"Ngggggghh......."....
Sudah berapa lama aku tertidur?
Lalu, kenapa aku bisa ada di sini? Di kamar justin
Wajahku langsung bersemu merah ketika wajahku dan wajah justin berada begitu dekat, tidak terlalu dekat hanya beberapa jengkal saja.
Kurasakan tangannya berada di pipiku, menyentuhku dengan lembut sambil terlelap.
Jantungku berdegup kencang,perutku serasa ada yang menggelitik. Perasaan ku sungguh campur aduk sekarang.
Aku menyentuh tangannya yang menyentuh pipiku, dan menggenggamnya. Aku tak habis fikir justin seperti ini padaku, bahkan dia bersikap lembut dan selalu hangat padaku. Aku harap ini takkan berubah, aku bahagia bisa seperti ini bersamanya.Lamanya aku masih dengan posisi yang seperti ini, dan aku tak nyaman karena begitu pegal rasanya jika masih dalam posisi menghadap justin . Tapi aku tak tega jika merubah posisiku maka justin akan terganggu dan terbangun. Aku kasihan karena dia begitu kelelahan.
" Nggghhhhh..."... Tak sengaja aku mengerang karena aku sudah tak bisa berlama lama lagi seperti ini, dan justin membuka matanya, dan menatapku.
" Mmmm... kau bangun selena"?
"Ma... maaf, aku tak bermaksud membangunkanmu, tapi aku tak bisa lama lama dalam posisi seperti ini". ucapku cemas
" Hmmm.. tak apa, lagipula ini adalah waktunya untuk bangun karena kita sudah lama tertidur". jawab justin. Aku pun mencoba bangkit dan menggeliat berharap pegal yang sempat menyerang hilang seketika."Oh ya selena, terimakasih kau memberikan selimut ini padaku, dan maaf jika aku meninggalkanmu di taman tadi dan aku tertidur di sofa".
"Tak apa justin, lagipula kau bisa sakit jika tertidur dalam keadaan seperti itu, kau bisa masuk angin".Ucapku sambil tersenyum
Justin membalas senyumanku, dan menatapku lembut.
Tidak justin, kali ini aku tak akan tertipu lagi untuk yang ketiga kalinya karena pasti kau akan mengerjaiku lagi.
Aku mencoba tidak terpengaruh, dan bersikap biasa saja. Tapi justin mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku secara perlahan. Tuhan jangan biarkan justin melakukan ini, aku tak mau seperti ini lagi karena pasti akan berakhir dengan kejahilannya justin .
Aku mencoba memundurkan wajahku, karena justin masih tak berkutik ataupun menunjukan bahwa dia hanya sekedar bercanda padaku." Tidak selena, jangan menjauh". Ucapnya dengan nafas memburu.
Aku bingung harus bagaimana, kenapa tiba tiba justin seperti ini?
Nafasnya mulai terasa di wajahku,.dan bibirnya menyentuh bibirku dan menciumnya dengan lembut. Kurasakan jantungku berhenti seketika, dan aliran darahku terasa mengalir dengan cepat tak lupa juga perasaan menggelitik dalam perutku juga terasa kembali, dan kali ini lebih terasa menggelikan.
Aku tak membalas ciumanya, karena aku benar benar bingung, benar benar tak tahu harus bagaimana. Justin masih menciumku lembut dengan matanya yang terpejam.
JustinPov
Aku pun melepaskan ciumanku, yang tak bisa kutahan lagi sejak tadi. Ya aku mulai menyukai selena begitu saja padahal kami baru beberapa hari kenal dan bertemu. Entah ada perasaan apa, tapi aku begitu ingin memilikinya. Menyayanginya dengan tulus, dan menjaganya.
Kulihat dia tak berkutik sama sekali dan menatapku dengan penuh tanda tanya.
" Maaf selena, aku membuatmu terkejut . Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku menyukaimu dan menyayangimu , bahkan aku mulai mencintaimu". Ucapku lembut.
Dan selena masih dalam keadaan yang sama, menatapku dengan penuh kata kenapa.
Selena PovAku mencoba membuyarkan lamunanku tentang kejadian tadi, dan mulai mengendalikan diriku. Aku menatap justin dan menanyakan suatu hal padanya soal tadi.
" Justin, kenapa kau melakukan itu padaku"?
" Apa aku harus mengulang kata kataku? Aku ingin memilikimu, aku menyukaimu,menyayangimu, dan mulai mencintaimu selena".ucapnya lembut.
Tuhan, apa yang kudengar tadi? sejak kapan aku memiliki gangguan telinga sehingga aku bisa mendengar justin mengucapkan semua itu padaku? Jika ini mimpi aku tak ingin terbangun. Aku lebih memilih bermimpi panjang seperti ini daripada aku harus terbangun lalu semuanya hilang begitu saja. Dan jika sebaliknya, tolong jangan berakhir, justin aku juga memiliki hal yang sama denganmu.Justin hanya menatapku keheranan, karena aku memang masih belum percaya apa yang dia katakan tadi.
"Kau tak serius kan mengatakan ini padaku? Ayolah justin jangan bercanda lagi ". ucapku mencoba mengelak kata katanya.
"Apa ini yang namanya bercanda"? Justin mulai menciumku lagi, dan merubah posisiku yang tadinya sedang duduk menjadi di bawah, dan justin menindih ku di atas. Nafasnya terengah engah, tangannya mengunci tanganku di atas kepalaku dalam keadaan tertidur agar aku tak berkutik.
"Aku mencintaimu selena, dan aku tak berpura pura". Justin melepaskan ciumannya dan membenarkan posisiku dan posisinya menjadi seperti semula."Aku juga begitu justin, aku menyukaimu saat aku melihat penampilanmu bernyanyi di atas panggung, dan kau berhasil membuat virusnya menyebar padaku".Ucapku sambil tersenyum.
"Benarkah? memang benar jika berarti aku bisa memikat hatimu". ucap justin dengan senyum miringnya.
"Oh ya, ini sudah semakin sore dan kau harus pulang karena hari akan semakin menggelap".
Aku hanya mengangguk, dan bersiap siap untuk pulang ke rumah.
" Aku akan tunggu di bawah".Ucap justin sambil mengelus pipiku lembut.
Aku mengangguk mengerti dan tersenyum pada justinSesudah justin meninggalkanku, aku menarik nafas dalam dalam dan membuangnya pelan, dan mencoba mengendalikan diri seperti biasanya .
setelah sepuluh menit bersiap siap, akhirnya aku di antar justin pulang ke rumah.
"Mulailah bersikap normal seperti biasanya selena".ucap justin yang memecahkan keheningan.
"Aa... ah. memangnya aku tak bersikap normal"? tanyaku ragu.
" Ya, dan itu terlihat dari sikapmu".ucapnya
"Baiklah baiklah, aku akan biasakan diriku seperti biasanya".ucapku mengalah
"Good! itu baru pacarku".. ucap justin dengan senyum miringnya.Sepuluh menit di perjalanan, aku dan justin akhirnya sampai.
"Ohh jadi ini rumahmu"?.
"Yaps.. ". ucapku singkat.
"Ohh ok,.masuklah selena, dan besok akan ku jemput kau untuk sekolah nanti".ucapnya lembut
" Ummm.. of course justin".
" Tunggu".. ucap justin dengan menahan tanganku.
" Ada apa"? tanyaku heran
" Aku ingin kau menciumku dulu sebelum kau pergi, dan aku ingin kau yang memulainya duluan".ucap justin dengan senyum genitnya dengan alisnya yang terangkat satu.
"A... Ak aku yang memulainya"?
Tanyaku kaku.
"Tentu saja, bagaimana kau mau tidak? kalau kau menolak aku takkan menurunkanmu dari mobil sebelum kau mau melakukannya untukku".ancam justin sambil mengunci tiap pintu mobilnya.
Aku mulai muak dengan ini, dan tak bisa berbuat apa apa lagi.
"Ngggg.. baiklah baiklah, aku akan melakukannya".ucapku mengalah.
" Aku ingin kau tutup matamu justin".ucapku memerintahnya.
Dia tak menjawab, malah justin langsung melaksanakan perintahku.
Aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya, dan mulai mencium bibirnya lembut, justin membalas ciumanku dengan nafasnya yang memburu.
Aku melepaskan ciumanku dan tersenyum kecut pada justin."Kau ternyata berani melakukannya ya".ucapnya merayuku. Wajahku mulai terasa memerah dan ini pasti lebih merah dari biasanya.
"Turunlah, kau harus istirahat untuk besok di hari sekolah".
"Ummm... baiklah , bye justin".
"Bye baby".. balasnya lembut.
Kuturuni mobil,dan memastikan justin pergi dari pandanganku, lalu aku memasuki rumah." Emmm.. ternyata putri kesayangan mom mulai mengenal cinta nyatanya".
Aku terkejut dengan datangnya mom di hadapanku dengan tiba tiba.
"Mom.. ayolah, jangan seperti itu ". ucapku sambil tertawa.
" Dia tampan selena, dan bersikap lembut padamu, jangan kau sia siakan pria yang bersikap seperti itu padamu sayang".Ucap mom sambil mengelus kepalaku.
"Ummm.. aku takkan menyia nyiakannya mom". balasku
"Baiklah kau istirahat lah sayang, nanti mom siapkan makan malam".
Aku mengangguk dan menaiki tangga menuju kamar.
Setelah kumasuki kamarku, aku mengeluarkan benda yang di berikan justin padaku, dan menggantungkannya di dekat ranjangku. Masih teringat saat saat aku berada di rumahnya justin sampai saat ini.
Aku tersenyum dalam hati dan mulai merentangkan tubuhku di ranjangku.I LOVE You Justin..
Ucapku dalam hati.