Aku sedang duduk bersama justin di taman sekolah dengan memegang kertas yang berisi sebuah lagu yang justin tulis.
" Bagaimana, kau sudah hafal nada dalam lagu ini"? tanya justin.
" Hmmm.. ya lumayan, tapi aku agak susah dengan nada yang tinggi, menyesuaikan suaraku dengan suaramu aku kurang bisa melakukannya".
Justin hanya mengangguk memahami."Aku lapar, kau temani aku ke kantin ". Ucap justin, dan tanpa menunggu jawaban dariku dia langsung menarik tanganku dan pergi .
Sesampainya di kantin, aku hanya melihat justin makan di depanku, berhadapan, ya sungguh manis melihatnya makan .. caranya dia mengunyah makanan, sungguh lucu melihatnya seperti anak kecil.
aku hanya tersenyum dan tertawa dalam hati.
" Kau tak mau makan selena"? .
"No.. justin tak perlu, aku sudah makan tadi, dan membawa bekal".
Justin hanya ber oh ria dan melanjutkan makannya.
Aku kembali memperhatikan dia yang asyik makan.Aku suka melihatmu seperti ini, kau seperti anak kecil yang sangat kelaparan.. begitu lahapnnya kau makan justin"..! ucapku.
" Kau ini ada ada saja" .. ucap pria itu
Aku tertawa geli, lalu bangkit dari kursi untuk memesan sesuatu." Ini untukmu sebagai pencuci mulut". Ucapku dengan memberinya ice cream rasa coklat, dan punyaku rasa matcha.
Justin hanya heran, dan menerimanya.
" Bagaimana kau tau, aku sangat menyukai ice cream rasa coklat"?.
" Aku tak mengetahuinya, hanya iseng membelikannya untukmu". Jelasku.
Justin hanya ber oh ria dan memakan ice cream pemberianku.
" Saat kecil, aku sering sekali merengek untuk di belikan ice cream rasa coklat pada ibuku, jika tak di belikan aku akan mengancam menangis sekeras mungkin agar ibuku membelikannya untukku".
Aku terkejut mendengarnya, dan tertawa.
" Kau tak seharusnya seperti itu pada ibumu justin".. ucapku." Ya seharusnya, tapi sejak kecil aku menyukai ice cream coklat ini, dan ketika aku pertama kalinya makan ini, aku selalu teringat ibuku. "
Wajah justin yang tadinya ceria, berubah menjadi sendu, tatapannya kosong, melamun, dan raut wajah yang sedih." Kau baik baik saja "? . Ucapku dengan nada khawatir .
Justin tak menjawab, dan kulihat matanya berkaca kaca. Oh tuhan dia laki laki,seharusnya dia tak seperti ini.. aku khawatir padanya melihatnya seperti ini."Aku permisi ke toilet, aku sangat buruk jika terlihat seperti ini di depanmu"!. ucap justin,dan dia bergegas beranjak pergi.
Aku hanya mengangguk,dan memikirkan apa yang terjadi dengannya,dia lebih suka terlihat sedih akhir akhir ini di hadapanku.Lamanya aku menunggu,dan akhirnya justin kembali menghampiriku.
" Kau sudah baikan"?
" Ya , lumayan, ayolah kita pulang, hari sudah semakin sore". Ajaknya.
Aku bergegas pergi dan mengikuti justin.
Di perjalanan aku hanya diam dan mengerti akan keadaannya saat ini.
Kudengar hanphone justin berbunyi dan dia mengangkatnya untuk menjawabnya.
"Oh.. baiklah kalau begitu".
Justin menutup telfonnya dan kembali menyetir.
" Ohh ya, apa kau di izinkan jika kau menginap di rumah temanmu selena "? tanya justin.
" Ya, aku di izinkan.. asalkan tidak pada saat musim ujian". ucapku.
" Kalau begitu, maukah kau menginap sehari di rumahku sekarang? aku sedang sendirian di rumah karena kakakku sedang pergi untuk urusan pernikahannya nanti".Jelasnya
"Ohh.. mmm baiklah kalau begitu, ". jawabku singkat.Sepuluh menit akhirnya sampai, di rumah justin .
Kulihat rumah nya besar, bertingkat tiga,dengan halaman luas, dinding yang ber cat putih menampilkan kesan mewah, dan tidak ketinggalan dengan gerbang berwarna hitam yang menjulang tinggi beberapa meter.
Ya kudengar justin adalah orang yang serba ada, tapi dilihat dengan penampilannya, justin lebih suka berpenampilan sederhana, katanya dia memang tidak suka berlebihan." Masuklah, selamat datang di rumahku, anggap saja rumah sendiri.. oh ya ucapan selamat untukmu karena kau adalah wanita yang pertama kali datang ke rumahku, karena aku tidak mengizinkan sembarang wanita ke rumahku". jelas justin