Aku tak dapat menahan air mataku, setelah aku dengar kabar bahwa Kakekku meninggal dunia. Aku terduduk disudut tempat tidurku sambil memandangi foto Kakekku, Kakek yang paling ku sayangi dan air mataku tak berhenti berjatuhan.
Kenangan bersama Kakek dan kampung halamannya takkan kulupakan, dimana sebagian kenangan masa kecilku terukir disana, memanen jeruk, bermain disampan kecil untuk mencari buah manggrove, bermain dihutan dan mencari anak burung, atau mencari kunang-kunang dimalam hari.
Kenangan itu masih segar diingatanku, kenangan dikampung Kakekku yang indah dan permai. Dan kenangan itu seperti muncul begitu jelas sekarang dan aku masih ingat bau rumput dan udara dikampung itu. Aku ingat, ya aku masih ingat semua kenangan itu.
Aku masih ingat, saat pertama kali datang kerumah Kakekku. Rumah yang cukup besar yang terbuat dari kayu ulin hitam, yang berada ditepi sungai yang dipenuhi pohon-pohon bakau atau manggrove yang indah dengan akar-akarnya yang tampak seperti bongsai raksasa. Waktu itu pas liburan sekolah. Aku, Adikku, dan juga kedua Orang Tua ku disambut oleh Kakek dan Nenekku. Nenek tersenyum ramah dan manis kepada kami, tapi Kakek hanya tersenyum kecil diwajahnya yang kaku seperti tak menyukai kedatangan kami."Apa Kakek tidak menyukai kita?" tanyaku kepada Ibuku yang lagi menggendong Adikku.
"Kenapa kamu bilang begitu?" ujar Ibuku sambil tersenyum hangat dan belum sempat aku menjawab Ibuku berkata "Kakek orangnya memang keliatan cuek dan pemarah, tapi satu yang pasti dia sangat menyayangi kita, Kakek itu cuma tidak bisa menunjukannya seperti orang kebanyakan. Ingat satu hal, jangan menilai seseorang itu baik atau buruk sebelum kamu mengenalnya ya nak.!" Ungkap Ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY IN THE GRANDFATHER VILLAGE
Não FicçãoIni adalah ceritaku tentang kenanganku, waktu kecil dikampung kakekku yang indah dan permai. Disana aku biasa membantu kakek memanen jeruk, bermain dengan sampan kecil untuk mencari buah manggrove/pohon bakau, bermain dihutan atau mencari anak burun...