Mino (Winner) X You

7.2K 129 2
                                    

Kau melepas dengan kasar genggaman tangan Mino. Sebelum pergi meninggalkannya, kau menatap matanya. Bisa kau rasakan kemarahan Mino mengeluarkan aura yang lain dari biasanya. Kau menahan geram, mengepalkan tanganmu hingga terasa kebas. Matamu terasa berat karena menahan air mata.

"Baiklah, aku akan pergi meninggalkan rumah kalau memang kau benar-benar membenciku," tak sedetikpun kau mengalihkan pandanganmu dari Mino.

Mino menggertakkan giginya. Kau bisa melihat matanya memerah akibat menahan amarah.

Kau dan Mino adalah sepasang suami istri sejak dua tahun yang lalu. Pernikahan kalian mulai diterpa isu-isu tidak sedap sejak kau ketahuan oleh Mino pergi ke sebuah bar dengan salah satu klien yang bekerja sama dengan perusahaan tempatmu bekerja. Semua itu murni pekerjaan. Hanya Mino yang memiliki tempramen tinggi tak pernah mendengar beribu penjelasan yang sudah kau berikan.

Puncaknya saat tadi kau ditarik paksa oleh Mino keluar dari ruang tamu perusahaanmu saat bersama dengan sang klien. Entah bagaimana bisa Mino dengan kebetulan masuk ke sana dan melihatmu sedang berbicara dengan sang klien. Ia menarikmu melewati lobi hingga sampai di basement kantor saat ini. Hanya beberapa lampu yang menerangi ruangan luas dengan banyak mobil terparkir.

Kau kini berjalan cepat meninggalkan Mino dengan high heelsmu menuju mobil sedan hitam. Kau bahkan sudah tidak peduli lagi dengan klien yang tadi kau tinggalkan begitu saja di ruang tamu, kau hanya ingin pergi jauh, tak melihat Mino lagi.

Mobil sedan hitammu ada di pojok bagian J5 tepat di sebelah sebuah mobil box. Kau merasakan pedih pada kakimu karena gesekan tumit dengan telapak sepatu. Kau bisa mendengar langkah lari Mino yang semakin mendekat. Kau hampir mencapai mobil saat tangan Mino dengan kasar menarik milikmu. Ia lalu mendorongmu hingga tembok di belakang mobil boks. Memenjarakan tubuhmu tepat di antara kedua tangannya yang terpaku pada tembok.

Kau bisa merasakan deru nafasnya menyapu wajahmu. Kau mengeluarkan air mata, mengingat bagaimana dinginnya suasana pernikahan kalian akhir-akhir ini. Bahkan Mino rela tidur di sofa ruang keluarga karena tidak tahan untuk menegurmu.

Tanpa aba-aba, Mino menyatukan mulut kalian. Ia menggigit bibir atasmu dengan kasar, membuatmu mendesah kesakitan. Kau mencoba mendorong tubuh Mino, namun kau dari awal sudah sadar akan kekalahan kekuatanmu dengannya. Mino memegangi satu tanganmu yang masih mencoba memukul dadanya. Tangannya yang lain menangkup wajahmu agar tidak menghindari ciumannya.

Kau merasakan sapuan lidah Mino pada belahan mulutmu. Rasa ini pertama kali kau rasakan, rasa sakit, rindu, pedih dan amarah yang menyatu di dalam ciuman. Kau sama sekali tidak membalas ciumannya. Aku tidak boleh kalah karena nafsu, batinmu.

Kau masih mencoba melepaskan pojokan Mino. Gagal hingga Mino benar-benar menghimpitkan badannya padamu. Kau merasakan tekanan tubuhnya hingga kau tak berjarak sama sekali dengan tembok. Suasana temaram basement ditambah dengan kalian yang tertutup sempurna dengan mobil boks membuatmu khawatir seseorang akan melihat kalian saat ini.

Mino menurunkan tangannya yang ada pada wajahmu ke bawah. Turun hingga ia menyingkap rok span abu-abumu. Ia mengelus paha berstokingmu, mencoba merobeknya agar tidak menghalangi apapun yang ingin ia lakukan. Kau masih berontak hingga Mino sudah bisa mengelus kulit pahamu. Kau mendesah merasakan sentuhannya. Sentuhan itu. Sudah sangat lama kau tidak merasakannya.

Mino memanfaatkan desahanmu untuk menjejalkan lidahnya, mencari keberadaan lidahmu. Menyatukan mereka dalam sebuah pertaruangan. Kau merasakan panasnya lidah Mino, mencoba untuk menjelajahi apapun yang bisa dijelajah.

Tangannya yang semula meraba pahamu kini mencoba memainkan klitoris berselimutkan celana dalam milikmu. Kau merintih merasakan permainan tangannya. Mino lalu mengarahkan tangannya yang lain me arah ikat pinggangnya, menurunkan celana jeans cokelatnya setelah melepas kancing serta resleting. Ia juga langsung menurunkan celana dalamnya, membuat kau bisa merasakan penisnya menyentuh vaginamu yang masih dimainkan oleh Mino.

Tanpa berkata-kata, Mino menyingkap sedikit celana dalammu. Ia memasukkan jari tengah dan jari manisnya ke dalam liang vaginamu yang sudah basah. Tak sedetikpun ia melepaskan ciuman panas kalian. Kau yang sejak tangannya mendapati vaginamu hanya pasrah berdiri di sana kini mulai membalas setiap pergerakan bibirnya. Mino lalu sedikit meremas penisnya untuk siap menembus vaginamu. Jemarinya yang ada di dalam vaginamu memberikan efek keinginan yang lebih. Kau mengarahkan tanganmu pada pundaknya yang terbalut jaket kulit. Meremasnya, tanda kau tak tahan bila Mino tak langsung pada intinya.

Mino lalu mengeluarkan jarinya, mengiring penis panjangnya melewati lubang vaginamu. Beberapa sentakan dan senluruhnya sudah masuk, menyentuh titik nikmatmu. Ia melepaskan ciumannya padamu, menghembuskan nafas berkali-kali hingga kau bisa merasakan panasnya nafas itu menerpa kulit wajahmu.

Kau merasakan penuhnya vaginamu dengan penis panjangnya sedikit berubah karena Mino menarik sedikit penisnya, kemudian langsung menghentak kuat hingga kau harus menutup mulutmu agar tidak berteriak merasakan sensasi yang diberikan oleh Mino.

Mino seakan tak memberi ampun. Ia terus menghujam vaginamu dengan gerakan cepatnya. Kau merasakan air mata mengalir pada pipimu. Apakah Mino sungguh sangat marah hingga iblis datang pada pikirannya dan membuatmu seperti ini?

Mino menahan desahannya atas pijatan vaginamu pada penisnya. Terus menggoyangkan pinggulnya seakan akan mencapai titik kenikmatannya. Kau kembali meremas pundaknya, Mino lalu menyenderkan kepalanya pada pundakmu. Dalam empat hentakan terakhir, kau merasakan penisnya berkedut, mengeluarkan cairannya. Hembusan nafas Mino sangat kencang menerpa tengkuk lehermu. Kau membiarkan Mino menahan posisi kalian karena kau juga sudah mencapai titik kenikmatanmu tak lama setelah merasakan cairan sperma Mino memenuhi ruang vaginamu.

Mino merengkuh tubuhmu, kau membelalakkan matamu. Pelukan ini berbeda dari apa yang baru saja ia lakukan kepadamu. Ia mengelus rambut teruraimu. Kau mendengarnya sedikit terisak.

"Aku hanya tidak ingin istri yang kucintai dicintai oleh pria lain."

-end-


vote + comment yaaa ^^

kalo mau request juga bisa lohhh~


KPOP Mature Stories 21+Where stories live. Discover now