Brother, meet the counsin gang!

52 6 0
                                    

"Sudah kuduga, ternyata pengelihatan ku dulu tidak salah, kamu memang hidup!"

"H-hah?"

*****

Mendengar ucapan santai dan bersahabat itu seketika membuat tubuhku termangu. Bola mataku dengan aktif memperhatikan gerak-gerik gadis sekolah dasar yang sama sekali tidak menunjukkan ketakutan seperti ekspektasi ku sebelumnya.

Lama bagiku untuk mencerna semua ini hingga akhir aku hanya sanggup merangkai kata-kata yang untuk saat ini merupakan pernyataan terbaik, "Eh...kamu tidak takut dengan kehadiran tidak wajar ini???"

"Hmmm, gimana ya...? Sebenarnya jika kamu menayangkan pertanyaan itu kepada seseorang yang tidak pernah menghadapi hal ini mungkin mereka akan berkata, 'Oh tidak! Ada boneka hantu yang bisa bergerak bebas! Ini pasti boneka terkutuk yang berbahaya!'. Tapi selamat, mungkin ini hari keberuntungan mu. Atau mungkin...kita berdua," jawab Lyla yang mempraktikkan beberapa eskpresi terkejut yang jika saat momennya pas mungkin sukses membuatku tertawa.

"Lihat? Tidak ada yang perlu di khawatirkan! Lyla sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Ya kan Lyla?" ujar Jully yang seketika membawa ku kembali dari dunia lamunan. Aku bisa melihatnya menampakkan diri dari bawah meja.

"Ya begitulah! Eh tapi...kenapa kamu tidak memberi tahu ku jika dia itu hidup Jully?!" protes Lyla cemberut.

"Sebenarnya aku ingin...tapi, kamu bisa tanyakan mengapa kepada teman baru kita ini. Dia terlalu khawatir jika pergerakannya diketahui olehmu," jawab Jully seraya menunjuk ku.

Aku yang masih mengunci mulut ku memperlihatkan sekeliling. Sekarang, semuanya sudah ada di sini, aku masih melihat Jully, Lyla dan bahkan Julio yang biasanya malas untuk terlibat dalam sebuah peristiwa 'besar', seperti sedang mencoba mendorongku untuk berbicara sesuatu.

"A...aku tidak mengerti. Apa maksud mu? Jadi kamu tidak mempermasalahkan kehadiranku yang tidak wajar ini? Tapi mengapa? Apakah kamu tidak memandang negatif akan hal itu?" tanya ku yang sedikit menghindari kontak mata dengan Lyla.

Lyla menundukkan badannya agar bisa menyamakan diriku yang sedang berdiri di atas meja, membuatku semakin tidak nyaman, "Singkatnya ini bukan pertama kalinya aku harus berhadapan dengan boneka yang tiba-tiba hidup. Aku juga sudah tahu jika ada sesuatu yang lain darimu saat pertama kali bertemu. Dan tentu tidak. Sama seperti manusia, aku juga yakin kita makhluk seperti kalian juga memiliki orang baik."

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutku. Aku hanya merespon perkataan Lyla dengan tatapan dalam untuk melihat kebohongan apa yang dia sembunyikan dari kata-katanya.

"Ayolah jangan tegang begitu. Lyla tidak seperti kebanyakan orang, dia mengerti jika kasus yang dia hadapi sekarang ini adalah bagian dari rahasia yang harus disimpan. Santai saja.... Lyla bisa menjadi teman terbaik yang kamu punya jika kamu mau," ujar Julio sembari mendekati Jully yang tidak jauh dariku.

"Hahaha, terima kasih Julio. Tapi aku tidak sebaik itu kok, aku masih memiliki sikap yang kurang menyenangkan bagi orang lain." Lyla kemudian kembali tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada ku, "Tapi, aku tidak keberatan kok jika harus menjadi temanmu. Yah...jika kamu juga tidak keberatan. Dan, namaku Lyla Diana Robert. Salam kenal...."

Melihat sikap polos dari gadis kecil dihadapan ku, membuat ku dengan mantap menerima pertemanannya. Toh, sebenarnya aku juga berharap jika akan ada lebih banyak manusia biasa yang menerima kehadiran ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I am freeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang