Episode 10 ✔✅

336 11 0
                                    


Wang So membuka mata perlahan, dia menatap wajah Hae So yang sangat ketakutan. Tangan Hae So gemetar dan air matanya mengalir perlahan ke pipinya. Wang So yang tak sanggup  melihat Hae So yang ketakutan, melepaskan tangannya. Lalu dia menarik dan mengajak Hae So meninggalkan istana dengan kudanya.

Wang So membawa kudanya dengan cepat. Dia tidak mempedulikan orang-orang di sekitarnya. Hingga dia tidak menyadari putere ke 13  melihatnya.

Putera ke 13 yang risau dengan keselamatan So dan Hae So menemui putera ke 8  untuk mencari So dan Hae So. “Jika mereka tertangkap, Soo akan dihukum mati,” putera  ke-13 mencuba untuk  menjelaskan.

Putera ke-8 yang awalnya tidak percaya mulai panik dan memutuskan untuk mencari mereka dengan putera ke-13.
Sementara itu, di pantai Hae Soo dan So melihat matahari terbit. So mencoba meyakinkan perasaannya terhadap Hae Soo.

Dia ingin Hae Soo tidak takut atau menghindar darinya. Akan tetapi, hati Hae Soo yang terlanjut mencintai putera ke-8 tidak dapat berubah. Dia berkata jika dia mencintai orang lain. “Kalau begitu, tidak apa selama bukan Baek Ah orangnya. Kalau itu orang lain, mungkin aku akan membunuhnya,” Wang So berkata dengan dingin.

Mendengar pernyataan Wang Soo, Hae Soo sangat terkejut. Mulai saat itu sangat mencemaskan keselamatan putera ke-8. Ketika matahari mulai tinggi, mereka berniat kembali ke istana. Namun, di tengah-tengah perjalanan, mereka bertemu dengan putera ke -8 dan putera ke-13.

Ekspresi marah Nampak jelas di wajah putera ke-8. Karena ingin melindungi nyawa putera  ke-8, dia tetap berada di kuda Wang Soo.

Hingga akhirnya mereka semua kembali ke istana.
Setibanya di istana, Hae Soo bertemu dengan Ketua Dayang Oh. Dia merasa sangat takut dengan puan  Oh, karena telah melanggar janjinya untuk menjauhi Wang So.

Dayang Oh mulai memarahi Hae Soo. Sementara itu, putera ke-8 yang sudah menahan emosi mulai menunggu Hae Soo di sebuah tempat tersembunyi.

Dia berjanji akan segera membawa Hae Soo pergi dari istana dan menjalani kehidupan normal di luar istana.
Mendengar ucapan putera ke-8, Hae Soo sangat terharu. Hingga dia menolak ajakan puan  Oh untuk tinggal di luar istana.

Puan  Oh yang sudah menganggap Hae Soo sebagai anaknya sendiri,dia  tidak sanggup   jika Hae Soo harus menjalani kehidupan sepertinya.

Dia ingin mengajaknya tinggal di luar istana. Selain itu, dia ingin Hae Soo tidak terlibat dengan putera Wook dan Wong So. Akan tetapi Hae Soo menolak niat baik dari puan  Oh. Dia tetap percaya dengan janji putera Wook, yang akan membawanya pergi dari istana.

Sebuah rencana untuk membunuh Putra Mahkota telah disiapkan oleh permaisuri Yoo. Kali ini dia bersekutu dengan Putri Yeon Hwa, adik putera  Wook. Yeon Hwa marah, ketika mendengar Wook akan menikahi Hae Soo dan meninggalkan tahtanya. Oleh karena itu, dia berusaha mengambil hati dan bersekutu dengan Ratu Yoo. Dia menyuruh seorang dayang untuk meletakkan racun di teh Putra Mahkota.

Ratu Yoo yang telah memerhatikan Yeon Hwa merasa senang mendengar Yeon Hwa telah melaksanakan rencanya. Tidak lama kemudia, Wang So datang dengan penuh emosi. Dia merasa diperlakukan tidak adil oleh ibunya.

Raja hendak mengirimnya ke Shinju sekali lagi. Tentu saja ini adalah sebagian rencana dari ibunya. Penjelasan dari sang ibu malah mempekeruh  suasana hati Wang So. Apalagi dia mendengar jika ibunya akan meracuni Putra Mahkota sekali lagi.

Keesokan harinya, Raja mengadakan pertemuan dengan seluruh putera dan Putra Mahkota serta, kedua ratunya. Tiba saatnya Putra Mahkota meminum tehnya. Hae Soo yang telah dijebak melangkah tenang untuk menyajikan teh untuk Putra Mahkota. Menyadari racun yang terdapat dalam teh Putra Mahkota, Wang Soo mengambil tindakan.

Dia maju ke depan meja Putra Mahkota dan meminta Putra Mahkota menyajikan teh untuknya. Cangkir pertama dia jatuhkan. Cangkir kedua dia minum perlahan. Dia melihat ke arah ibunya.

Dia mulai merasakan sesak di dalam dadanya. Cangkir ketiga dia teguk dengan cepat. Dia mulai menyadari jika racunnya dicampurkan ke dalam teh buan cangkirnya. Dan cangkir yang terakhir dia minum dengan perlahan. Tangannya gemetar mengambil cangkir dari Hae Soo. Matanya mulai memerah dan badannya mulai terasa lemas.

Putra Mahkota yang melihat ketulusan dan doa Wang So, meminta Raja untuk menarik perintahnya mengenai mengirim kembali Wang So ke Shinju lagi.

Raja hanya menanggapinya dengan senyuman, dan meminum minuman di hadapannya.
Hae Soo yang tak tahu rencana pembunuhan Putra Mahkota bersikap tenang dan pergi untuk mengambilkan teh yang baru. Wang Soo yang mulai lemas, memberi penghormatan mungkin penghormatan terakhir untuk raja pikirnya.

Dia pun beranjak dari pertemuan tersebut. Yeon Hwa mulai berkca-kaca, dia mengetahui jika dia mungkin akan membunuh putera yang dia cintai. Pandangan Wang So mulai kabur. Dia menahan dengan sekuat tenaga rasa sakit yang dia rasakan. Tampak sangat jelas dia kesakitan dan menahan darah keluar dari mulut.

Scarlet Heart Ryeo ▪kdrama▪Where stories live. Discover now