yuhuuuu~
Kau masih terduduk lemas di dekat sebuah mobil hitam di parkiran sebuah stadion tempat diberlangsungkannya konser idolamu, GOT7. Setelah melalui banyak cara agar mendapatkan tiker masuk seperti terakhir tadi kau lakukan, mencari calo di sekitar stadion, kau juga tidak kunjung mendapatkannya. Alhasil kau hanya bisa duduk di sini, mendengar imbasan dentuman speaker dari dalam.
Sudah tiga jam, dan sudah tidak ada suara lagi dari dalam stadion. Sepinya penonton yang berkeliaran keluar stadion menunjukkan bahwa konser sudah selesai sejak sejam yang lalu. Kau yang datang jauh ke Seoul dan tidak mengenal siapa-siapa tak tahu harus kemana. Mau tidak mau kau baru bisa pulang ke kotamu besok pagi karena bus sudah tidak ada.
Di tanganmu terdapat plakat dengan nama "Mark" berwarna merah neon. Kau memutarnya, memperhatikan plakat itu. Masih menjadi impianmu juga untuk dapat melihat langsung wajah anggota favoritmu di GOT7 itu.
Sinar temaram dari lampu tempat parkir sedikit terhalang oleh sebuah bayangan. Kau mendongakkan kepala, menyipitkan mata guna mengetahui siapa orang yang menghalangi pandanganmu pada plakat nama Mark. Tidak bisa kau lihat jelas, namun kau bisa meyakinkan dirimu orang itu adalah seorang laki-laki. Kau berdiri dari dudukmu dan maju selangkah.
"Junior?"
Orang itu tersenyum.
Kau mengucek matamu. Tidak percaya dengan apa yang kau lihat di depanmu.
"Tapi aku sudah tidak menggunakan nama itu. Panggil aku Jinyoung."
Kau tahu tentang hal itu. Namun ketidakpercayaan akan penglihatanmu saat itu membuatmu mengucapkan nama panggungnya yang lama. Kau menelan ludahmu.
Jinyoung menunjuk plakat nama Mark, "Kau suka Mark hyung?"
Kau mengangguk antusias.
Jinyoung mendekat padamu. Berdiam sebentar sebelum akhirnya menarik tanganmu, membuka pintu mobil hitam yang semula menemanimu duduk sejak setengah jam yang lalu. Dengan sedikit mendorong, Jinyoung memasukkanmu ke kursi bagian tengah dan ikut masuk ke dalam. Ia memasukkan kunci dengan segera dan menurunkan sedikit kaca jendela depan. Kau yang sedikit terkejut dengan perlakuan Jinyoung awalnya memberontak. Namun, Jinyoung menahan pergelangan tanganmu setelah selesai menurunkan jendela.
Ia menangkup wajahmu, mencium dengan kasar bibirmu. Kau sedikit mendorong tubuh Jinyoung, namun kau tidak bisa berbuat banyak setelah merasakan lidah Jinyoung sudah menemukan lidahmu.
Ia melempar dengan kasar plakat Mark ke kursi depan, menaikkan dengan cepat kaos creammu dan memegang dadamu yang masih berbalut bra. Kau memukul lengan Jinyoung.
Jinyoung melepaskan ciumannya padamu, "Tolong kau turuti apa yang akan aku lakukan padamu."
Entah mengapa ada rasa ingin menuruti Jinyoung. Jinyoung kembali melumat bibirmu, lebih lembut dari sebelumnya. Kau merasakan jantungmu berdebar mengingat bagaimana Jinyoung menatapmu tadi walau tidak begitu jelas. Kau melingkarkan lenganmu pada leher Jinyoung, membalas ciumannya.
Kau merasakan tangannya mengarah ke bagian bawahmu. Ia membuka kancing jeans dan memasukkan tangannya ke dalam. Mengelus vaginamu yang masih terbungkus dengan celana dalam. Kau sedikit mendesah karena perlakuan Jinyoung.
Terasa senyuman terukir pada ciuman kalian. Ia kini berusaha memasukkan tangannya ke dalam celana dalammu. Ia memainkan klitorismu dengan ujung jari telunjuknya. Kau mencengkram pundaknya dan menahan nafas merasakan bagaimana jari Jinyoung bermain di sana.
"Kau sudah cukup basah," ucapan Jinyoung ini membuat pipimu memanas.
Ia kemudian mendorong jeans dan celana dalammu sedikit. Ia membuka celana kain warna cokelatnya dan mengeluarkan penisnya. Kau merasakan benda itu menempel pada vaginamu. Jinyoung tersenyum sebelum akhirnya menuntun penisnya masuk ke dalammu.
Kau menggigit bibirmu saat Jinyoung langsung mengeluar masukkan penisnya dalam vaginamu. Ia mencoba mengatur nafas sesuai dengan gerakannya. Kau memeluknya, mencoba menahan suara yang menurutmu akan terdengar menjijikkan.
Jinyoung bergerak dengan sangat cepat. Kau bisa menebak mobil itu pasti bergoyang dengan sangat hebat bila dilihat dari luar. Namun Jinyoung seakan tidak peduli. Ia terus bergerak hingga hentakan terakhir dan dia mengeluarkan penisnya. Ia memainkannya dengan tangan dan segera mengambil tissue yang ada di dashbor. Ia mengeluarkan spermanya pada tissue tersebut. Kau melihat semua yang dilakukan oleh Jinyoung. Jantung berdetak sangat cepat ketika melihat bagaimana ia menikmati puncaknya. Ada yang salah dengan diriku, batinmu.
Jinyoung memasukkan tissue itu ke dalam saku celananya dan menaikkan kembali celananya. Ia duduk di sebelahmu yang juga membenarkan jeansmu namun Jinyoung menahannya, "Kau belum mencapainya. Biarkan aku melanjutkan."
Kau terdiam. Ia memajukan wajahnya hingga kembali menciummu. Di tengah ciuman itu dia berkata, "Ayo kita temui omma setelah ini. Aku sudah meminjam kunci mobil ini pada manager hyung. Rasanya aku ingin mengenalkanmu pada omma."
Kau masih diam.
"Mulai sekarang jangan pernah berkata pada siapapun kalau kau menjadikan Mark hyung sebagai member favoritmu."
-end-
vote + comment ^^
![](https://img.wattpad.com/cover/89714864-288-k741434.jpg)
YOU ARE READING
KPOP Mature Stories 21+
FanficCerita yadong, smut, dan dewasa para boy-group idol member KPOP! Kalau kalian mau request juga bisa kok. Tapi aku gak nerima IDOL X IDOL yaa. Sorry :") Aku nerimanya IDOL X OC atau IDOL X Reader. :) Request status : CLOSE Let's imagine the...