Episode 3 ✔✅

571 25 0
                                    

Di tengah-tengah pengejaran para penjahat yang berusaha membunuh Putra Mahkota. Terjadi perdebatan antara putera ke-4 dan putera ke-8..  putera  ke-4 yang kehilangan jejak para penjahat menyalahkan Hae Soo yang tidak sengaja berada di tempat tersebut. Dia mengancam akan membunuh Hae Soo. Namun, putera ke-8 melarangnya. Dia bahkan besedia menaruhkan hidupnya demi menyelamatkan Hae Soo.

Putera ke-4 pun mendengarkan saran putera ke-8 dia melepaskan Hae Soo, namun dengan syarat dia harus mengatakan apa saja yang telah dia lihat di tempat tersebut. Hae Soo pun menceritakan dan menunjukkan beberapa orang telah dibunuh secara tragis di tempat itu. Hae Soo juga mengungkapkan jika pemimpin mereka adalah orang yang memakai jaket berbulu dan bertopeng.

Dari informasi yang diberikan Hae Soo, putera  menyimpulkan jika dalang dari kejadian tersebut berasal dari kaum bangsawan. Dia bersama Ji Mong dan Putra Mahkota terus menyelidiki dalang  yang ditujukan kepada Putra Mahkota. Mereka mengkaji mayat penjahat yang berjaya ditangkap. Dari hasil kajian yang dilakukan, ditemukan fakta  para penjahat yang terbunuh tak mempunyai lidah.

“Aku dengar ada  yang menggunakan hukuman ini,” Ji Mong menganalisis. Dari analisis yang diungkapkan Ji Mong, para penjahat kemungkinan berasal dari kuil. Dan satu-satunya anggota istana yang bisa bertemu biarawan dan mempunyai wewenang lebih adalah putera ke-3.

Putera  ke-4 pun segera mencari putera ke-3 untuk mendapat penjelasan. Namun, putera ke-3 masih tidak mengaku  melakukannya . Mereka saling menatap tajam, putera ke-4 menemukan rahasia dari mata putera ke-3. “Aku bertanya padamu , apakah ibu terlibat ?,” kata putera ke 4 dengan nada tinggi. Putera ke 3  pun tidak menjawab kebenaran tersebut. Putera  ke-4 yang masih syok mengetahui kebenaran tersebut hanya terdiam  dan membiarkan pangeran ke- 3 pergi.

Sementara itu, Hae Soo menemukan beberapa obat herbal di sebuah gundang. Dia teringat kesibukannya di kehidupan saat ini. tanpa disadari putera ke-8 menghampirinya. Dia sangat senang melihat Hae Soo yang asyik dengan obat-obatan herbal di sana. Beberapa waktu kemudian, seorang penjual membawakan beberapa obat untuk puan hae

Penjual  itu menyerahkan obat pesanan dari putera ke-8. Dia juga menyerahkan obat yang dipesankan untuk Hae Soo. Putera ke-8 yang melihat Hae Soo kesusahan meletakkan obat ke lehernya putera ke 8 cuba membantu . Dia meletakkan ubat  ke luka yang ada di leher Hae Soo. Senyum simpul terukir di wajah kedua orang itu.

Sementara itu, Putra Mahkota yang mulai menemukan bukti-bukti tempat itu  bergegas menuju kuil. Putera ke-4 yang lebih dahulu mengetahui keberadaan penjahat tersebut itu pun sudah berada di kuil itu. Dia memasuki markas penjahat tersebut seorang diri. Bersenjatakan sebuah pedang, dia mulai membunuh setiap orang yang berada disitu

Semua orang yang berada di tempat itu, berjaya dibunuh  Hingga seorang namja tua  keluar dari dalam kuil. Dialah orang yang bertanggung jawab terhadap tempat tersebut. Dia juga merupakan ketua dari tempat tersebut. Dan dia adalah satu-satunya orang yang lidahnya tidak terpotong.

Putera ke-4 ingin menghilangkan semua bukti-bukti yang dapat membahayakan ibunya. Dia ingin membunuh ketua disitu yang dapat menjadi saksi atas penyerangan tersebut. Perkelahian di antara dua orang tersebut tak dapat terhindarkan. Mereka saling memukul. Hingga akhirnya, pedang putera ke-4 mengenai perut orang  itu.

Orang  tersebut mulai melemah. Dia hanya bertahan dengan tongkat di tangannya. Putera ke-4 mengakhiri pertarungannya dengan menghunuskan pedangnya ke perut orang itu “Kau telah hidup dari ratu. Karena itu, matilah untuk ratu,” kata-kata putera ke 4  mengakhiri hidup orang itu

Putera ke 4 wang so membakar kuil dan menghilangkan semua bukti-bukti. Dengan tubuh bersimpah darah dia berjalan menginggalkan kuil setelah kuil habis dikerumuni api

Dia bergegas agar Putra Mahkota tidak menemukannya di tempat tersebut. Putra Mahkota yang sampai di kuil tersebut menemukan kuil dalam keadaan terbakar. Semua bukti dan saksi telah terbakar dan harapan untuk menemukan dalang penyerangan tersebut telah lenyap.

Sedangkan di istana, Ratu Yoo yang sedang terlelap melihat kelibat  namja  mendekati kamarnya. Namja  tersebut semakin mendekat dengan pedang bersimpah darah. Mata Ratu Yoo terbelalak ketakutan. Tubuhnya gemetar melihat anaknya,  putera ke 4 berlumuran darah.

Scarlet Heart Ryeo ▪kdrama▪Where stories live. Discover now