(Sex phone and you do it by yourself /slap/ biar bisa ngebayangin gimana suara si Zuho, denger deh lagu Fanfarenya SF9, dia yang suaranya berat trus ngerap. *author basah* *bajunya....* /hardslaps/ aku tau soal sexphone dari satu film Korea, tapi lupa tuh film apa judulnya. Menurutku, ini bisa jadi ide yang sangat menarik. Lalala)
Kau mengambil ponselmu, melihat sebuah nama muncul di sana, sebuah panggilan - 'My Wild Zuho'
Kau sudah sangat merindukannya, setelah beberapa hari yang lalu, ia dengan merasa tidak berdosa meninggalkanmu pergi ke Hongkong untuk melakukan perjalanan bisnisnya.
Kau berdeham sebelum akhirnya menyapu ibu jarimu tanda menerima panggilan, "Kenapa kau meneleponku?"
"Baru aku menelepon, dan langsung dimarahi," suara berat kekasihmu itu terdengar.
Kau memautkan bibirmu, "Ya! Bagaimana bisa aku tidak marah? Kau tidak memberitahuku kalau kau akan pergi ke Hongkong. Aku hampir gila menunggumu di rumah."
Kau bisa mendengar suara Zuho seperti menahan tawa, "Maafkan aku sayanggg..."
Kau merasakan bulu di belakang lehermu berdiri mendengar kata terakhir yang diucapkan Zuho. Kau sungguh merindukan suaranya.
Tanpa sadar, kau menyingkap ujung gaun tidurmu dan memasukkan tangaan kirimu ke arah vaginamu yang tertutup celana dalam. Kakimu bergetar merasakan tanganmu menyentuhnya.
"Sayang?" Suara Zuho menyadarkanmu.
"Ahh.. Iya..?"
"Kau pasti sedang memegangnya kan?" Pertanyaan ambigu Zuho membuatmu heran bagaimana ia mengetahuinya.
Kau tak merubah posisimu, hanya tanganmu yang semakin liar bergerak menyapa klitorismu. Kau menggigit bibirmu, membayangkan sosok Zuho ada tepat di atasmu, melakukan apa yang sedang kau lakukan saat ini.
"I'll try to give you the best," lirih Zuho. Ia benar-benar tahu apa yang saat ini kau lakukan.
"Give me your dirty talk, baby," kau tak mau kalah.
Tanganmu sudah terselip di dalam celana dalammu. Kau bisa merasakan cairan vaginamu sudah menyelimuti klitorismu. Sensasi licin di sana sungguh membantumu merasa tegang.
"Pakailah earphonemu," perintah Zuho. Kau langsung melepas tanganmu, mencari earphone yang ada di atas meja, memasukkan ujung kabel berwarna putih itu ke dalam ponsel.
Kau menyangkutkan kedua ujung earphone ke telingamu, kembali mengatur posisi tidur senyaman mungkin, "I'm ready, baby."
"Aku sangat merindukan bagaimana kenyalnya payudaramu," kau mengarahkan tangan kananmu ke payudara yang masih tertutup gaun tidurmu. Kau tidak mengenakan bra karena memang itu selalu kau lakukan bila sedang tidur. Kau merasakan putingmu sudah berdiri saat jari telunjukmu memainkannya, "Payudaramu sungguh membuatku gila, sayang."
Kau menggigit bibir bawahmu, menutup mata merasakan getaran tubuhmu. Kau mendesah dengan kuat saat kau menyubit putingmu dan tak henti memijat payudara.
"You're so sexy baby. You make me turn on," suara berat Zuho membuatmu merasakan aura di sekitarmu memanas. Entah mengapa, kau ingin bertaruh, Zuho pasti memeggangi tubuhnya juga.
"Kau sudah basah sekali?" Zuho kembali menggodamu. Kau lalu kembali menyelipkan tanganmu yang lain ke arah klitoris. Kau memberikan efek memutar pada klitorismu. Kembali mendesahkan nama Zuho berkali-kali. Kau seperti merasakan jari tengah Zuho memutari klitorismu, memberikan putaran yang lebih cepat lagi dan lagi.
"Sayangghhh..." Kau mendesah saat merasakan jemarimu masih ada di sana.
Kau bisa mendengar Zuho mengatur nafasnya. Tanganmu, di payudara maupun di vagina mempercepat gerakan.
"I'm coming, baby," Zuho membuat suaranya jauh lebih sexy daripada semula. Kau memijat klitoris semakin cepat dan menahan nafas saat mencapai puncak gairahmu.
Kau meneriakkan nama kekasihmu itu dengan kencang. Kau kembali merasakan hawa dingin pendingin ruangan saat terlentang lemas akibat ulahmu sendiri. Tidak, tidak sendiri. Kau dibantu oleh suara berat Zuho.
"Selesai, sayang," sengalmu.
Kau mendengar Zuho tertawa kecil. Kau membayangkan bagaimana senyumannya, begitu tampan. Itu sudah pasti.
"Tunggu aku, baby, besok aku akan segera pulang. Bahkan aku juga tidak tahan mendengar desahanmu tadi."
Kau mendudukkan tubuhmu. Bukankah kau tadi sedang marah padanya?
"Aku tidak akan membiarkanmu masuk ke dalam rumah begitu saja. Aku masih marah padamu."
"Setelah aku memberikanmu sebuah klimaks beberapa detik yang lalu?" Terdengar kekecewaan terdengar dari suaranya.
Kau membalasnya dengan tawa.
"Kalau begitu, kau akan melewatkan belasan klimaksmu besok, sayang. For sure."
-end-
vote + comment ^^
YOU ARE READING
KPOP Mature Stories 21+
Fiksi PenggemarCerita yadong, smut, dan dewasa para boy-group idol member KPOP! Kalau kalian mau request juga bisa kok. Tapi aku gak nerima IDOL X IDOL yaa. Sorry :") Aku nerimanya IDOL X OC atau IDOL X Reader. :) Request status : CLOSE Let's imagine the...