Wooyoung (2PM) X You

4.9K 80 18
                                    

this is for thank you jinnyhandayani for request this ^^ hope you like it XD



Wooyoung menangkap tanganmu. Kau berlari cepat meninggalkannya yang sejak tadi berteriak memanggilmu. Sedapat mungkin kau tidak menoleh. Persetan dengan segala omong kosongnya yang mengatakan bahwa kau yang salah. Ya, sejak dua hari yang lalu kalian memang berencana untuk pergi ke bar untuk menemui teman-teman kalian. Namun, rencana yang awalnya kau kira akan berakhir bahagia itu berubah drastis karena kecemburuannya pada sahabatmu, Taecyeon. Kau hanya mengobrol dengan Taecyeon. Suasana yang ramai membuatmu dan Taecyeon berada di jarak yang sangat dekat tadi, itu membuat Wooyoung dengan mudah menarik kerah jaket kulit Taecyeon dan meninjunya. Kau lantas marah karena ulah Wooyoung. Namun Wooyoung jauh lebih marah karena kau membela sahabatmu.

Kau memutuskan meninggalkannya di bar, berjalan sendiri dengan cepat ke sembarang arah dan membiarkan Wooyoung mengejar dan memanggilmu. Hingga kini kau merasakan perih pada pergelangan tanganmu akibat cengkramannya. Jam 2 pagi, itu estimasimu melihat sepinya jalan raya yang tadi kau lewati. Itu membuatmu berani meneriakkan umpatan-umpatan padanya. Wooyoung hanya diam namun makin mengencangkan pegangannya padamu.

"Kau begitu bodoh cemburu padanya!"

Wooyoung masih diam.

"Kau tahu sendiri bahwa dia itu sahabatku!"

Wooyoung menggeram, "Ia bahkan hampir menciummu."

Jarak yang sangat dekat mungkin membuat Wooyoung menyangka kalian hampir berciuman. Tapi kau berani bertaruh, itu pasti karena arah pandangnya. Sesungguhnya kalian tidak sedekat itu tadi.

Kau mendengus, "Oke! Kami berciuman. Tapi aku yang terlebih dahulu menciumnya. Puas?!" Kekesalanmu membuat kau mengatakan kebohongan itu.

Kau merasakan tanganmu semakin perih, "Katakan sekali lagi."

Kau seolah menantangnya, menatap matanya, "Aku menci-" ucapanmu terpotong. Wooyoung menarik tubuhmu dan melumat bibirmu. Sangat kasar dengan sedikit gigitan kecil pada bibir bawahmu. Ia menyapukan lidahnya, mencari letak keberadaan lidahmu dan mengajakmu untuk membuktikan siapa pemenangnya.

Kau membalas ciumannya. Menaikkan tanganmu, memijat tengkuknya. Kalian berusaha mengambil kesempatan untuk saling mendominasi. Namun, kau harus puas dengan kekalahanmu akan ciumannya. Wooyoung meraih pinggangmu. Ia mencoba membawamu ke sebuah lorong antar gedung apartemen kecil di sebelah kananmu. Tidak melepaskan ciuman kalian, kau menurut saja diiring olehnya. Kau merasakan tembok di belakang punggungmu. Ia menekan tubuhmu, menciummu terus tanpa memberi ampun.

Kau mendengar desahannya di tengah ciuman kalian. Wooyoung menangkup pipimu dengan telapak tangannya. Memasukkan lidahnya ke dalam mulutmu, terus menggoda lidahmu. Kau merasakan rangsangan yang luar biasa hanya karena ciuman liarnya. Kau ikut mendesah menarik wajahnya terus dalam pelukanmu. Ia menurunkan tangannya yang semula di wajahmu ke arah pinggangmu. Meremasnya, memuatmu menggeram terus tanpa memikirkan siapa yang akan melewati kalian.

Wooyoung menurunkan ciumannya pada dagu, tulang rahang dan menemukan lekuk lehermu. Kau bisa merasakan lidahnya menyapu bagian itu. Menghisap satu titik dan kau yakin bagian itu akan memerah karena ulahnya. Kau sekali lagi mendesah merasakannya.

Ia mengangkat satu pahamu hingga melingkar pada pinggangnya. Wooyoung meraba paha bagian dalammu. Dengan mulutnya, ia terus mengecupi lehermu. Kau menyentuh gundukan di bagian bawah tubuhnya. Menggosoknya dengan telapak tanganmu. Sesekali meremasnya, kini Wooyoung yang dengan gila mendesahkan namamu.

Kau sangat suka menggodanya. Terus membuat benda di balik celana jeansnya itu mengeras. Kau menyunggingkan senyuman licikmu. Kau sangan ingin benda tertutup itu menghujammu dengan penuh gairah. Ia kemudian menurunkan pahamu. Memintamu untuk berbalik. Kau menopang tubuhmu dengan tangan pada tembok. Kau sedikit menurunkan tubuhmu, seperti posisi menungging.

Kau menolehkan kepalamu, melihat Wooyoung menjilat mulutnya sambil membuka kancing celana, menurunkan segala pakaian yang menutup bagian bawah tubuhnya. Kau melihatnya memainkan penisnya sendiri hingga benar-benar mengeras. Ia kemudian tersenyum kepadamu. Memintamu untuk kembali melihat ke depan. Kau merasakan tangannya menepuk bokongmu, menyingkap rok kulit ketatmu dan menurunkan celana dalammu. Setelah itu, kau merasakan hangatnya penis Wooyoung menggoda klitorismu dari belakang. Kau tertawa sekilas membayangkan bagaimana posisi kalian saat itu.

Wooyoung mendekatkan wajahnya ke telingamu, "Kau tidak boleh berbincang sedekat itu. Dengan siapapun," ucapnya dengan penekanan pada kalimat terakhir.

Kau mengangguk, "Cepat masukkan."

Kau benar ingin merasakan besarnya kejantanan Wooyoung. Godaan penisnya di bibir vaginamu membuatmu kesal dan sangat tidak sabar menikmati hentakannya.

Wooyoung tertawa licik, "Apa yang harus aku masukkan, sayang?"

Kau mengumpat dalam hati. Ini memang hobi Wooyoung, ia sangat suka menggodamu, "Milikmu."

Wooyoung kembali menggesekkan panjang penisnya pada klitorismu. Kau menggeram. Memberikan gelagat agar Wooyoung melakukannya segera.

"Apa?"

Demi apapun yang melintas di sekitar kalian, kau sangat kesal, "Fuck me with your hard dick!"

Wooyoung langsung memposisikan ujung penisnya pada lubang vaginamu. Ia kemudian menekan pinggulnya dengan kasar. Kau meneriakkan namanya. Ini yang kau inginkan.

Wooyoung menaruh telapak tangannya pada dadamu yang masih berbalut pakaian. Ia meremas payudaramu. Sekali lagi kau meneriakkan namanya. Wooyoung mulai menghentak vaginamu dengan miliknya. Kau merasakan tanganmu yang menopang di tembok melemas. Kau sangat suka bagaimana Wooyoung dengan keras menyetubuhimu. Ada sensasi tersendiri yang membuatmu semakin diburu oleh nafsu.

Wooyoung menjilati belakang lehermu. Kau bergidik geli. Membantu Wooyoung menggerakkan pinggulmu. Sempitnya vaginamu mampu memijat penisnya. Kau terus mendesahkan namanya. Mengarahkan satu tanganmu ke klitorismu sendiri. Kau memberikan gerakan memutar di sana. Kau hampir mencapai orgasmemu.

Keras dan cepatnya hentakan Wooyoung membuatmu semakin cepat memainkan klitorismu. Tiga sensasi sekaligus yang kau rasakan pada tubuhmu membuat dirimu menggeram, "Let's do it--argh!"

Kau menegangkan tubuhmu. Wooyoung ikut menegangkan tubuhnya di saat yang hampir bersamaan denganmu. Kau merasakan sesuatu yang hangat memenuhi vaginamu. Ia memeluk tubuhmu dari belakang dalam hentakan-hentakan susulannya demi menghasilkan titik kepuasan maksimal. Deru nafas kalian seraya melambat dari sebelumnya. Kau tertawa, menyatukan pipimu dengan miliknya ketika ia mengistirahatkan dagunya pada pundakmu.

"Sakit?"

Kau menggeleng, "Aku selalu suka ketika kau melakukannya dengan keras."

Wooyoung mengecup pipimu. Kembali menyeruakkan kepalanya pada lekuk lehermu, "Kau tinggal memintaku bila menyukai seks seperti itu. Tak perlu terlalu dekat dengan laki-laki lain."

Kau tertawa, ia masih cemburu?

"Paham?"

Kau mengangguk, "Wooyoung-a, bagaimana kalau kita segera mengenakan pakaian kita. Kalau ada orang lewat, aku akan sangat malu."

-end-


vote + comment ^^

KPOP Mature Stories 21+Where stories live. Discover now