadis itu tak pernah datang lagi,untuk menengokku dengan wajah khawatir.

Hingga butuh waktu bagiku untuk menyadari bahwa aku tak lagi tinggal di Spanyol. Aku yakin pasti hantu di rumah ini akan tertawa mendengar aku berteriak seakan mengigau.

Aku duduk di atas tempat tidur sambil menahan sisa rasa sakit di punggung ku. Merenung mimpi aneh yang sudah tiga malam aku dapatkan.

Akhirnya aku beranjak dari tempat tidur untuk segera mandi. Tapi,belum sempat aku meninggalkan pintu. Aku terpeleset dan terjungkal dengan tidak elitnya.

Ya,para hantu itu dengan sengaja membasahi lantai yang membuat ku terpeleset. Melihat ku terjatuh samar-samar aku mendengar mereka tertawa melihat penderitaanku.

"Haduh,punggung ku jadi makin sakitkan!" Ujar ku sambil meringis dan berjalan hati-hati menuju kamar mandi.
.
.
.
.
"Selamat pagi Lolyta! Ayo segera sarapan! Nanti keburu dingin."

Melihat ku menuju ruang makan ibu segara menyambut ku dengan senyuman. Di sana juga ada ayah,Kak Leo dan Kak Violin yang melambaikan tangannya kepada ku.Aku pun duduk dan mulai mengambil makanan ku.

Saat tengah mengunyah nasi. Tiba-tiba aku teringat akan mimpi aneh yang terjadi 3 malam kemarin. Segera ku telan makananku dan berkata.

"Ibu, akhir-akhir ini aku sering bermimpi aneh. Sudah tiga malam ini. Disalah satu mimpi aku berada di sebuah tempat antah berantah yang gelap gulita. Lalu aku menemukan sebuah liontin berbentuk belah ketupat dengan permata biru bersinar terang."

"Lalu suara misterius yang entah darimana tiba-tiba datang dia berkata."

"Ambillah ini,jangan pernah biarkan dia mengambil benda ini dan diri mu menjadi bagian dari dirinya. Berikanlah benda ini kepada seluruh anak ke tiga dari keturunan anak ke tiga. Ini akan menjagamu dari 'nya'. "

"Seketika liontin itu berubah menjadi gas dan masuk ke tubuhku."

"Tiba-tiba dari arah belakang Blue ghost muncul melompat dan berteriak. Lalu semuanya menjadi gelap."

Mendengar penjelasan yang panjang membuat ibu ku termenung. Beliau pun menatap ke arah ayah ku dengan wajah sayu.

"Sepertinya sudah saatnya Margareth." -Ayah.

"Tidak,Johan! Lolyta masih terlalu muda dia belum siap." Ujar ibu ku dengan wajah khawatir.

"Ibu,ayah. Apa maksudnya ini?" Ujar ku menatap kedua orang tuaku dengan penuh tanda tanya.

"Lolyta, apakah kamu ingat tentang ibu yang pernah mengalahkan Blue ghost yang membuatnya menghilang. Ibu mengalahkan dengan batuan liontin bernama 'In Power State' yang berisi kekuatan ajaib."

"Liontin itu harus di wariskan kepada anak ketiga dari keturunan anak ketiga. Ketika anak ketiga itu sudah siap. Hal ini sudah di mulai sejak Kathalina Stuerd. Pengguna 'In Power State' pertama."

I am freeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang